Warga Mesir Ramai Bahas Isu Pembongkaran di Makam Islam Kuno

Usai jadi kontroversi, pemerintah Mesir langsung klarifikasi

Kairo, IDN Times – Media sosial Mesir sejak 18 Juli lalu, dibuat ramai dengan berbagai unggahan foto yang menunjukkan proyek konstruksi besar pembangunan jalan raya baru di salah satu bagian kota Kairo. Proyek tersebut berada di wilayah City of The Dead, lokasi bersejarah berisikan pemakaman seluas empat mil yang membentang dari utara ke bagian selatan ibu kota.

Dalam beberapa foto yang beredar, terlihat diantaranya gambar-gambar yang menunjukkan makam dan bangunan purbakala setengah hancur. Warganet Mesir pun menduga bahwa makam yang dihancurkan tersebut merupakan bagian dari makam islam kuno milik tokoh dinasti Mamluk. Hal ini pun kemudian memicu kontroversi dan kritikan tajam masyarakat, seperti dilansir dari Arab News.

1. Berbagai foto proyek konstruksi ramai disebar luaskan di media sosial Mesir

Warga Mesir Ramai Bahas Isu Pembongkaran di Makam Islam KunoSalah satu bagian dari komplek makam yang mulai dibongkar. Lokasi: City of The Dead, ibu kota Kairo, Mesir. Twitter.com/@RassdNewsN

City of The Dead yang juga disebut sebagai Al-Qarafa, adalah pemakaman Muslim tertua di Mesir. Kompleks necropolis yang berusia sekitar lima abad tersebut termasuk bagian ‘sejarah Kairo’ dalam daftar warisan dunia UNESCO, sehingga isu pembongkarannya pun picu kontroversi dan amarah publik.

Dikutip dari france24 (The Observer), Proyek jalan raya tersebut diberi nama Paradise Axis dan dibangun dengan tujuan untuk menghubungkan Al Fardous Square (di tepi barat Pemakaman Utara) ke Tantawy Highway, yang secara efektif menghubungkan Kairo lama dan baru.

Untuk membangun bagian jalan raya terbaru, delapan meter tanah harus diambil dari masing-masing sisi Qansuh Al Ghuri, sebuah jalan yang melintasi Pemakaman Utara. Bagian dari makam ini ditandai dengan bangunan yang sedikit lebih baru daripada daerah lain di Necropolis, dengan banyak makam terkenal yang berasal dari periode Mamluk (abad ke 13 sampai 16). Beberapa masjid dan makam dari periode ini terletak di dekat lokasi konstruksi, termasuk Makam Al Zahir Qansuh, seorang sultan Mamluk.

Warga Mesir menilai bahwa pemerintah seharusnya tidak merusak area pemakaman di sana hanya untuk diganti menjadi akses jalan raya, mengingat selama berabad-abad area tersebut telah menjadi lokasi peristirahatan terakhir bagi banyak tokoh penting, maupun berbagai kalangan rakyat Mesir.

Salah satu pengguna sosial media di facebook, Youssof Osama, ikut membagikan foto-foto proyek pembangunan dan menyebutnya sebagai sebuah "album peninggalan purbakala terburuk yang pernah difotonya, dan sekaligus terburuk dalam menampakkan necropolis Mamluks. Hanya untuk dokumentasi." tulisnya dalam terjemahan bahasa Arab.

Seorang pengguna twitter, Alex Shams, juga turut serta mengomentari berbagai foto yang tersebar dan mengungkapkan kekecewaannya dengan menuliskan,“Warisan peninggalan yang bernilai lebih dari 1.000 tahun, dihancurkan hanya agar mobil dapat melintas.. Pemahaman diktatoral dibawah rezim Sisi,” tulisnya.

2. Makam-makam kuno yang berada di area tersebut telah terdaftar sejak 2009 dalam situs arkeologi 

Warga Mesir Ramai Bahas Isu Pembongkaran di Makam Islam KunoSalah satu bagian dari komplek makam yang mulai dibongkar. Lokasi: City of The Dead, ibu kota Kairo, Mesir. Facebook.com/Youssof Osama

Arab News melaporkan, sebuah kampanye terkait dengan situasi ini telah diluncurkan di Facebook yang menyerukan pihak berwenang untuk meninggalkan proyek dan tidak lagi melanjutkan pembongkaran.

Aktivis dan jurnalis Khaled Abdel-Hadi mengatakan bahwa makam Mamluk adalah bagian dari arsitektur Islam Mesir yang terkenal di dunia dan menghancurkannya akan menghapus aspek-aspek kunci dari sejarah negara.

Situasi itu pun juga mengundang sorotan Arkeolog Hisham Auf yang menunjukkan bahwa makam yang dihancurkan untuk membuat jalan bagi jembatan itu berada di situs arkeologi yang terdaftar sejak 2009 dan itulah mengapa merusaknya akan melanggar hukum. “Wilayah ini secara keseluruhan mengalami perubahan, yang semuanya bertentangan dengan hukum.” Ungkapnya.

3. Pemerintah Mesir langsung berikan klarifikasi terkait protes di media sosial  

Warga Mesir Ramai Bahas Isu Pembongkaran di Makam Islam KunoSalah satu foto yang dunggah terkait proyek pembangunan di lokasi makam islam kuno, City of The Dead. Facebook.com/Emad Othman Mahran

Beberapa jam setelah unggahan foto-foto proyek pembangunan menjadi viral dan tuai protes besar di sosial media, pemerintah mesir pun langsung mengunggah postingan klarifikasi dan menyebut bahwa rumor yang beredar tentang perusakan makam bersejarah merupakan tuduhan palsu. Hal itu dirilis melalui postingan akun media sosial di facebook milik kementerian pariwisata dan purbakala Mesir, berisi pernyataan yang disampaikan oleh Osama Talaat, kepala sektor barang purbakala Islam, koptik, dan Yahudi.

Dalam unggahan pihaknya mengungkapkan, bahwa meskipun berada di lokasi yang sama, namun gambar makam dan bangunan yang tersebar di media sosial bukanlah merupakan bagian dari monumen bersejarah yang terdaftar, melainkan makam modern dan tergolong milik individu. Sementara makam-makam Mamluks yang bersejarah lokasinya masih jauh dari proyek pembangunan.

Meskipun pihak pemerintah menyangkal klaim yang ada, tetapi Talaat menyebutkan bahwa pihaknya akan mengarahkan pembentukan komite ilmiah teknis untuk memeriksa dan memutuskan apakah terdapat diantara sisa dari puing-puing pembongkaran tersebut yang memiliki nilai prasasti yang layak untuk dipajang di dalam museum.

Sementara itu, pernyataan pemerintah sepertinya tetap tidak dapat meredam sepenuhnya protes rakyat. Seperti yang disebutkan, tidak hanya merupakan kompleks makam untuk para tokoh sejarah, makam di city of the dead juga banyak diantaranya adalah milik pribadi sehingga protes pun banyak pula dilayangkan oleh warga yang anggota keluarganya dimakamkan disana.

France24 (the observer) menuliskan, para keluarga tersebut sebelumnya telah mendapatkan surat dari otoritas Kairo terkait dengan proyek pembangunan, namun mereka mewajibkan pemilik tanah untuk merelokasi makam yang dimiliki sebelum konstruksi dimulai dengan respons yang ditunggu oleh pihak pemerintah hanya dalam kurun waktu 48 jam. Salah seorang responden bahkan mengungkapkan pihak keluarganya sama sekali tidak diberikan kompensasi terkait hal ini dan pemerintah juga tidak menyediakan kuburan alternatif sebagai solusi.

Baca Juga: Dijuluki Firaun Perempuan, Ini 5 Perempuan yang Pernah Menguasai Mesir

Calledasia Lakawa Photo Verified Writer Calledasia Lakawa

Broken crayons still color

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya