5 Peristiwa Terkait Perubahan Iklim Sepanjang Agustus 2021

"Alarm global" terus berbunyi

Jakarta, IDN Times - Realitas perubahan iklim yang mengkhawatirkan terus terlihat dalam beberapa pekan terakhir. Mulai dari bencana dahsyat hingga fenomena alam tidak biasa yang terpampang sebagai berita utama, hampir semuanya dikaitkan pada dampak yang tercipta dari pemanasan global.

Para ilmuwan mengaku cukup terkejut dengan situasi kritis yang meningkat parah sejak bulan Juli lalu dan bahkan mengklaimnya sebagai Juli terpanas di dunia yang pernah tercatat. Situasi itu pun sepertinya juga tidak jauh berbeda dengan yang terjadi sepanjang Agustus. Kira-kira peristiwa penting terkait perubahan iklim apa sajakah yang telah tercatat di bulan ini? Berikut rangkumannya.

1. Kebakaran besar di sejumlah wilayah dunia

5 Peristiwa Terkait Perubahan Iklim Sepanjang Agustus 2021Ilustrasi Kebakaran (IDN Times/Mardya Shakti)

Kebakaran dahsyat terjadi di berbagai belahan dunia sejak akhir Juli hingga sepanjang Agustus 2021, membumi hanguskan berhektar tanah dan juga pemukiman warga.

Mulai dari Kanada, Amerika Serikat, Turki, Yunani, Makedonia Utara, Aljazair, Italia, Siprus, hingga Rusia - yang asapnya mencapai kutub utara untuk pertama kalinya dalam sejarah, semuanya mengalami kebakaran di waktu yang hampir berdekatan. Beberapa bahkan terus berlanjut hingga detik ini. Akibat bencana kebakaran hutan yang dahsyat, hampir semua wilayah di Eropa Selatan kini diliputi oleh peringatan risiko kebakaran "ekstrim" atau “sangat ekstrim", serta kekhawatiran akan datangnya kekeringan.

Mengutip CNN, meskipun ada banyak faktor yang mempengaruhi kebakaran hutan, tetapi perubahan iklim memiliki peran penting untuk membuat kondisi menjadi lebih besar dan lebih sering terjadi bahkan di tempat-tempat yang tidak terlalu umum. Kebakaran besar tersebut telah menggarisbawahi dampak destruktif dari pemanasan global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

2. Kenaikan suhu ekstrim yang tidak biasa

5 Peristiwa Terkait Perubahan Iklim Sepanjang Agustus 2021Ilustrasi perubahan iklim. Sumber: Pixabay.com/geralt

Seperti halnya Juli yang ditetapkan sebagai bulan terpanas, kenaikan suhu ekstrim pun masih tetap terasa sepanjang Agustus ini. Akibat dari kebakaran hutan, sejumlah negara harus merasakan gelombang panas yang intens, kering dan berangin.

Di Turki misalnya, kebakaran awal Agustus telah menyebabkan intensitas panas empat kali lebih tinggi dari rekor harian nasional sebelumnya. Sementara di Italia tepatnya kepulauan Sisilia, panas yang menghantam disebut mencatatkan rekor tertinggi di Eropa.

Dampak iklim juga menyebabkan naiknya suhu kota-kota di seluruh Asia Timur termasuk pada awal Agustus. Melansir dari Al Jazeera (5/8/2021), organisasi lingkungan Greenpeace menemukan bahwa kenaikan suhu untuk 57 kota di seluruh daratan Tiongkok, Korea dan Jepang tiba lebih awal dari biasanya dan menghantam jalannya Olimpiade Tokyo 2020. “Selama dua minggu terakhir kami telah melihat beberapa atlet Olimpiade pingsan karena serangan panas. Awal musim panas ini, suhu ekstrem di Guangdong, Cina memaksa pabrik-pabrik tutup, dan di Korea ratusan ribu ternak dilaporkan mati karena gelombang panas,” kata perwakilan Greenpeace untuk Asia Timur, Mikyoung Kim.

3. Laporan tentang puncak es satu-satunya di Swedia yang terus mencair

5 Peristiwa Terkait Perubahan Iklim Sepanjang Agustus 2021Potret puncak di bagian selatan gunung Kebnekaise, Swedia, yang terus mengalami pencairan gletser. Twitter.com/NKirchnerSthlm

Pada pertengahan Agustus, media internasional menyoroti dampak iklim yang lagi-lagi telah menyebabkan pencairan es. Kali ini, pencairan itu menimpa satu-satunya gletser puncak gunung yang tersisa di Swedia, yakni di bagian selatan Gunung Kabnekaise.

Puncak es yang sebelumnya dinobatkan sebagai titik tertinggi di negara tersebut, dilaporkan telah mengalami penyusutan sebanyak dua meter hanya dalam kurun waktu setahun terakhir. Hilangnya gelar yang dimiliki sebenarnya telah berlangsung sejak 2019 lalu. Namun akibat meningkatnya suhu udara saat ini, pencairan pun terus berlanjut semakin parah hanya dalam waktu relatif singkat.

“Pada 14 Agustus, puncak selatan Kebnekaise diukur pada 2.094.6m (6.912 kaki) di atas permukaan laut oleh para peneliti dari stasiun penelitian Tarfala. Ini adalah ketinggian terendah yang pernah diukur sejak pengukuran dimulai pada 1940-an," kata peneliti Stockholm University, dalam sebuah pernyataan pada 17 Agustus 2021, melansir dari Reuters.

4. Fenomena langka turunnya hujan di puncak es Greenland

5 Peristiwa Terkait Perubahan Iklim Sepanjang Agustus 2021Ilustrasi gunung es. Sumber: Unsplash.com/Annie Spratt

Tidak kalah meresahkan, perubahan iklim pada bulan Agustus juga telah menciptakan sebuah fenomena tidak biasa. Kali ini, puncak lapisan es Greenland dilaporkan telah diguyur oleh hujan untuk pertama kalinya sepanjang sejarah catatan penelitian.

Bukan sekedar gerimis biasa, hujan yang turun justru mengalir selama beberapa jam akibat kenaikan suhu di atas titik beku. Para ilmuwan menyebut peristiwa ini sebagai alarm terbaru dari krisis iklim dan merupakan susulan dari peristiwa pada bulan Juli, ketika pencairan berskala besar menyebabkan hilangnya lapisan es Arktik hingga lebih dari 50 persen.

5. Peristiwa badai Ida di Amerika Serikat

5 Peristiwa Terkait Perubahan Iklim Sepanjang Agustus 2021Ilustrasi Angin Topan (IDN Times/Mardya Shakti)

Yang terbaru dari serentetan peristiwa sepanjang Agustus, adalah datangnya badai Ida di AS pada 29 Agustus 2021. Hantaman dahsyat dari badai tersebut telah menyebabkan kerusakan parah dengan lebih dari satu juta rumah di Louisiana mengalami pemutusan listrik. Presiden AS Joe Biden bahkan mendeklarasikannya sebagai "bencana besar" yang mengancam nyawa.

Lantas, apa hubungan antara badai Ida dan perubahan iklim?

Sebelum melanda sejumlah wilayah AS, badai Ida sempat dilaporkan mengalami peningkatan serangan menjadi kategori empat hanya dalam beberapa jam saja. Level yang meningkat dengan cepat adalah hal yang tidak biasa dan itulah yang kemudian menyebabkan kerusakan menjadi lebih besar.

Mengutip The New York Times, Meski badai adalah sesuatu yang kompleks, tetapi salah satu faktor kunci yang menentukan seberapa kuat badai pada akhirnya adalah suhu permukaan laut, karena air yang lebih hangat menyediakan lebih banyak energi yang memicu badai. Para peneliti sendiri tidak dapat mengatakan dengan pasti apakah perubahan iklim akan menyebabkan musim badai yang lebih lama atau lebih aktif di masa depan, tetapi mereka sepakat akan satu hal: Pemanasan global telah mengubah badai dan kenaikan suhu laut membantu meningkatkan aktivitasnya.

“Sangat mungkin bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia berkontribusi pada lautan yang hangat secara anomali itu,” kata James P. Kossin, seorang ilmuwan iklim di National Oceanic and Atmospheric Administration. “Perubahan iklim membuat badai lebih mungkin berperilaku dengan cara tertentu.”

Baca Juga: 5 Negara yang Terancam Tenggelam, Bukti Nyata Pemanasan Global

Calledasia Lakawa Photo Verified Writer Calledasia Lakawa

Broken crayons still color

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya