Demi Wisata Pantai, Ribuan Warga Palestina Menyelinap Masuk ke Israel

Israel 'diam-diam' berikan persetujuan

Tel Aviv, IDN times – Dalam beberapa hari terakhir, ribuan warga Palestina dilaporkan memasuki wilayah Israel dan menghabiskan waktu berlibur dengan memadati pantai mediterania di sana. Kejadian ini pun menjadi suatu pemandangan yang langka mengingat konflik berujung perang berkepanjangan telah menyebabkan sangat sulit dan bahkan hampir mustahil bagi warga Palestina untuk dapat menginjakkan kaki ke negara itu kecuali dengan surat dan ijin yang sangat ketat.

Namun anehnya, seolah mendapatkan lampu hijau 'persetujuan' dari pihak Israel, warga di negara mayoritas muslim tersebut justru dibiarkan lolos dengan cukup mudah yakni melewati celah yang ada di pagar perbatasan negara tanpa ada pengawasan khusus.

Meski ilegal, informasi tentang akses tidak biasa yang diberikan secara tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan ini pun dengan cepat menyebar dan membuat banyak orang Palestina berbondong-bondong menggunakan kesempatan ini untuk membawa lengkap keluarga mereka menikmati liburan ke pantai yang sulit dibayangkan sebelumnya, seperti dilansir dari The Jerussalem Post.

Hal itu sontak membuat terkejut banyak pihak dan menimbulkan pertanyaan, apakah sebenarnya motif dibalik ijin 'diam-diam' yang diberikan oleh otoritas Israel? 

1. Tak ada petugas keamanan atau militer Israel yang menghentikan aksi tersebut

Demi Wisata Pantai, Ribuan Warga Palestina Menyelinap Masuk ke IsraelIlustrasi menampilkan pantai Jaffa di ibu kota Tel Aviv, Israel. Ribuan warga Palestina beberapa hari terakhir dilaporkan memadati pantai tersebut untuk berlibur. Foto oleh Unsplash.com/Mor Shani

"Saya selalu tahu pada akhirnya saya akan berhasil sampai ke pantai, tetapi saya tidak pernah berpikir itu akan semudah ini,” kata Shaima Jamous, gadis berusia 16 tahun asal Palestina yang tengah menikmati waktunya bermain air laut di pantai untuk pertama kali sepanjang hidupnya, seperti dikutip dari The New York Times. 

Jamous, merupakan satu diantara puluhan ribu warga Palestina yang berhasil menyelinap masuk dengan mudah ke wilayah Israel tanpa harus melalui prosedur pemeriksaan ketat. Satu-satunya yang dibutuhkan pada saat itu untuk dapat lolos hanyalah dengan cara melewati celah besar yang rusak di pagar pembatas yang berada di tepi barat utara. Kemudian, warga tinggal mengeluarkan uang untuk menaiki bus di sisi penyeberangan yang dapat membawa mereka ke sejumlah kota, termasuk Netanya, Haifa, Tel Aviv, Jaffa dan Tiberias.

Cara itu tergolong ilegal dimana biasanya terdapat patroli militer ketat yang kerap mengawasi. Orang-orang Palestina pun selalu dilarang keras untuk melewatinya kecuali dalam kondisi tertentu. Tanpa adanya tindakan dari angkatan darat Israel, orangtua bahkan dengan berani membawa seluruh keluarga dan anak-anaknya memasuki wilayah 'musuh' lengkap dengan bekal untuk dihabiskan dalam menikmati waktu berlibur. Hal itu pulalah  yang juga dirasakan oleh Azzam al-Naanaa, seorang penjaga keamanan universitas dari Nablus yang ikut mengunjungi Netanya. 

“Merupakan pengalaman yang sangat istimewa untuk datang ke pantai, tetapi bahkan lebih istimewa karena saya melakukannya dengan anak-anak saya,” katanya. Al-Naanaa mengungkapkan bahwa terakhir kali dia pergi ke pantai Israel adalah dua dekade lalu. Ia juga menceritakan bagaimana Israel sebelumnya pernah melarang dirinya masuk karena masalah keamanan, tapi sekarang malah membiarkannya lewat tanpa pemeriksaan sama sekali. 

2. Kejadian ini buat warga Israel terkejut, serta timbulkan pro dan kontra

Demi Wisata Pantai, Ribuan Warga Palestina Menyelinap Masuk ke IsraelIlustrasi sekelompok remaja perempuan di pantai. foto oleh Unsplash.com/Noorulabdeen Ahmad

Militer Israel dan badan keamanan lainnya menolak berkomentar tentang mengapa warga Palestina diizinkan menyeberang melalui bukaan di penghalang tanpa adanya izin legal. Padahal Israel selalu mewajibkan warga Palestina untuk mendapatkan izin perjalanan yang ketat ketika hendak masuk dengan proses pemeriksaan keamanan yang tinggi.

Media melaporkan, sepasang tentara Israel yang berpatroli di dekat celah lubang yang dilalui pada hari Senin lalu (10/08), bahkan terlihat tidak melakukan tindakan pengamanan atau pemeriksaan apa pun untuk menghentikan kerumunan orang Palestina yang membawa bekal makanan ketika melewati pembatas. Dua kendaraan militer Israel juga hanya sekedar melakukan patroli biasa ketika melewati para pengunjung pantai. Ada pula warga yang tinggal di wilayah Faroun yang dekat dengan perbatasan mengaku bahwa mereka pernah menyaksikan tentara Israel membantu warga melewati lubang pada malam hari dengan menyalakan lampu.

Warga Israel di daerah Netanya dan sekitar pun banyak yang mengaku cukup kaget akan kejadian masuknya orang-orang Palestina secara bebas ke wilayah mereka hingga menciptakan pro dan kontra. Ada warga yang menyambut karena menganggap wajar bila orang Palestina ingin bersenang-senang, ada pula yang tidak setuju karena takut kesempatan yang ada bisa digunakan untuk niatan yang tidak baik.

Kekhawatiran tersebut juga turut diungkapkan oleh Gadi Shamni, mantan kepala Komando Pusat militer Israel yang menyebutkan bahwa Israel kemungkinan hanya berusaha untuk "mengurangi tekanan" pada warga Palestina di Tepi Barat, akibat jumlah pengangguran yang telah meningkat tajam di negaranya sejak munculnya virus COVID-19.

Shamni dan mantan pejabat keamanan lainnya pun memperingatkan bahwa terlepas dari motif apapun dibaliknya, tindakan untuk mengizinkan warga Palestina menyeberang ke Israel tanpa formalitas beresiko menimbulkan bahaya keamanan di negara sendiri dan dapat dieksploitasi oleh calon penyerang.  Kekhawatiran itu bisa jadi merupakan alasan mengapa pemerintah memilih diam tentang ijin 'pembukaan', sehingga tidak banyak warga Israel yang mengetahuinya sampai media dengan luas memberitakannya. 

3. Israel diduga berikan 'ijin' untuk dongkrak ekonomi yang tengah lesu di masa pandemi 

Demi Wisata Pantai, Ribuan Warga Palestina Menyelinap Masuk ke IsraelIlustrasi foto menampilkan para pasukan tentara Israel. Twitter.com/@IDF

Langkah itu juga menimbulkan kecemasan di kalangan pejabat Palestina, khususnya karena tindakan itu terjadi pada masa pandemi dimana virus dapat dengan mudah menginfeksi warga. 

"Kami memperkirakan akan ada peningkatan tajam jumlah kasus yang terinfeksi setelah pembukaan penyeberangan perbatasan pada hari Jumat (7/08)," kata seorang pejabat di kementerian kesehatan Palestina, dikutip kembali dari The Jerussalem Post. Seperti kebanyakan orang, otoritas Palestina juga mengaku sangat terkejut akan tindakan yang dilakukan Israel tanpa adanya koordinasi.

Terlebih, saat ini sejumlah daerah di Palestina tengah dilakukan pembatasan guna menyiasati  penyebaran virus. Semua bisnis dan institusi di sana harus tutup pada hari Jumat dan Sabtu sebagai bagian pencegahan COVID-19 oleh pemerintah. Tetapi sementara warga Palestina tidak diizinkan mengadakan pernikahan atau sholat di masjid, disaat itulah Israel justru membuka perbatasannya dan mengizinkan mereka datang ke pantai dan restorannya. 

Tudingan pun dilayangkan beberapa  warga Palestina yang mengklaim bahwa langkah itu bisa jadi dimaksudkan untuk meningkatkan ekonomi Israel yang kini tengah melemah. “Ini adalah keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berbahaya yang memiliki konsekuensi politik, ekonomi dan kesehatan,” kata pengusaha Jenin Samir Abu al-Rob.  “Sangat memalukan melihat bagaimana ribuan orang Palestina bergegas ke pantai dan restoran di Israel sementara ekonomi Palestina sangat buruk karena pembatasan virus corona. Orang Israel pasti sangat senang karena ini membantu perekonomian mereka." tudingnya. 

Seorang pengusaha terkemuka Palestina, Bashar Masri mengungkapkan bahwa langkah itu akan sangat merugikan Palestina dan akan semakin memperburuk krisis ekonomi di Tepi Barat yang terjadi sejak masa pandemi. Tidak hanya mengkritik Israel, tudingan juga turut serta dilayangkan banyak orang kepada otoritas Palestina yang dinilai tidak berusaha untuk mencegah 'penyeberangan' sejak awal sehingga kejadian ini dapat berlangsung selama beberapa hari. 

Sementara itu, akibat pemberitaan media yang menyoroti tentang fenomena ini semakin berkembang luas ke telinga warganya, pemerintah Israel kini dikabarkan kembali menutup celah di perbatasan pada Selasa lalu (11/08) dan kembali menghentikan semua aktifitas masuk warga Palestina secara ilegal. 

Baca Juga: Wow, Desainer Israel Buat Masker Seharga Rp22 Miliar

Calledasia Lakawa Photo Verified Writer Calledasia Lakawa

Broken crayons still color

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya