Twitter Hapus Ratusan Akun Asal Iran Saat Debat Pertama Capres AS

Cegah adanya campur tangan asing

Washington D. C, IDN Times - Pada hari Rabu (30/09) perusahaan media sosial asal AS, Twitter menghapus ratusan akun yang diduga berasal dari Iran. Keputusan ini diambil sebagai langkah antisipasi terkait segera bergulirnya debat calon presiden AS pada bulan Oktober 2020 ini. 

Akun tersebut disinyalir mencoba untuk mengganggu perbincangan publik mengenai debat capres pertama AS antara Presiden Donald Trump dan penantang dari Partai Demokrat, Joe Biden, dikutip dari The Globe and Mail

1. Twitter telah menghapus sekitar 130 akun palsu dari Iran

Mengutip dari The Globe and Mail, Pihak Twitter sudah menghapus sekitar 130 akun penggunanya. Sesuai dengan keterangan intelijen di bawah FBI, ditemukan bahwa akun-akun tersebut berasal dari Iran. Sebenarnya akun-akun tersebut justru tidak memiliki antusias yang tinggi dan tak berdampak pada perbincangan publik. 

Namun ada salah satu akun yang mengajak publik untuk tidak melihat jalannya debat dua pasang calon presiden. Pada akun tersebut menunjukkan kata "are You watching For Fun too?"

Sebelum kejadian ini, Twitter juga pernah menghapus sekitar 2600 akun yang berasal dari Iran, tepatnya pada bulan Februari 2019 lalu. Hal ini juga dilakukan guna tidak adanya gangguan dari pihak luar saat pemilu pertegahan, dikutip dari Engadget

Baca Juga: Thailand Gugat Facebook, Twitter, dan Google atas Pengabaian Konten

2. Twitter bekerjasama dengan Facebook untuk menghapus akun palsu

Twitter Hapus Ratusan Akun Asal Iran Saat Debat Pertama Capres ASIlustrasi logo sosial media Instagram, Facebook dan Twitter. unsplash.com/@dole777

Menurut Reuters, pada minggu lalu, pihak Twitter menggandeng Facebook Inc untuk mengidentifikasi dan menghapus 350 akun yang kemungkinan bisa digunakan oleh intel Rusia. Pihak Rusia dapat saja menggunakan akun tersebut untuk membocorkan dokumen penting yang sebagai upaya mengacaukan pemilihan umum di Amerika Serikat. 

Kedua perusahaan sosial media besar tersebut mengaku jaringan tersebut sudah berhasil diidentifikasi oleh FBI. Serta berkata bahwa pihak asing dan pelaku kriminal siber dapat saja menyebarkan informasi palsu mengenai pemilu 3 November nanti. 

3. Sudah mengantisipasi adanya hacker dari negara lain

Sejak tahun 2018 lalu, pihak intelijen AS sudah memrediksi akan adanya serangan dari hacker yang berasal dari Rusia, Tiongkok, Iran dan Korea Utara. Para pembobol dari empat negara tersebut telah menargetkan untuk mengacaukan pemilihan umum AS di tahun 2020 ini. 

Melansir dari Arab News, Iran dan Tiongkok berusaha untuk ikut campur dalam pemilu AS yang akan datang untuk memenangkan Joe Biden. Sementara, Rusia tetap mendukung kemenangkan kembali Donald Trump sebagai presiden AS. 

Baca Juga: Hastag Innalillahi dan Nama Pudori Trending di Twitter, Siapa Dia?

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya