Survei: 90 Persen Warga Sosmed Arab Anggap Negatif Normalisasi Israel

Menariknya, Irak jadi negara yang paling positif mendukung
Tel Aviv, IDN times - Meski sebagian pemerintah di Arab menilai normalisasi Israel terhdap negara UEA dan Bahrain merupakan langkah yang positif, tetapi tidak demikian dengan pendapat yang diberikan di sosial media.
 
Hal itu diungkapkan pada Minggu lalu (11/10) oleh Kementerian Urusan Strategis Israel yang merilis laporan survei, bahwa sembilan puluh persen percakapan media sosial berbahasa Arab tentang perjanjian Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain, rupanya diisi oleh pandangan yang negatif.
 
Tagar populer yang menentang perjanjian dengan UEA dan Bahrain bahkan mencapai lebih dari 100 juta orang dalam waktu kurang dari sebulan. Berdasarkan laporan sebanyak sembilan halaman tersebut, total ada 81 persen pengguna medsos Arab yang meninggalkan komentar "negatif", 8 persen memiliki pandangan "sangat negatif", dan hanya 5 persen saja yang melihatnya secara positif. 

1. 45 persen pengguna sosmed Arab berargumentasi tentang 'pengkhianatan'

Survei: 90 Persen Warga Sosmed Arab Anggap Negatif Normalisasi IsraelFoto persiapan penandatanganan kerjasama antara Israel dengan UEA dan Bahrain di Gedung Putih, September lalu (15/09/2020). Twitter.com/netanyahu
Laman berita Haaretz melaporkan, studi tersebut memeriksa percakapan di Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube antara 12 Agustus dan 8 September, sebelum upacara penandatanganan resmi terjadi di Gedung Putih pada waktu itu. 
 
Tagar "normalisasi adalah pengkhianatan" dan "Orang Bahrain menentang normalisasi" menjadi yang paling populer digunakan.  Menurut laporan itu, tagar ini mencapai lebih dari 100 juta pengguna media sosial selama periode penelitian. Survei juga menunjukkan bahwa hampir setengah yang membahas tentang perjanjian ISRAEL-UEA berargumentasi tentang 'pengkhianatan' terhadap Palestina. Sentimen ini muncul di 45 persen komentar. 
 
Persenan komentar negatif lainnya pun terbagi sebagai berikut:
  • Orang-orang yang mengeluhkan interaksi negara dengan Zionis secara umum ( 27 persen)
  • Menuduh UEA munafik (10 persen)
  • Menuduh UEA menyerah pada kepentingan AS (5 persen)
  • Menuduh UEA hanya menginginkan keuntungan sendiri (4 persen)
Sebaliknya, hanya 10 persen dari komentar yang mengatakan sesuatu yang baik tentang perjanjian tersebut, yang diantaranya membahas :
  • Keuntungan di bidang keamanan (61 persen)
  • Kelayakan ekonomi (33 persen)
  • 'Memutihkan' situasi secara de facto (6 persen)

2. Irak paling mendukung, sementara Iran menentang

Survei: 90 Persen Warga Sosmed Arab Anggap Negatif Normalisasi IsraelMomen penandatanganan perjanjian damai Israel-UEA-Bahrain di Gedung Putih, Washington, AS. Twitter.com/netanyahu
Laporan menunjukkan bahwa mayoritas pengguna media sosial Arab yang menilai positif normalisasi secara menonjol, ternyata datang dari warganet Irak. Mereka memberikan dukungan dengan harapan agar negaranya dapat mencapai perdamaian yang serupa. 
 
Sementara sumber utama komentar negatif datang dari Iran, Hizbullah, Hamas dan otoritas Palestina, bersama dengan serangkaian LSM Palestina yang mempromosikan delegitimasi melawan Israel, melansir dari Times of Israel. 
 
Pada 27 September, lembaga Palestina bahkan menyelenggarakan konferensi untuk mempromosikan pembentukan jaringan blogger Arab melawan normalisasi.
 
"Baik UEA dan Bahrain telah menyiapkan serangkaian inisiatif normalisasi sebelumnya untuk mempromosikan dukungan di media sosial. Tetapi Israel juga harus bekerja untuk melawan penentangan terhadap normalisasi di media sosial Arab, terutama di negara-negara yang menandatangani perjanjian. Upaya itu harus menyoroti keuntungan normalisasi dan dikoordinasikan di antara berbagai kementerian pemerintah negara," tulis laporan tersebut.

Baca Juga: Menteri Intelijen Israel Tolak Penjualan F-35 AS ke Qatar

3. Kementerian Israel rekomendasikan kampanye online untuk ubah perspektif negatif

Survei: 90 Persen Warga Sosmed Arab Anggap Negatif Normalisasi IsraelFoto momen Presiden AS, Donald Trump, dengan perwakilan pemerintah Israel, UEA dan Bahrain (15/09/2020). Twitter.com/netanyahu
Menteri Urusan Strategis Israel, Orit Farkash-Hacohen  mengatakan hasil survei tersebut mengarah pada upaya terorganisir untuk menciptakan wacana negatif terhadap perjanjian, oleh kamp anti-perdamaian di dunia Arab.
 
Ia pun berkata akan bekerja keras untuk mempromosikan pola pikir positif jangka panjang yang akan memberikan manfaat terhadap inisiatif perdamaian. 
 
 “Kami mendukung gagasan bahwa dialog dan kemitraan - daripada boikot - adalah cara untuk mencapai perdamaian dengan tetangga kami,” tambahnya.
 
Pihak kementerian pun merekomendasikan agar kampanye online dibuat guna mengubah persepsi dunia Arab terhadap Israel dan memberikan informasi yang lebih seimbang dan dapat diandalkan, termasuk dalam konteks legitimasi.

Baca Juga: Israel Bom Jalur Gaza Usai Tanda Tangani Perjanjian Damai di AS

Calledasia Lakawa Photo Verified Writer Calledasia Lakawa

Broken crayons still color

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya