Ukraina Kecam Kanada karena Kembalikan Turbin Pipa Nord Stream

Keputusan yang menurut Ukraina menguntungkan Rusia

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Ukraina, pada Senin (11/7/2022), mengecam keputusan Kanada untuk mengembalikan turbin pipa Nord Stream 1 ke Jerman. Keputusan ini dianggap menyalahi sanksi yang diterapkan negara-negara Barat kepada Rusia atas invasi ke Ukraina. 

Di saat yang sama, Rusia sudah menutup pipa Nord Stream 1 dengan alasan untuk perawatan selama sepuluh hari. Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran, sebab pipa tersebut menjadi sarana pengiriman gas utama Rusia ke Eropa dan berdampak pada kurangnya pasokan gas. 

1. Zelenskyy sebut keputusan Kanada bisa sangat berbahaya

Kecaman tersebut diutarakan langsung oleh Presiden Volodymyr Zelenskyy, yang meminta agar Kanada mencabut keputusannya untuk mengembalikan turbin Rusia ke Jerman. Ia menambahkan, keputusan ini tidak dapat diterima dan akan menguntungkan Rusia. 

"Apabila negara teroris dapat keluar dari pengecualian dan sanksi, lantas pengecualian apa yang akan dilakukan besok atau hari setelah setelah besok? Ini adalah keputusan yang berbahaya, tidak hanya bagi Ukraina, tapi juga bagi semua negara demokratis di seluruh dunia," kata Zelenskyy, dikutip dari CBC News

"Tentu saja, keputusan kepada satu turbin ini akan menyulut berbagai masalah lainnya. Namun, ini masih bisa diperbaiki dengan mencabut kembali keputusan itu. Rusia tidak pernah memainkan peran dalam sektor energi dan mereka tidak akan bermain, kecuali jika mereka melihat kekuatan," sambung Zelenskyy. 

Baca Juga: Ratusan Tentara Siberia, Rusia Tolak Perintah Berperang di Ukraina

2. Ukraina panggil perwakilan di Kanada

Pemerintah Ukraina sudah memanggil perwakilan Kanada di negaranya, Larisa Galadza. Padahal perwakilan tersebut umumnya memiliki tugas untuk menggantikan kedutaan besar yang absen di suatu negara. 

Dubes Ukraina di Ottawa menginginkan agar Kanada berpikir ulang dan mengurungkan keputusan tersebut yang, dianggap bisa sangat berbahaya. 

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri AS, Ned Price, mengungkapkan kesepakatannya dengan Kanada. Pasalnya, Kanada dan AS sudah mengupayakan agar negara-negara Eropa bisa mengurangi ketergantungan energi dari Rusia dengan cara lain. 

Sedangkan, pengembalian turbin ini hanya berlaku untuk sementara dan nantinya bisa mengembalikan pengiriman energi ke Jerman dan negara-negara Eropa lainnya, yang masih membutuhkan pasokan gas alam. 

3. Jerman khawatir Rusia setop kiriman gas ke negaranya

Kekhawatiran terhadap kurangnya pasokan gas pada musim dingin di Jerman terus meningkat. Pasalnya, Rusia dapat memberikan ancaman dengan mengurangi pengiriman gas alam ke Jerman. 

Menurut keterangan Presiden Asosiasi Kamar Dagang dan Industri Jerman Peter Adrian, krisis gas tak hanya berdampak pada seluruh warga yang membutuhkan penghangat di rumahnya, tapi juga perusahaan dan industri besar di Jerman, dilaporkan Deutsche Welle

Adrian juga menambahkan, krisis ini bisa berujung pada terjadinya resesi dan diprediksi menjatuhkan ekonomi hingga 10 persen. 

"Waktu terus berjalan dan sebagai bisnis, kami harus berpikir tentang skenario terburuk yang bisa saja terjadi. Peringatan bencana akan diketahui setelah Rusia kembali mengirimkan suplai gas atau tidak pada 21 Juli nanti," kata dia. 

Pemerintah Jerman sudah mengupayakan pembangunan terminal mengapung, sebagai alternatif untuk menerima LNG. Sayangnya, rencana tersebut kemungkinan tidak akan selesai pada musim dingin nanti.  

Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya Sejak 1991, Jerman Alami Defisit Perdagangan

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya