Alex Saab Bawa Surat Nicolas Maduro kepada Iran

Pejabat AS yakin ia memiliki banyak rahasia tentang Maduro

Caracas, IDN Times - Pebisnis asal Kolombia, Alex Saab, membawa surat yang dibuat oleh Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, kepada pemimpin tertinggi Iran ketika dia ditangkap berdasarkan surat perintah Amerika Serikat tahun 2020 lalu. Para pejabat Amerika Serikat merasa yakin bahwa Saab memiliki banyak rahasia tentang Maduro. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pengacara Alex Saab telah mengajukan tuntutan di Pengadilan Federal yang ada di Florida

Dilansir dari Aljazeera.com, seorang pebisnis Kolombia membawa sepucuk surat dari Maduro yang mengakui dia kepada pemimpin tertinggi Iran ketika ditangkap berdasarkan surat perintah Amerika Serikat tahun 2020 lalu, menurut pengadilan baru yang mengajukan kasus korupsi yang bermuatan politik dengan meningkatkan ketegangan antara Amerika Serikat dengan negara-negara Amerika Selatan. Pengacara dari Alex Saab telah mengajukan pengajuan di Miami, Florida, tepatnya di Pengadilan Federal Amerika Serikat pada hari Kamis, 21 Januari 2021, waktu setempat.

Para pejabat Amerika Serikat merasa yakin Saab telah menyimpan banyak informasi rahasia tentang bagaimana Maduro, keluarga, dan para pembantu utamanya diduga menyedot dana sebesar jutaan dolar Amerika Serikat dalam kontrak pemerintah di tengah kelaparan yang meluas di Venezuela. Dia ditahan sejak bulan Juni 2020 lalu ketika jet pribadinya berhenti mengisi bahan bakar dalam penerbangan ke Iran, di mana dia diduga dikirim untuk merundingkan kesepakatan menukar emas Venezuela dengan bensin Iran. 

2. Pada tahun 2019, pihak Jaksa Federal di Miami mendakwa Saab atas tuduhan pencucian uang

Alex Saab Bawa Surat Nicolas Maduro kepada IranIlustrasi uang Dolar Amerika Serikat. (Pixabay.com/geralt)

Pengacara Saab berpendapat bahwa kampanye Amerika Serikat terhadap Maduro, yang juga didakwa di Pengadilan Federal New York atas tuduhan perdagangan narkoba, bukanlah pengganti hukum internasional. Ia juga mengatakan dalam pengajuan tersebut bahwa hubungan diplomatik yang tidak teratur antara Amerika Serikat dan Venezuela tidak memungkinkan pengadilan mengabaikan Konvensi Wina. Menurut pengacara Saab, apapun pendapatnya mengenai Maduro, Amerika Serikat terus mengakui Venezuela sebagai anggota komunitas bangsa yang berdaulat serta hukum negara mengharuskannya untuk menghormati hak kedaulatan negara tersebut, termasuk untuk mengirimkan utusan diploamtik ke negara lain manapun di dunia.

Jaksa Federal di Miami telah mendakwa Saab pada tahun 2019 lalu atas tuduhan pencucian uang terkait dengan skema dugaan suap yang mengantongi lebih dari 350 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp4,93 triliun dari proyek perumahan berpenghasilan rendah untuk pemerintah Venezuela yang tidak pernah dibangun. Pengacara Saab juga menantang yurisdiksi pengadilan Amerika Serikat, mengatakan bahwa Saab tidak melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dalam hampir 3 dekade terakhir ini.

Baca Juga: Maduro Berharap Bisa Perbaiki Hubungan dengan AS di Bawah Biden

3. Maduro berharap adanya hubungan yang lebih baik dengan pemerintahan Amerika Serikat yang baru di bawah Joe Biden

Alex Saab Bawa Surat Nicolas Maduro kepada IranPresiden Venezuela, Nicolas Maduro. (Instagram.com/nicolasmaduro)

Maduro berharap adanya hubungan yang lebih baik dengan pemerintahan Amerika Serikat yang baru di bawah Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, di mana hubungan kedua negara hampir 2 tahun di era mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ketika itu, Trump memilih mengakui pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, sebagai Presiden Venezuela sementara hingga akhirnya Amerika Serikat dan Venezuela memutuskan hubungan diplomatiknya pada tanggal 23 Januari 2019 lalu. 

Calon Menteri di kabinet pemerintahan Biden, Anthony Blinken, menggambarkan Maduro sebagai "diktator brutal" dan selama sidang konfirmasi Senat mengatakan dia mendukung kebijakan Trump dalam mendukung Guaido. Di era Trump, Amerika Serikat telah mengeluarkan sanksi terhadap pemerintah sosialis Venezuela, memberlakukan embargo minyak, dan menolak untuk mengakui Maduro kembali terpilih sebagai Presiden Venezuela tahun 2018 lalu. Para analis politik yakin Biden akan mengambil sikap yang lebih moderat dan akan mendukung mediasi internasional untuk transisi menuju pemerintahan baru.

Baca Juga: Maduro Berencana Digitalisasi Penuh Ekonomi Venezuela

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya