Seruan HAM: Presiden Mesir Didesak Keras Bebaskan Tahanan Hati Nurani

Situasi hukum di Mesir sangat memprihatinkan
Kairo, IDN times - Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, menghadapi desakan keras dari para anggota parlemen AS hingga Eropa untuk mengakhiri pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang berkelanjutan di negaranya. Seruan itu mengutamakan permohonan agar para tahanan hati nurani dapat dibebaskan di tengah pandemi covid-19 yang meresahkan. 
 
Tahanan hati nurani, atau prisoner of conscience, adalah orang-orang yang ditahan karena mengekspresikan pandangan politik, keagamaan, ataupun pendapat lainnya secara damai. Mereka terdiri dari golongan aktivis, pengacara HAM, hingga jurnalis. 
 
Desakan pembebasan dikirimkan melalui surat resmi yang melibatkan lebih dari 200 anggota parlemen yang berbeda. Jumlah itu menandai sebuah gerakan kongress di luar Mesir yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pemerintahan el-Sisi, melansir dari Middle East Eye. 

1. Parlemen ingin tahanan hati nurani dibebaskan

Seruan HAM: Presiden Mesir Didesak Keras Bebaskan Tahanan Hati NuraniIlustrasi bendera Mesir. Sumber: Pixabay.com/Chickenonline

Dalam keterangan, para anggota parlemen menyebut langkah yang dilakukan sangatlah dibutuhkan karena situasi pelanggaran HAM di mesir telah mencapai batas sangat suram. Terlebih dengan adanya pandemi COVID-19, kebebasan fundamental kini semakin dikekang oleh otoritas di negara tersebut. 

Surat itu mengkhawatirkan nasib para tahanan HAM  yang tengah menghadapi pra-sidang. Mereka meminta nasib tahanna hati nurani diprioritaskan, terlebih karena hukuman yang mereka jalani tidak adil dan tanpa ada kejelasan hukum. Kondisi mereka pun dikhawatirkan akan semakin memburuk di dalam sel Mesir yang terkenal sadis dan bisa saja tewas didalamnya. 

"Terus menahan tawanan hati nurani tidak hanya merusak kepentingan kita bersama, tapi juga landasan hubungan kita bersama." bunyi surat tersebut.

Melansir dari Amnesty Internasional, Surat-surat itu datang bergiliran di tengah terus merosotnya situasi kemanusiaan di Mesir, ketika dalam beberapa minggu unjuk rasa merajalela hingga menyebabkan pihak kemanan menggunakan kekerasan yang melanggar hukum. 

2. Senator AS, Bernie Sanders ikut tanda tangani surat

Seruan HAM: Presiden Mesir Didesak Keras Bebaskan Tahanan Hati NuraniIlustrasi sel tahanan. Sumber: Pixabay.com/maz-Alph

Surat dari parlemen Eropa dikeluarkan hanya berselang dua hari sejak tindakan yang sama dilakukan oleh pihak AS. mereka menggemakan kembali seruan serupa yang dibuat pada tahun ini oleh kantor Komisi Tertinggi PBB untuk HAM, serta pakar HAM PBB dan Badan Kesehatan Internasional.

Dibuatnya surat itu menandakan suatu momen yang sangat penting karena untuk pertama kalinya, begitu banyak anggota parlemen dari negara-negara yang memiliki hubungan strategis dengan Mesir, berkumpul untuk mendesak pembebasan hati nurani. Pemerintahan el-sisi tidak boleh mengabaikannya begitu saja, bahkan meskipun belum terlihat adanya tanggapan tertentu. 

Total ada sekitar 278 anggota yang tergabung yakni: 84 anggota Parlemen Eropa, 138 anggota parlemen nasional di seluruh Eropa, dan 56 anggota dari pihak Kongres AS dari demokrat yang terlibat. Senator Bernie Sanders dan Elizabeth Warren, dua mantan calon nominasi presiden Partai Demokrat, juga termasuk tokoh yang menandatangani surat tersebut. 

Baca Juga: Kematian Putra Mantan Presiden Mesir Pada 2019 Dibuka Lagi, Ada Apa?

3. Kelamnya HAM Mesir di bawah pemerintahan El-Sisi

Seruan HAM: Presiden Mesir Didesak Keras Bebaskan Tahanan Hati NuraniFoto Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi. Sumber: Twitter.com/AlsisiOfficial

Presiden El-Sisi mendapatkan tampuk kekuasaan usai memimpin serangan kudeta militer terhadap mantan presiden demokratis pertama Mesir, Mohamed Morsi. Sejak menjabat resmi pada tahun 2014 hingga kini, el-Sisi telah seringkali dilaporkan memimpin penindasan sistematis di negaranya dan mengubah tatanan kerangka hukum baru untuk mengekang kebebsaan dalam berpendapat. Sejak itu, Mesir pun telah mencatatkan tindak kekerasan HAM terburuk sepanjang sejarah modern. 

Human Rights Watch menuduh Sisi menahan setidaknya 60.000 tahanan politik di penjara Mesir yang terkenal penuh sesak dan tak manusiawi. Menurut Komite Keadilan yang berbasis di Jenewa, hasil pelacakan tingkat kematian di penjara itu mencatatkan hampir 1.000 tahanan telah tewas dibalik sel tahanan terutama karena kelalaian medis sejak Juli 2013, ketika el-Sisi mulai melancarkan penggulingan pemerintahan sebelumnya. Mantan Presiden Morsi juga termasuk tahanan yang meninggal karena faktor medis tersebut, lapor Middle East Eye. 

Baca Juga: Mesir Undang Elon Musk Berkunjung Usai Klaim Piramida Dibangun Alien

Calledasia Lakawa Photo Verified Writer Calledasia Lakawa

Broken crayons still color

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya