Rakyat Sengsara, Suriah Malah Buat Museum untuk Saudara Presiden Assad

Kecaman luas banyak disuarakan melalui sosial media

Damaskus, IDN Times - Disaat warga Suriah tengah berjuang untuk memenuhi kebutuhan dalam kondisi krisis ekonomi parah, rezim Suriah justru dilaporkan membuka museum mewah untuk mengenang saudara laki-laki presiden Assad yang wafat pada tahun 1994.

Menurut Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah (SNHR), itu adalah salah satu dari sekian banyak kegiatan yang dilakukan oleh rezim dalam rangka memperingati 50 tahun kudeta pada 13 November 1970, yang membawa keluarga presiden Assad berkuasa di negara tersebut hingga kini. Pembukaan museum yang diberi nama "Martir, Ksatria Emas, Bassel al Assad" itu diresmikan oleh Federasi Olahraga Umum di wilayah pesisir Latakia. Keputusan otoritas pun dinilai sangat merugikan rakyat dan menuai kontroversi luas di sosial media sejak peresmiannya pada Selasa lalu (17/11).

1. Museum megah untuk mendiang saudara Presiden Assad

Provinsi Latakia yang menjadi lokasi pembangunan museum merupakan tempat dimana keluarga Presiden Assad berasal. Wilayah tersebut juga diketahui sebagai 'penyumbang' yang paling banyak menyediakan tentara untuk jajaran pemerintah selama dekade terakhir perang, melansir dari Middle East Eye. 

Menurut kantor berita milik negara SANA, museum yang berlapis marmer dengan jendela kaca patri berornamen itu memiliki luas sekitar 350 meter persegi dan taman seluas 8.000 meter. Di dalamnya, barang-barang mendiang kakak Presiden tampak menghiasi beserta 60 koleksi foto, piala dan medali miliknya. 

2. Pembangunan museum diperkirakan rugikan negara hingga jutaan dolar

Baca Juga: Pasukan Israel Lancarkan Serangan Udara Terhadap Suriah dan Iran

'Kemegahan' yang ditampilkan di dalam museum dicap miris dibadingkan dengan kondisi warga Suriah yang secara keseluruhan saat ini tengah berjuang dengan putus asa mencari persediaan bahan pokok hingga obat-obatan. Melaui media sosial, berbagai amukan pun ditujukan untuk rezim pemerintah yang dinilai licik dan lebih mementingkan diri sendiri. Terlebih, mendiang saudara Presiden Assad bahkan bukan tokoh penting yang berkontribusi besar untuk negara semasa hidupnya.

"Orang-orang tidak dapat menemukan apa yang akan dimakan dan antrian untuk mendapatkan roti membentang di jalan-jalan Damaskus hingga beberapa kilometer… tetapi rezim Assad membuka museum untuk saudara laki-laki Bashar, Bassel yang meninggal dalam kecelakaan mobil pada tahun 1994. Bassel bahkan bukan seorang anggota parlemen ataupun Menteri dan dia tidak memberikan prestasi apapun untuk Suriah selain memenjarakan temannya, Al Faris Adnan Al-Qasser selama 24 tahun hanya karena dia mendahuluinya dalam berkuda." cuit salah satu pengguna twitter, @mansoursham

Kelompok aktivis Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia juga ikut mengutuk pembukaan museum dan memperkirakan bahwa proyek tersebut telah merugikan negara hingga jutaan dolar. Mereka pun menyebutnya sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat dan bentuk kesombongan rezim serta penghinaan bagi warga negara.

3. 90 persen populasi Suriah hidup dalam kemiskinan

Melansir dari Middle East Monitor, Bassel al-Assad merupakan putra tertua dari pemimpin lama Suriah, Hafez al-Assad.  Ia sejatinya adalah calon penerus pengganti tahta rezim ayahnya di kepresidenan, tetapi pada Januari 1994 Bassel mengalami kecelakaan maut saat hendak melakukan perjalanan ke bandara dan tewas seketika. Kematiannya membuat sosok sang adik Bashar yang saat itu tengah belajar kedokteran di London-lah yang kemudian ditunjuk untuk menggantikan posisinya.
 
Sejak 2011, kepemimpinan Bashar al-Assad telah menyebabkan perang panjang diluruh negeri. Akibat dari konflik, setengah juta orang tewas dan lebih dari 12 juta penduduk lainnya memilih mengungsikan diri ke negara lain. 

Setelah AS mencabut sanksi keras dari sepuluh tahun perang yang terjadi di Suriah, negara itu pun kini berada dalam jurang krisis ekonomi yang sangat dalam hingga membuat segala hal menjadi sangat langka. Belum lagi dengan ditambah pandemi COVID-19 yang semakin menampar kondisi dalam negeri. Menurut laporan PBB, 90 persen populasi Suriah kini hidup dalam kemiskinan dan lebih dari 11 juta warga diperkirakan membutuhkan bantuan darurat hanya untuk dapat bertahan hidup.

Saat ini untuk bertahan dari kekurangan, pemerintah pun melalukan impor pasokan besar gandum berkualitas rendah dari Rusia, sementara seluruh produksi roti telah diambil alih oleh rezim untuk memberikan jatah dan subsidi distribusi melalui sistem kartu pintar. Hal ini telah menyebabkan kerumunan panjang di berbagai toko roti, dimana sebuah foto yang tersebar online bahkan menampakkan kondisi tragis saat kerumuman orang yang meminta jatah ditaruh didalam sebuah sel besi. 

"Untuk rezim, satu-satunya masalah yang benar-benar penting adalah kelangsungan hidup keluarga penguasa dan elit kecil, terlepas dari berapa pun biayanya." ujar pihak SNHR sembari mengutuk tindakan pemerintah.

Baca Juga: AS Tambah Pasukan ke Suriah, Usai Berselisih dengan Rusia

Calledasia Lakawa Photo Verified Writer Calledasia Lakawa

Broken crayons still color

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya