Tunisia Pecat Menkes Atas Lonjakan Kasus COVID-19

Mehdi dituding sebabkan perebutan vaksin COVID-19

Tunis, IDN Times - Pemerintah Tunisia mencopot Menteri Kesehatan Faouzi Mehdi lantaran dituding lalai dalam menjalankan tugasnya menangani pandemik COVID-19. Bahkan Mehdi juga disalahkan atas lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di Tunisia belakangan ini dan membuat kolapsnya sistem kesehatan. 

Bahkan diketahui negara Afrika Utara tersebut telah berjuang keras dalam menangani pandemik COVID-19, baik untuk menangani pasien maupun untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang semakin langka. 

1. Menkes Faouzi Mehdi dianggap lalai dalam menangani COVID-19

Tunisia Pecat Menkes Atas Lonjakan Kasus COVID-19Menteri Kesehatan Tunisia Faouzi Mehdi. (twitter.com/tunpost)

Pada hari Selasa (20/07/2021) Perdana Menteri Tunisia Hichem Mechichi memutuskan untuk mencopot Menkes Faouzi Mehdi yang disebut tidak bisa menangani pandemik COVID-19. Bahkan Mehdi juga dituding menjadi penyebab meningkatnya kasus COVID-19 di negara Afrika Utara tersebut dalam beberapa minggu ini. 

Sebelumnya Mehdi juga sudah menyebutkan jika sistem kesehatan di Tunisia sudah kolaps dan tidak sanggup menangani pandemik. Sementara Mechichi juga menyalahkan Mehdi lantaran kebijakannya justru memperburuk situasi dan disalahkan lantaran program vaksinasi di Tunisia yang begitu lamban, dikutip dari laman Arab News

2. Adanya perebutan suplai vaksin COVID-19 di Tunisia

Baca Juga: Warga Tunisia Protes Kekerasan Polisi di Area Kelas Pekerja

Pencopotan Mehdi dari jabatannya juga ditengarai kebijakannya yang membuka tempat vaksinasi bagi seluruh penduduk di atas 18 tahun. Hal tersebut menyebabkan kerumunan dan kerusuhan untuk memperebutkan pasokan vaksin COVID-19 yang tersedia. Bahkan PM Mechichi menganggap kebijakan yang diterapkan Mehdi sebagai tindakan populis dan kriminal. 

Meskipun pemerintah menyalahkan menkes atas kelangkaan oksigen di Tunisia, salah satu pengurus NGO di Tunisia bernama Selim Kharrat mengklaim bahwa pemerintah sudah diinformasikan mengenai potensi kelangkaan oksigen sejak beberapa bulan lalu. Akan tetapi pihak pemerintah tetap gagal dalam mengatasi kemungkinan buruk tersebut. 

Sementara Selim Kharrat menduga bahwa pemecatan Menkes Mehdi merupakan bentuk upaya pemerintah mengambinghitamkannya dan melindungi perdana menteri, dilansir dari laman RT

3. Tunisia kewalahan menangani lonjakan COVID-19

Dilansir dari Reuters, pandemik COVID-19 di Tunisia yang sudah berjalan 1,5 tahun telah memperburuk krisis ekonomi sejak 2011 lalu dan bahkan membuat negara tersebut tengah berada di ujung kebangkrutan. Tingginya kasus COVID-19 ini juga membuat beberapa negara Eropa dan Arab memberikan bantuan ke negara Afrika Utara tersebut yang tengah kewalahan. 

Sementara melonjaknya kasus COVID-19 di Tunisia dalam beberapa minggu ini menyebabkan setidaknya 18 ribu kematian dan lebih dari 550 ribu kasus COVID-19. Sedangkan tingkat vaksinasi di Tunisia diketahui cukup lambat dan baru 940 ribu orang yang mendapat suntikan vaksin penuh dari total 11,6 juta penduduknya.

Meskipun begitu, dikutip dari Africa News, banyak warga Tunisia yang menghindari divaksin Sinopharm dan AstraZeneca lantaran tidak diakui oleh otoritas kesehatan Eropa. Pasalnya warga Tunisia takut mengalami kesulitan apabila mengunjungi sanak keluarganya di Eropa. 

Baca Juga: Prank Pakai Vaksin COVID-19, Acara TV Tunisia Dikecam WHO

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya