Ribuan Orang Padati Pemakaman Perawat yang Ditembak Tentara Israel

Razan al-Najar ditembak ketika membantu korban di Gaza

Yerusalem, IDN Times - Ribuan orang warga Palestina mendatangi pemakanan Razan al-Najjar (21), petugas medis asal Palestina yang ditembak mati di perbatasan Israel-Palestina pada hari Jumat (1/6/2018) yang lalu, dilansir dari The Washington Post.

Dalam iring-iringan pelayat, terlihat sejumlah pekerja medis berseragam yang merupakan rekan kerja dari Razan. Terlihat pula ayah Razan, Ashraf al-Najjar yang membawa jaket berdarah milik putrinya tersebut.

1. Ditembak saat menolong demonstran yang terluka

Ribuan Orang Padati Pemakaman Perawat yang Ditembak Tentara Israelnews.mb.com

Dilansir dari Thestar.com, Najjar merupakan satu dari 115 orang yang terbunuh di aksi protes yang berlangsung sejak bulan Maret lalu. Saat kejadian berlangsung, Najjar sedang berusaha membantu seorang demonstran yang terluka.

Tiba-tiba, beberapa orang tentara Israel membuka serangan dan menembakkan 2-3 butir peluru ke arah demonstran. Satu peluru tersebut menembus dada Najjar dan membuatnya tewas seketika.

2. Satu dari sedikit tenaga medis perempuan di lapangan

Ribuan Orang Padati Pemakaman Perawat yang Ditembak Tentara Israelmondoweiss.net

Pada wawancara yang dilakukan oleh New York Times pada bulan Mei lalu, Najjar bercerita bahwa ia merupakan satu dari sedikit tenaga medis perempuan yang merespon kondisi gawat darurat di perbatasan.

Menurutnya, menjadi seorang tenaga medis bukan hanya pekerjaan untuk laki-laki, namun juga untuk perempuan.

"Kami hanya punya satu tujuan: untuk menyelamatkan nyawa dan mengavukasi orang-orang, serta untuk memberikan pesan pada dunia: bahkan tanpa senjata, kita bisa melakukan apapun."

3. Akan bertunangan di akhir bulan Ramadan

Ribuan Orang Padati Pemakaman Perawat yang Ditembak Tentara Israelpresstv.com

Kepergian Najjar membawa duka bagi kerabat terdekatnya. Ibu dari Razan, Shabreen Al-Najaar, mengungkapkan bahwa kepergian Razan akan meninggalkan "kekosongan besar di rumah."

"Saya ingin dunia mendengar suara saya... Apa kesalahan anak saya?" ujar Shabreen saat diwawancarai oleh Associated Press.

Sementara itu Izzat Shatat, petugas ambulans yang juga bekerja bersama Razan mengungkap, bahwa ia dan Razan akan bertunangan di akhir bulan Ramadan. Ia pun mengaku bahwa dirinya khawatir terhadap keselamatan Razan di kawasan perbatasan dan melarangnya untuk pergi. Namun, saat itu Razan menolak dan bersikukuh untuk tetap bertugas di sana.

"Ia menolong semua orang. Ia tidak pernah menolak. Ia yang pertama berlari ke setiap orang yang tertembak," ujarnya sambil berlinang air mata.

4. Memancing komentar dari berbagai pihak

Kematian Najjar juga memancing komentar dari berbagai penjuru dunia. Palestinian Medical Relief Society berkata:

Menembak personel medis merupakan kejahatan perang di dalam Konvensi Genewa.

Sementara itu, Kantor Koordinasi Kemanusiaan PBB (Office for the Co-ordination of Humanitarian Affaris, OCHA) berkata bahwa pihaknya "sangat prihatin" dengan kejadian tersebut dan mendorong jaminan perlindungan bagi pekerja medis.

Sementara itu, pihak militer Israel mengklaim bahwa pihaknya akan berusaha menginvestigasi tindakan yang menewaskan Razan. Namun, IDF (Israel Defence Forces) bersikukuh bahwa prajuritnya "bekerja berdasarkan prosedur operasi standar (SOP)", dan tetap menyalahkan militan Hamas yang mengorganisir tindakan demonstrasi tersebut.

Selamat tinggal Razan al-Najar, jasamu akan selalu dikenang hingga akhir nanti.

Panji Gusti Akbar Photo Verified Writer Panji Gusti Akbar

Science nerd, crazy birdwatcher and third-wave coffee aficionado

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya