Uni Eropa Sanksi Istri dan Anak Ortega atas Pelanggaran HAM

Kembali memberlakukan sanksi kepada pejabat Nikaragua

Managua, IDN Times - Uni Eropa resmi memberikan kembali sanksi kepada Nikaragua yang dipimpin rezim Daniel Ortega pada Senin (2/8/2021). Kali ini delapan orang pejabat dalam pemerintahan Nikaragua mendapatkan hukuman terkait dengan dugaan kekerasan dan pelanggaran HAM kepada rakyat negaranya. 

Sebelum Uni Eropa, AS dan Kanada sudah memberlakukan sanksi kepada Nikaragua terkait dengan penangkapan puluhan orang yang menentang Daniel Ortega. Bahkan menjelang pemilu November mendatang, Ortega juga menangkap seluruh kandidat presiden oposisi. 

1. Istri dan anak Daniel Ortega dijatuhi sanksi dari Uni Eropa

Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi kepada delapan pejabat di lingkungan pemerintahan Nikaragua. Bahkan sanksi ini juga menyasar ibu negara Nikaragua, sekaligus Wakil Presiden Rosario Murillo dan anak Daniel Ortega bernama Juan Carlos Ortega Murillo lantaran dituding melakukan aksi kekerasan dan pelanggaran HAM terhadap rakyat beserta politisi oposisi di negara Amerika Tengah tersebut. 

Nama dua keluarga Ortega tersebut dimasukkan lantaran termasuk dalam kepala Pergerakan Sandinista pada 4 Mei 2020 lalu. Sementara, anak Ortega bernama Juan Carlos Ortega Murillo merupakan pemilik dari salah satu stasiun televisi utama di Nikaragua bernama Canal 8, dikutip dari DW

Dilaporkan dari La Prensa, selain istri dan anak Presiden Ortega, enam pejabat dalam pemerintahan Nikaragua yang ikut terjerat sanksi meliputi, Bayardo Arce sebagai asesor ekonomi, Ana Julia Guido sebagai jaksa agung, Gustavo Porras selaku presiden parlemen, Fidel Dominguez selaku kepala polisi Departemen Leon, dan Juan Valle Valle sebagai kepala Departemen Kekerasan dan Patroli Kepolisian Nasional. 

2. Sanksi berupa pembekuan aset, larangan perjalanan dan hubungan bisnis dengan Eropa

Baca Juga: Uni Eropa Lirik Potensi Perdagangan dan Investasi di Sumatra Selatan

Dilansir dari The Guardian, Uni Eropa menuturkan bahwa sanksi ini termasuk pembekuan aset dan larangan bagi pejabat tersebut untuk bepergian ke Eropa. Pihak UE juga mengatakan, "Sanksi kepada delapan pejabat ini didesain agar tidak berdampak kepada penduduk Nikaragua ataupun perekonomian Nikaragua."

Adanya sanksi kepada delapan pejabat ini, maka kini total petinggi pemerintahan Nikaragua yang mendapat sanksi dari UE mencapai 14 orang. Nantinya tidak boleh ada warga dalam 27 negara Uni Eropa ataupun perusahaan yang dapat berhubungan dengan pejabat Nikaragua yang dikenai sanksi. 

Padahal selama beberapa bulan ini, Uni Eropa sudah mendesak rezim Ortega untuk membangun dialog dengan oposisi untuk menjamin proses demokrasi di negaranya. Namun Managua selama ini tidak menghiraukan permintaan dari UE dan membuat Brussels memberikan sanksi lebih kepadanya, dikutip dari El Pais

3. Mendapat dukungan dari Pengawas HAM Amerika

Menanggapi sanksi dari UE yang dtujukan kepada pejabat Nikaragua, kepala Pengawas HAM Amerika Jose Miguel Vivenco menyambut baik dengan aksi ini. Pasalnya Pemerintah Nikaragua selama ini dianggap melewati batas dalam melanggar hak asasi manusia warganya dan sejumlah pihak yang menentang pemerintah, dikutip dari La Prensa

Sementara sanksi UE kepada Nikaragua pertama kali dijatuhkan pada Oktober 2019, terkait respon represi yang dilakukan Ortega kepada lawannya, media, dan masyarakat sipil. Sedangkan enam orang pertama yang masuk dalam daftar hitam UE termasuk asisten pribadi Daniel Ortega, kepala penjara, kepala dan deputi kepala polisi nasional. 

Sebelumnya Amerika Serikat juga sudah memberikan sanksi dan larangan visa bagi seluruh pejabat Nikaragua di tengah krisis politik. Sedangkan Organisasi Negara Amerika (OAS) mendesak rezim Ortega untuk membebaskan seluruh tahanan politik dan memastikan penyelenggaran pemilu yang adil dan bebas, dilansir dari Al Jazeera

Baca Juga: Ulat Hong Kong Jadi Menu Baru di Uni Eropa

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya