Warga Ceko Gelar Demonstrasi Akbar Antipemerintah

Minta pemerintah perhatikan ekonomi dalam negeri

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Republik Ceko menggelar demonstrasi akbar anti-pemerintah di Praha pada Minggu (16/4/2023) sore. Mereka menganggap bahwa pemerintah lebih condong membantu Ukraina dalam melawan Rusia ketimbang memikirkan kondisi inflasi dalam negeri. 

Pada tahun lalu, warga Ceko sudah beberapa kali menggelar aksi protes anti-pemerintah dan memintanya untuk mundur. Protes yang diikuti oleh sekitar 70 ribu simpatisan tersebut diorganisir oleh beberapa pemimpin partai sayap kanan, termasuk Partai Komunis Ceko. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Terima Kunjungan PM Republik Ceko di Istana Bogor

1. Demonstran memrotes tingginya inflasi di Republik Ceko

Demonstrasi yang diikuti ribuan warga di Praha ini digelar untuk memrotes tingginya inflasi di negaranya. Aksi ini diorganisir oleh kelompok yang dipimpin Jindrich Rajchl yang menyalahkan Uni Eropa (UE) dan pemerintah atas situasi terkini. 

"Kami menginginkan pemerintah mundur. Kami berdiri di sini untuk negara kami," tutur Rajchl, dikutip Associated Press.

Ia pun menyuarakan akan menggelar kembali demonstrasi yang lebih besar apabila pemerintah tidak mengabulkan permintaannya pada musim semi dan musim panas. Rajchl juga menolak bahwa kelompoknya punya pandangan pro-Rusia. 

Meskipun, mayoritas demonstran menolak keputusan pemerintah terkait pandangan soal perang Rusia-Ukraina. Bahkan, terdapat petisi dari demonstran yang menginginkan negaranya keluar dari NATO. 

Baca Juga: PM Ceko Usai Bertemu Jokowi: IKN Proyek Ambisius, Saya Tak Sabar

2. Ribuan demonstran dirikan tenda di depan gedung pemerintahan

Setelah aksi protes, belasan ribu demonstran berjalan menuju ke Kantor Pemerintahan Ceko di Mala Strana untuk menyuarakan aksinya. Bahkan, para demonstran mendirikan tenda untuk menginap di luar gedung hingga Senin (17/4/2023). 

Dilaporkan RFI, salah seorang demonstran bernama Ludek Sic mengatakan bahwa pemerintah harus digantikan oleh orang yang benar-benar ahli. Ia menganggap menteri yang ada sekarang tidak mampu menyelesaikan masalah ekonomi. 

Pendemo bernama Renata Urbanova berpendapat bahwa pemerintah Ceko saat ini dipenuhi orang yang bersimpati pada perang. Ia menganggap bahwa mereka membuat kami terdampak secara ekonomi, sehingga harga energi sangat mahal, begitu pula dengan makanan. 

Pada Maret lalu, Partai PRO yang baru dibentuk mengadakan demonstrasi yang bertajuk 'Ceko Melawan Kemiskinan'. Mereka menyuarakan naiknya defisit anggaran publik dan buruknya komunikasi dengan warga. 

Baca Juga: Pengawas Internet Ceko Sebut TikTok sebagai Ancaman Negara

3. Terdapat kasus tewasnya 3 diplomat Ceko dalam 5 bulan

Menteri Luar Negeri Ceko, Jan Lipavsky mengirimkan surat kepada stafnya untuk meminta mereka memiliki kehidupan pribadi dan pekerjaan yang berimbang. Ini setelah adanya tiga diplomat Ceko yang berusia antara 46-55 tahun tiba-tiba meninggal dalam 5 bulan terakhir. 

Ia pun menyuarakan agar pegawai tidak meremehkan pentingnya memperhatikan kondisi fisik dan kesehatan mental. Lipavsky juga menyebut bahwa posisi diplomat memang sangat sulit dan harus terisolasi dari keluarga. 

"Jangan lupa bahwa setiap pekerjaan, termasuk pekerjaan kita memiliki nilai dan ambisi tersendiri, tapi ada pula batasan kesehatan yang perlu diperhatikan. Rekan kita terkadang harus bekerja, bahkan di zona perang di bawah keamanan yang ketat dengan pembatasan mobilitas di negara tersebut," tulisnya, dikutip Politico.

Lipavsky juga berjanji akan memberikan perubahan agar diplomat dapat mengimbangi tekanan dalam pekerjaan. Nantinya, akan diberikan pendampingan psikologis kepada diplomat dan keluarganya. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya