Warga Moldova Demo Desak Mundurnya Anggota Parlemen Pro Rusia

Masih bergejolaknya politik di Moldova

Chisinau, IDN Times - Pada hari Minggu (06/12) puluhan ribu warga Moldova memadati ibukota Chisinau untuk menyuarakan aksinya dalam menuntut mundur anggota parlemen yang pro terhadap Rusia. Para pendemo tersebut merupakan pendukung dari presiden terpilih Maia Sandu yang akan memerintah negara Eropa Timur tersebut pada bulan Desember ini.

Para pendemo tersebut juga menuduh parlemen yang bersimpati terhadap Igor Dodon tersebut tidak mau mengakui kekalahannya dalam pemilu bulan lalu. Serta pendukung mendesak diadakannya pemilu parlementer untuk menangani kasus ini.

1. Meminta diadakannya pemilihan umum parlementer

Sekitar 20 ribuan warga Moldova memadati pusat kota Chisinau pada hari Minggu (06/12) untuk melakukan aksi demonstrasi menuntut mundurnya anggota parlemen. Maka dari itu para pendemo yang merupakan pendukung dari presiden terpilih Maia Sandu tersebut meminta diadakannya pemilihan parlemen ulang sesuai dengan permintaan Maia Sandu.

Melansir dari Euronews, para pendemo juga tetap mematuhi aturan kesehatan yang berlaku di negaranya saat ini dengan menggunakan masker. Selain itu mereka juga mengucapkan kata, "Mundur, lakukan pemilihan ulang, atau jatuhkan para pencuri, jatuhkan para koruptor"

2. Meminta dipercepatnya pelantikan Maia Sandu

Warga Moldova Demo Desak Mundurnya Anggota Parlemen Pro RusiaMaia Sandu saat melakukan orasi. instagram.com/maia.sandu/

Melansir dari DW, protes yang dilakukan ini juga didorong penolakan Maia Sandu yang baru saja terpilih sebagai presiden Moldova usai mengalahkan calon petahana Igor Dodon dalam pemilu yang digelar bulan November lalu. Bahkan presiden terpilih pro Uni Eropa tersebut menyerukan agar pemerintah saat ini sebaiknya mengundurkan diri. 

"Kita tidak akan berhenti sampai kita membersihkan para pejabat yang korup. Pemilihan umum mendesak untuk dilakukan dan jadi jalan tercepat untuk membuat melengserkan para anggota pemerintahan"

Salah satu anggota legislatif oposisi Alexander Slusari yang mendukung para pendemo juga menuntut dipercepatnya pelantikan Sandu pada tanggal 10 Desember 2020, agar mempercepat pengadilan konstitusi dalam menyatakan kemenangannya. Namun acara pelantikan baru akan digelar tanggal 24 Desember 2020 mendatang.

Ia juga mengatakan, "Kita tidak dapat menunggu inagurasi presiden yang baru akan digelar pada tanggal 24 Desember. Igor Dodon bisa saja berbuat apapun dalam dua atau tiga minggu ini"

Baca Juga: Pemilihan Presiden Moldova Dibayangi Pengaruh Rusia dan Uni Eropa

3. Adanya pemindahan kekuasaan badan intelijen ke tangan parlementer

Warga Moldova Demo Desak Mundurnya Anggota Parlemen Pro RusiaSuasana demonstrasi di Moldova pada hari Minggu (06/12). instagram.com/maia.sandu/

Sementara itu demonstrasi dan dorongan agar anggota parlemen untuk mengundurkan diri disebabkan upaya pemindah kekuasaan badan intelijen dari presiden ke parlementer. Atas hal tersebut Maia Sandu merasa pemerintahan saat ini berupaya untuk melemahkan dirinya sebelum ia menjabat sebagai presiden, dilansir dari New Europe

Di lain sisi, parlemen yang masih didominasi dari partai pro Rusia disebut belum mau mengakui kekalahan dari Igor Dodon dalam pemilihan presiden lalu. Bahkan Sandu juga menyebut Dodon tak mau mengakui kekalahannya. 

Sejak memisahkan diri dari Uni Soviet, Moldova telah dipecah oleh pandangan untuk mendekatkan diri ke Uni Eropa atau tetap menjaga hubungan kedekatan dengan Moskow. 

Baca Juga: Presiden Baru Moldova Desak Rusia Tarik Tentara dari Negaranya

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya