Akui Perbuatannya, Meng Wanzhou Bisa Pulang ke Tiongkok

Ia telah ditahan di Kanada sejak Desember 2018 lalu

Jakarta, IDN Times - Kepala Keuangan Huawei, Meng Wanzhou, akhirnya bisa pulang ke Tiongkok pada Jumat (24/9) waktu setempat setelah mengakui pelanggaran yang dituduhkan kepadanya. Sebelumnya, ia telah ditahan di Kanada sejak Desember 2018 lalu.

1. Departemen Kehakiman AS telah mencapai kesepakatan penangguhan penuntutan

Dilansir dari BBC, pada Jumat waktu setempat, pihak Departemen Kehakiman AS mengatakan telah mencapai kesepakatan penuntutan yang ditangguhkan.

Ini berarti Departemen Kehakiman AS akan menunda penuntutan Meng hingga Desember 2022 ini. Jika dia mematuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pengadilan, kasus tersebut pada akhirnya akan dibatalkan.

Kesepakatan itu, yang merekomendasikan dia dibebaskan, memungkinkan dia untuk secara resmi menyangkal bersalah atas tuduhan utama sementara juga mengakui tuduhan yang diajukan oleh AS.

Kemudian di hari yang sama, jaksa Kanada mengatakan kepada pengadilan di Vancouver, Kanada, bahwa mereka telah menarik upaya untuk mengekstradisi dia ke AS serta bahwa dia harus dibebaskan dari penahanan.

Dia telah berada di bawah tahanan rumah di rumahnya di Vancouver yang bernilai jutaan dolar selama hampir 3 tahun terakhir.

Menjelang sidang, Meng terlihat memasuki gedung didampingi oleh pejabat konsuler Tiongkok.

Hakim kemudian memerintahkan agar dia bebas. Sebagai bagian dari kesepakatan, Meng menyetujui pernyataan fakta yang mengakui bahwa dia secara sadar membuat pernyataan palsu kepada Bank HSBC.

Pihak Departemen Kehakiman AS mengatakan Meng telah mengambil tanggung jawab atas peran utamanya dalam melakukan skema untuk menipu lembaga keuangan global.

Mereka juga mengatakan pihaknya terus mempersiapkan persidangan terhadap Huawei.

2. Tak lama setelah pengumuman Meng Wanzhou, PM Kanada umumkan pembebasan 2 warga negaranya dari Tiongkok

Baca Juga: Warga Kanada Tuntut Pembebasan 2 Pria Kanada di China

Tak lama setelah pengumuman tersebut, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengumumkan pembebasan 2 warga negara Kanada yang ditahan di Tiongkok atas tuduhan mata-mata dan diterbangkan ke luar negeri.

Trudeau mengadakan konferensi pers Jumat malam waktu setempat sekitar 1 jam setelah pesawat Meng meninggalkan Kanada menuju Tiongkok.

Kesepakatan itu dicapai ketika Presiden AS, Joe Biden, dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping,
telah berusaha untuk meredam tanda-tanda ketegangan publik, bahkan ketika dua ekonomi
dominan dunia itu berselisih dalam berbagai isu seperti keamanan siber, perubahan iklim,
HAM, serta perdagangan dan tarif.

Biden mengatakan dalam sebuah pidato di hadapan Majelis Umum PBB awal pekan ini bahwa dia tidak berniat memulai Perang Dingin baru, sementara Xi mengatakan kepada para pemimpin dunia bahwa perselisihan di antara negara-negara perlu ditangani melalui dialog dan kerja sama.

Sebagai bagian dari kesepakatan, diungkapkan di pengadilan federan, Departemen Kehakiman AS setuju untuk menolak tuduhan penipuan terhadap Meng pada Desember 2022 ini, tepat 4 tahun setelah penangkapannya.

Pengacara Meng, Michelle Levin, mengatakan mereka sepenuhnya mengharapkan tuduhan itu diberhentikan dalam 14 bulan terakhir ini. Ia mengatakan pihaknya sangat senang bahwa sementara itu dia bisa pulang ke keluarganya.

3. Kasus tersebut merupakan salah satu titik perselisihan antara AS-Tiongkok

Akui Perbuatannya, Meng Wanzhou Bisa Pulang ke TiongkokHubungan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok. (Pixabay.com/Conmongt)

Kasus ini adalah salah satu dari beberapa titik pertikaian antara AS dengan Tiongkok,
khususnya terhadap perusahaan teknologi Huawei.

Pemerintahan Presiden AS saat itu, Donald Trump, menempatkan Huawei pada daftar hitam ekspor pada tahun 2019 lalu.

Langkah itu dan pengetatan pembatasan berikutnya menghentikan Huawei dari membeli banyak jenis semikonduktor berteknologi tinggi, yang merugikan kemampuan perusahaan Tiongkok untuk memproduksi.

Pejabat AS juga menyebut dorongan agresif Huawei ke pasar peralatan telekomunikasi 5G global sebagai ancaman keamanan nasional, memperingatkan bahwa pihak berwenang Tiongkok dapat memanfaatkan peralatan untuk memata-matai atau menganggu komunikasi.

Huawei dan Tiongkok telah menolak kekhawatiran itu, tetapi AS pada dasarnya melarang
penggunaan peralatan jaringan Huawei di dalam negeri serta menekan sekutu untuk tidak
menggunakannya.

Penangkapan Meng mendorong Kanada ke tengah ketegangan AS-Tiongkok dan menciptakan mimpi buruk kebijakan luar negeri bagi Trudeau pada saat ia berharap untuk memperdalam hubungan ekonomi dengan Tiongkok.

Pihak Tiongkok kemudian menahan dua warga negara Kanada tersebut serta melarang impor beberapa tanaman Kanada, termasuk kanola.

Seperti yang diketahui, kanola merupakan tanaman yang dapat tumbuh secara alami namun tidak dapat dikonsumsi oleh manusia, di mana itu digunakan untuk pelumas.

Sebelumnya, para petinggi Kanada lainnya, termasuk beberapa mantan Menteri Luar Negeri
Kanada, mendesak Trudeau untuk melepaskan Meng, berharap hal itu akan memacu Tiongkok untuk kedua warga negara Kanada tersebut.

Akan tetapi saat itu, Trudeau justru menolak panggilan itu dengan mengatakan bahwa
melepaskannya akan membahayakan warga Kanada lainnya di seluruh dunia.

Baca Juga: Beri Kue Ganja ke Rekannya, Tentara Kanada Dihukum

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya