Uni Eropa dan AS Geram karena Serbia-Rusia Jalin Kesepakatan Baru

AS gak mau ada negara yang bekerja sama dengan Rusia

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS), pada Senin (26/9/2022), mempertanyakan soal perjanjian Rusia-Serbia. Pasalnya, Serbia diketahui berkeinginan masuk dalam anggota Uni Eropa, tapi juga ingin menjaga hubungan baik dengan Rusia. 

Setelah pecahnya perang Rusia-Ukraina pada Februari lalu, Serbia diketahui tetap menjaga hubungan baik dengan Rusia. Bahkan, negara Balkan itu menolak memberikan sanksi kepada Rusia meski terus mendapat tekanan dari Barat. 

1. UE tanggapi serius perjanjian baru antara Serbia-Rusia

Keterangan di atas diungkapkan oleh Juru Bicara Komisi Eropa, Peter Stano. Ia menyebut bahwa konsultasi Rusia-Serbia beberapa waktu lalu adalah bentuk penguatan hubungan diplomatik. 

"Perjanjian Serbia-Rusia adalah sebuah tanda jelas terkait intensi mereka untuk memperkuat hubungan diplomatik kedua negara. Ini menimbulkan banyak pertanyaan serius," papar Stano, dikutip Reuters.

"UE sudah jelas menyampaikan pada negara yang ingin bergabung agar relasi dengan Rusia saat ini tidak seperti bisnis biasa. Serbia yang mendeklarasikan aksesi UE sebagai prioritas strateginya harus seimbang dengan kebijakan Eropa, termasuk masalah kebijakan luar negeri. Kami akan menanggapi masalah ini dengan serius," tambahnya. 

Baca Juga: Ogah Akui Referendum Rusia di Ukraina, Serbia: Melanggar Piagam PBB!

2. Kedubes AS minta Serbia beri penjelasan soal perjanjian Serbia-Rusia

Di sisi lain, Duta Beasr AS di Serbia, Christoper Hill, mengatakan bahwa Washington menginginkan Belgrade menjelaskan apa kesepakatan yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Serbia dan Rusia ketika bertemu di New York pekan lalu. 

"Tidak boleh ada pihak yang menandatangani perjanjian apa pun dengan Rusia pada saat ini. Kami menemukan bahwa hal ini sulit dimengerti, tapi kami ingin mendengar penjelasan lebih lanjut," ungkap Hill, dilansir dari N1.

"Perjanjian yang ditandatangani dengan Rusia adalah hal mengejutkan dan berbanding terbalik dengan pertemuan konstruktif di New York dengan pejabat Serbia. Persetujuan dengan Rusia adalah langkah salah dan berbalik dari aspirasi Serbia menuju ke Eropa," tambahnya. 

3. Serbia-Rusia setujui rencana konsultasi tahun 2023-2024

Perjanjian ditandatangani oleh Menlu Serbia Nikola Selakovic dan Menlu Rusia Sergei Lavrov pada Jumat (23/9/2022) ketika menghadiri Majelis Umum PBB di New York. Dokumen empat halaman tersebut dijuluki sebagai 'Rencana Konsultasi' dan disebut sebagai agenda pertemuan kedua negara pada 2023-2024. 

Di sela-sela Majelis Umum PBB, Presiden Serbia Aleksandar Vucic juga menyempatkan bertemu dengan Lavrov. Keduanya setuju dalam memfokuskan pada pembangunan dinamis dari hubungan Serbia-Rusia, dilaporkan Associated Press.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Serbia, Aleksandar Vulin, menyatakan bahwa Serbia akan terus meningkatkan kerja sama dengan Rusia, yang tidak hanya menghargai masa lalu, tapi juga bertanggung jawab dalam keputusan di masa depan. 

Selama ini, Serbia dikenal sebagai sekutu terdekat Rusia di kawasan Balkan. Namun, Rusia disebut berusaha mengalihkan isu dengan mengganggu kestabilan Balkan dan memanfaatkan tensi Serbia-Kosovo dan Bosnia-Herzegovina. 

Baca Juga: Pria Nazi yang Sakit Jiwa Serang di Sekolah Rusia, 17 Orang Tewas 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya