7 Kabar Hoaks yang Viral Sepanjang Olimpiade Tokyo 2020

Ada atlet yang dikabarkan meninggal usai kalah

Tokyo, IDN Times - Setelah digelar selama kurang lebih dua pekan, Olimpiade Tokyo 2020 kini telah resmi berakhir pada Minggu malam (8/8/2021).

Di tengah pandemi COVID-19, gelaran event olahraga paling prestisius di dunia kali ini disebut sebagai yang paling tidak biasa dan penuh tantangan. Ada banyak momen berharga yang tercipta. Sebagian mengundang haru, yang lain membawa kontroversi. Beberapa di antaranya bahkan diisi oleh misinformasi yang sempat menjadi viral. Apa sajakah? Berikut 7 berita hoaks yang terjadi sepanjang Olimpiade Tokyo 2020.

1. Atlet Simone Biles disebut mundur dari Olimpiade akibat larangan mengonsumsi obat

7 Kabar Hoaks yang Viral Sepanjang Olimpiade Tokyo 2020Pesenam asal Amerika Serikat, Simone Biles. Instagram.com/@Simonebiles

Pesenam Amerika Serikat, Simone Biles, sempat menjadi perbincangan hangat tatkala dirinya memutuskan untuk mundur dari kompetisi di nomor beregu putri selama Olimpiade Tokyo 2020 karena permasalahan mental yang dimilikinya.

Sebuah postingan kemudian viral di sosial media yang mengklaim bahwa pesenam legendaris dunia tersebut berhenti bersaing di kompetisi karena dirinya tidak diizinkan untuk mengkonsumsi obat ADHD (gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas) yang dilarang penggunaannya di Jepang.

BBC melaporkan bahwa klaim tersebut telah dibantah langsung oleh tim AS. Biles juga turut mengklarifikasi dalam konferensi pers usai meraih medali perunggu di nomor balok keseimbangan, bahwa dirinya sudah tidak lagi meminum obat ADHD sejak 2017.

2. Isu kematian Atlet judo Arab Saudi usai kalah dari Israel  

Berita hoaks tentang kematian atlet judo Asal Arab Saudi, Tahani Al-Qahtani, sempat viral di sosial media usai dirinya kalah dari atlet Israel, Raz Hershko.

Sebuah postingan yang beredar menyebut bahwa Qahtani menderita serangan jantung karena dia menjadi sasaran bully dan pelecehan di dunia maya usai kekalahannya. Wakil dari Komite Olimpiade Arab Saudi kemudian mengklarifikasi kabar yang beredar luas dan mengatakan bahwa sang atlet justru dalam kondisi kesehatan yang baik. Qahtani sendiri berbicara tentang pertandingannya tersebut dan mengatakan bahwa dia tidak tertarik dengan kontroversi seputarnya.

3. Atlet Tenis Meja asal Jepang dituding langgar pedoman COVID-19 selama pertandingan

Pertandingan final tenis meja regu ganda campuran menjadi perbincangan hangat di sosial media Tiongkok usai wakilnya dikalahkan oleh duo Jepang, Jun Mizutani dan Mima Ito.

Di Weibo, kedua atlet asal Jepang itu dituduh telah melanggar pedoman COVID-19 selama pertandingan. Tagar "Mima Ito menyentuh meja" telah dilihat lebih dari 13 juta kali, dengan beberapa pengguna mengatakan pemain Jepang seharusnya tidak menang.

Melansir BBC, ada rekomendasi keamanan COVID-19 dari Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) yang menyarankan pemain untuk tidak melakukan tindakan seperti "mengusap meja dengan tangan" atau "meniup bola" demi memastikan itu kering saat akan melakukan servis.

Wasit Werner Thury kemudian mengklarifikasi hal tersebut dan berkata bahwa cara Ito menyentuh meja selama servis tidak dapat diartikan sebagai "mengusap permukaan meja dengan tangan". Ia juga mengatakan bahwa tindakan 'meniup' oleh Mizutani tidak melanggar pedoman karena mulutnya tidak cukup dekat dengan bola.

ITTF juga menjelaskan bahwa sementara potensi pelanggaran terhadap pedoman akan diselidiki, namun itu akan menjadi proses yang terpisah karena hasil pertandingan ditentukan berdasarkan poin saja.

4. Kontroversi spanduk "Terima kasih untuk PM Modi", yang terpampang dibelakang atlet India peraih medali

Baca Juga: Mengandung Protein? Ini 6 Hoaks Soal Sperma yang Masih Dipercaya

Sebuah postingan sosial media menjadi viral di India tatkala menunjukkan foto atlet angkat besi peraih medali perak, Shaikom Mirabai Chanu, tengah merayakan medali yang diraih dengan sebuah spanduk besar dibelakangnya yang jutru bertuliskan ucapan "terima kasih" untuk Perdana Menteri India, Nerandra Modi. Spanduk dengan beberapa hiasan teks berbahasa Hindi itu kira-kira berbunyi: "Terima kasih Tuan Modi karena telah mendapatkan medali untuk Mirabai Chanu."

Hal itu kemudian menjadi bahan lelucon dengan beberapa orang menanggapi seperti, "Apakah Mirabai Chanu mendapatkan medali melalui kerja kerasnya ataukah tuan Modi-lah yang mendapatkan itu untuk Mirabai?"

Setelah diselidiki, terbukti bahwa foto tersebut rupanya adalah hasil editan. Meski benar bahwa spanduk tersebut memang berisi gambar PM Modi, tetapi tidak ada ucapan "terima kasih" di dalamnya seperti yang beredar luas. Media sosial milik pemerintah pun ikut mengkonfirmasi dengan memposting video aslinya.

5. Reporter TV dituduh berikan pertanyaan tidak pantas pada atlet badminton, Cheung Ngan Yi

Seorang reporter TV dari stasiun berita TVB, mendapat kecaman keras karena dituduh telah membuat atlet bulu tangkis asal Hong Kong, Cheung Ngan Yi, menangis setelah berlaga. Kabar menyebutkan bahwa reporter tersebut mengajukan pertanyaan kepada Cheung Ngan Yi yang berbunyi: "Apakah karier anda sebagai seorang atlet baru saja berakhir?", Tepat setelah atlet itu kalah dari lawannya asal India.

Namun, postingan tentang Cheung Ngan Yi itu menyesatkan. Dalam video asli yang beredar, reporter sebenarnya mengajukan pertanyaan, "Seberapa penting pengalaman ini bagi karier Anda sebagai seorang atlet", dan bukan sebaliknya. Meski memang benar bahwa Cheung menangis dan berpaling dari kamera, tetapi ia mengonfirmasi bahwa berita yang beredar adalah hoaks. "Wartawan tidak menanyakan pertanyaan seperti itu pada waktu tersebut. Ini adalah salah paham," ungkapnya kepada AFP.

6. Insiden palsu tentang karyawan NBC yang tidak sadar mikrofonnya menyala 

Sebuah video yang diposting oleh komedian Tim Dillon pada 23 Juli 2021, menjadi viral di sosial media karena berisikan lontaran palsu. Dalam caption yang dibagikan di Twitter, Dillon menulis bahwa video itu adalah insiden mikrofon yang tidak sengaja menyala dan merekam komentar dari karyawan NBC selama pembukaan Olimpiade Tokyo berlangsung.

Dalam audio yang beredar luar, orang yang disebut karyawan NBC itu terdengar megucapkan kalimat tidak pantas, serta berkata bahwa "60 persen orang di stadion ini akan mati dalam 10 hari."

Setelah ditelusuri oleh Reuters, video rekaman tersebut adalah palsu dan hanya ditujukan sebagai lelucon sindiran. Video yang asli tidak mengandung komentar apapun.

7. Tempat tidur 'anti seks' untuk para atlet Olimpiade

Berbagai postingan sosial media sempat heboh membicarakan tentang kasur di wisma Olimpiade Tokyo 2020, yang diklaim telah dirancang khusus untuk mencegah keintiman di antara para atlet dan diberi nama kasur 'anti-sex'. Informasi muncul karena dipan tersebut diketahui terbuat dari bahan karton kokoh yang hanya mampu menampung satu orang saja.

Tetapi, AFP Factcheck mengungkapkan bahwa klaim itu adalah salah. Sebelum pandemi, produsen Airweave memberi tahu media pada Januari 2020 bahwa meski terbuat dari kardus, dipan cukup kokoh dan dapat menahan berat hingga 200 kg. Tujuan pembuatannya sendiri adalah untuk mempromosikan properti ramah lingkungan sebagai tanggapan atas perubahan iklim. Hal itu kemudian ditegaskan kembali oleh panitia penyelenggara Olimpiade setelah banyak komentar maya tampak meragukan kekokohannya.

Setelah kabar menyesatkan beredar online, pesenam Irlandia Rhys McClenaghan pun memvideokan dirinya yang melompat berulang kali di tempat tidur sambil berkata bahwa kabar soal 'anti-seks' adalah palsu.

Baca Juga: Ketika Berita Hoaks Menghambat Target Vaksinasi di Indonesia

Calledasia Lakawa Photo Verified Writer Calledasia Lakawa

Broken crayons still color

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya