Demo Belarus Berlanjut, Tindakan Brutal Pihak Keamanan Kembali Dikecam

Para jurnalis juga banyak yang menjadi korban

Minsk, IDN times - Para pengunjuk rasa Belarus kembali turun ke jalanan pada Minggu kemarin (11/10), demi melanjutkan pekan demonstrasi yang telah berlangsung 10 kali berturut-turut. Kelompok hak asasi manusia Viasna memperkirakan sekitar 100.000 orang ikut serta dalam protes demi menuntut pengunduran diri Presiden Alexander Lukashenko, yang telah menjalankan negara dengan tangan besi selama 26 tahun.  

Namun, aksi demonstrasi damai warga Belarus justru ditanggapi secara brutal oleh pasukan keamanan yang memaksa pembubaran dengan memasang meriam air, granat kejut, melayangkan pukulan dengan pentungan, menyemprotkan merica dan menembakkan peluru karet. Demonstrasi ini pun tidak hanya terjadi di ibu kota Minsk, tetapi juga di kota-kota lainnya di seluruh negeri.

1. Pasukan keamanan tidak segan-segan dalam menghalau para pengunjuk rasa

Sejak pagi, kendaraan militer dan pengendali massa telah dipersiapkan untuk menghalau aksi demonstrasi. Tetapi, ribuang orang tetap berdatangan dan berbaris di sepanjang kota sambil meneriakkan slogan dan mengibarkan bendera.

Melansir Al Jazeera, dalam video yang diambil oleh outlet media lokal, tampak para petugas keamanan yang mengenakan topeng hitam terlihat menyeret para pengunjuk rasa ke dalam van hitam dan memukuli demonstran dengan tongkat yang dibawa. Video lain juga menunjukkan momen ketika pasukan terlihat berlari ke arah warga sambil mengancam mereka dengan senjata. 

Menurut kelompok hak asasi manusia Viasna, kejadian tersebut telah menyebabkan puluhan pengunjuk rasa mengalami luka-luka parah dan dilarikan ke rumah sakit, sementara ratusan lainnya ditahan. "Ini telah menjadi pembubaran pawai hari Minggu yang paling keras sejak Agustus," kata pemimpin Viasna, Ales Bialiatski, kepada The Associated Press. "Alih-alih berdialog, orang Belarus menerima lagi pembubaran tangan-keras (protes) dengan yang dipukuli dan yang terluka," ungkapnya. 

2. Para jurnalis dan relawan palang merah juga jadi korban

Demo Belarus Berlanjut, Tindakan Brutal Pihak Keamanan Kembali DikecamFoto pihak keamanan yang memaksa pengunjuk rasa Belarus untuk masuk ke dalam van hitam. Twitter.com/Franak Viačorka

Media independen yang masih beroperasi dari Belarus membagikan gambar orang-orang yang ditahan dengan cara brutal dan menggambarkannya sebagai penindasan paling kejam dari sebuah demonstrasi di Minsk selama dua bulan.

Tidak hanya para pengunjuk rasa, menurut Asosiasi Jurnalis Belarus, setidaknya 35 jurnalis juga ikut ditahan selama protes berlangsung. Sangat sulit bagi media untuk meliput dan mengambil gambar dalam aksi demokrasi tersebut. Bahkan sejak awal, akses ke media banyak yang ditutup dan koneksi internet dilaporkan kerap dimatikan sepenuhnya oleh pemerintah.

Menurut twit yang diunggah oleh Franak Viačorka, tidak hanya wartawan saja yang ikut terseret, relawan Palang Merah Belarus juga menjadi korban dan ditangkap selama unjuk rasa. "Rezim menganggap bahwa tidak ada bantuan yang harus diberikan kepada pengunjuk rasa damai tak bersenjata ketika mereka diserang secara brutal," tulisnya. 

Baca Juga: Demonstrasi Belarus Berlanjut, Video Polisi Hajar Wanita Tuai Kecaman

3. Banyak aktivis oposisi yang hingga kini ditahan oleh pemerintah Lukashenko

Demo Belarus Berlanjut, Tindakan Brutal Pihak Keamanan Kembali DikecamFoto seorang petugas keamanan Belarus menodongkan senjata kepada wanita. Twitter.com/Franak Viačorka

Pada hari Sabtu (10/10), Lukashenko dilaporkan mengunjungi penjara untuk berbicara dengan sejumlah aktivis oposisi yang ditahan karena menentang kepemimpinannya. Pihak Lukashenko menyebut kunjungan itu dimaksudkan oleh Presiden untuk mendengarkan pendapat semua orang. Tetapi, para aktivis percaya bahwa itu dilakukan untuk persiapan melakukan konsesi. 

Pemimpin oposisi Svetlana Tikhanovskaya, yang berada di pengasingan di Lithuania, mengatakan pada Minggu (11/10) melalui saluran Telegram, bahwa setiap dialog dengan pihak berwenang harus dimulai hanya setelah pembebasan tahanan politik dilakukan. “Kami semua bekerja sama untuk menghentikan penahanan paksa, membebaskan tahanan politik dan menetapkan waktu dan tempat untuk berunding.  Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, maka mereka mencoba menipu kami, ”katanya. 

Tikhanovskaya pun mendorong rakyat Belarus pada hari Minggu untuk melanjutkan protes damai. "Kami akan terus dengan damai dan terus-menerus melakukan pawai dan menuntut (apa yang kami inginkan) - pemilihan baru yang bebas dan transparan," ungkap Tikhanovskaya.

Sementara itu, Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris dan Kanada telah menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah pejabat senior di Belarus yang dituduh melakukan penipuan dan pelanggaran hak asasi manusia setelah pemilu. Lukashenko menganggap dirinya telah memenangkan pemilu, tetapi selama protes massal rakyat terus berlangsung, pihak internasional menolak untuk mengakui kemenangan tersebut hingga tercapainya kesepakatan secara damai.

Baca Juga: Rusia Jadikan Pemimpin Oposisi Belarus Tikhanovskaya Sebagai Buronan

Calledasia Lakawa Photo Verified Writer Calledasia Lakawa

Broken crayons still color

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya