Polisi Chili Latih Anjing Agar Dapat Deteksi COVID-19 Lewat Keringat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
1. Anjing dikenal punya penciuman yang sangat tajam
Dikutip dari AFP News, ada dua jenis anjing yang digunakan dalam pelatihan yakni golden retriever dan Labrador yang kesemuanya pernah membantu dalam berbagai macam kasus penyelidikan. Program pelatihan ini merupakan upaya bersama oleh polisi nasional Chili, Carabineros, dan spesialis dari Universitas Catolica de Chile.
Menurut Fernando Mardones, seorang profesor epidemiologi veteriner Universitas tersebut, para anjing itu nantinya diharapkan dapat mendeteksi virus yang ada di tubuh seseorang yakni dengan cara mengendusnya melalui keringat. "Virus ini tidak berbau, tetapi infeksi itu menghasilkan perubahan metabolisme yang pada gilirannya mengarah pada pelepasan jenis keringat tertentu, dan akan mampu dideteksi oleh anjing," ungkapnya.
Teori itu lalu digunakan sebagai metode pelatihan yang telah dimulai sejak sebulan lalu, dengan menggunakan sampel keringat yang diambil dari pasien COVID-19 yang dirawat di klinik Universitas.
"Pentingnya penelitian ilmiah ini adalah bahwa hal itu akan memungkinkan anjing menjadi biodetektor, dan mendeteksi jenis penyakit ini pada tahap awal,"kata Julio Santelices selaku kepala sekolah spesialisasi kepolisian, ikut menambahkan.
Bila pelatihan para anjing nantinya akan berhasil, para ahli pun berharap mereka dapat membantu di lapangan pada bulan agustus mendatang dengan ditempatkan bersama seorang perwira didaerah padat pejalan kaki seperti stasiun kereta api, bandara, dan pos kesehatan.
2. Inggris dan beberapa negara lainnya juga melakukan pelatihan serupa terhadap anjing
Ini bukan pertama kalinya uji coba yang melibatkan anjing pelacak telah diusulkan. Program pelatihan anjing polisi untuk digunakan sebagai bantuan dalam mendeteksi penderita virus corona sebenarnya juga telah dilakukan di beberapa negara lainnya seperti Uni Emirat Arab, Jerman, Prancis, hingga Inggris karena dinilai memiliki presentase keberhasilan yang cukup tinggi.
Mereka meyakini bahwa metode itu dapat berhasil karena anjing diketahui memiliki 330 juta reseptor penciuman dan kemampuan mendeteksi bau 50 kali lebih baik daripada manusia. Mereka juga bisa mencium bau hingga 250 orang per jam serta memiliki taring yang diketahui dapat mendeteksi perubahan suhu kulit yang halus dan berpotensi dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang tengah mengalami demam.
Lebih lanjut Fernando Mardones juga menambahkan bahwa hingga kini, sudah ada bukti bahwa anjing dapat mendeteksi penyakit seperti TBC, infeksi parasit, dan bahkan penderita kanker dini sehingga tak menutup kemungkinan bahwa program mendeteksi seseorang bergejala virus dengan bantuan dengusan anjing akan membuahkan hasil yang positif.
3. Pemerintah UEA klaim keberhasilan uji coba pelatihan capai presentase hingga 92 persen
Sementara itu, baru-baru ini kementerian dalam negeri Uni Emirat Arab (UEA) mengungkapkan bahwa pihaknya telah berhasil melakukan uji coba lapangan secara langsung dengan menggunakan anjing sebagai pendeteksi virus. Berdasarkan laporan yang dilansir dari kantor berita State News Agency (WAM) pada rabu (8/7) lalu, eksperimen tersebut dilakukan dengan metode menggunakan sampel yang diambil dari ketiak pasien terduga kasus positif virus corona, untuk kemudian diendus oleh anjing polisi terlatih (K9).
Mengambil lokasi di sejumlah rumah sakit lapangan dengan bantuan para sukarelawan, anjing polisi dan pelatihnya yang sebelumnya telah terlebih dulu melakukan protokol keamanan pun melakukan uji coba dengan menjalankannya dalam dua metode; metode langsung pertama dilakukan dengan cara deteksi rutin kepada setiap sukarelawan, sementara yang kedua adalah metode tidak langsung dengan mengendus bau sampel yang telah disediakan.
Tak tanggung-tanggung, hasil dari uji coba tersebut dinilai cukup memuaskan dan bahkan diklaim menyentuh persentase keberhasilan yang cukup tinggi. "Data dan penelitian menunjukkan bahwa deteksi dugaan kasus Covid-19 mencapai sekitar 92 persen tingkat keakuratan secara keseluruhan,"ungkap kementerian dalam negeri (MOI) Uni Emirat Arab.
Baca Juga: Terjunkan Anjing Pelacak, Petani Jombang Tangkap Ratusan Tikus
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.