Tunisia Tutup Stasiun TV yang Kerap Kritik Presiden

Disebut membatasi media di Tunisia

Jakarta, IDN Times - Regulator Media Tunisia (HAICA) pada Rabu (27/10/2021) memutuskan untuk menutup beberapa media milik oposisi di negaranya. Menurut HAICA, stasiun televisi dan radio tersebut telah melakukan siaran secara ilegal karena tidak memiliki izin resmi. 

Sebelumnya, stasiun televisi Zaytouna sudah dilarang untuk mengudara setelah tidak memiliki izin. Bahkan, media yang memiliki hubungan dengan Partai Ennahdha itu disebut dijadikan sebagai media untuk memberikan pengaruh politik. 

1. HAICA tutup stasiun televisi dan stasiun radio di Tunisia

Anggota pengurus HAICA, Hichem Senoussi, mengumumkan penutupan tiga media di Tunisia yang meliputi dua stasiun televisi dan satu stasiun radio. Ketiganya dituding telah beroperasi bertahun-tahun tanpa memiliki lisensi resmi untuk beroperasi.

Stasiun televisi yang dihentikan izinya adalah Nessma TV dan Quran Kareem, yang merupakan stasiun radio berisikan konten religi. Bahkan, pihak kepolisian sudah mendatangi kantor dan melakukan penyitaan sejumlah peralatan untuk melakukan siaran. 

Senoussi menduga keduanya dengan sengaja menghiraukan hukum lisensi sebab mendapatkan pendanaan untuk kepentingan politik dari sejumlah partai, seperti Ennahdha dan Qalb Tounes, dikutip dari Associated Press

Baca Juga: Presiden Tunisia Pecat Dubes Tunisia untuk AS

2. Media dimiliki oleh anggota parlemen dan pemimpin partai politik oposisi

Dilansir dari DW, HAICA selama ini menyebut Nessma TV dan Quran Kareem merupakan alat politik untuk memberikan pengaruh politik di Tunisia. Upaya itu dilakukan bahkan sebelum Kais Saied menjabat sebagai Presiden Tunisia. 

"Nessma TV dimiliki oleh pemimpin Partai Heart of Tunisia yakni Nabil Karoui, di mana menunjukkan kontennya mengarah pada pemimpin partai itu. Hal ini mencoreng prinsip kebebasan komunikasi audio visual" ujar HAICA. 

Selain Nabil Karoui, mantan PM Italia Silvio Berlusconi juga memiliki setengah saham Nessma. Sedangkan Quran Kareem dimiliki oleh Said Jaziri yang merupakan anggota parlemen dari Partai Errahma. 

Diketahui, Nabil Karoui sudah ditangkap oleh otoritas Aljazair pada awal September lalu, setelah berusaha melarikan diri dari negaranya. Ia tertangkap bersama saudaranya Ghazi Karoui lantaran masuk secara ilegal ke Aljazair. 

3. Saied kerap dikritik membatasi hak dan kebebasan pers

Kedua media itu kerap memberikan kritik kepada Presiden Saied, terutama berkaitan dengan hak dan kebebasan pers. Mereka juga menuding pemerintahan Saied telah mencoreng demokrasi di Tunisia, dilaporkan dari Associated Press

Di samping itu, Saied diduga berusaha untuk memperkuat kekuasaannya di Tunisia dan menyebut semua kritikan sebagai kudeta. Ia juga menangkap dan melarang perjalanan ke luar negeri bagi para hakim, anggota parlemen, dan pebisnis. Hal ini dilakukan dengan dalih meringkus korupsi. 

Pemerintahan Saied kerap dikritik karena tata kelola yang buruk, tingginya korupsi, kesalahan manajemen ekonomi, serta pandemik COVID-19 yang memperburuk situasi domestik. 

Tunisia dan sejumlah negara Afrika Utara lain diketahui sudah mengarah ke demokrasi setelah peristiwa Arab Spring di tahun 2011.

Baca Juga: Tunisia: Warga Protes Perebutan Kekuasaan Presiden Saied

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Novaya

Berita Terkini Lainnya