Ancaman Penjara Bagi Kedatangan dari India Tuai Kecaman

Larangan kedatangan dari India berlaku beberapa pekan

Sydney, IDN Times - Larangan kedatangan warga dari India ke Australia dinilai para kritikus merupakan bentuk tindak rasisme serta pelanggaran HAM. Kebijakan larangan tersebut diberlakukan hingga tanggal 15 Mei 2021 ini demi mencegah masuknya COVID-19 di Australia. Bagaimana awal ceritanya?

1. Mengkriminalisasi orang-orang yang datang dari India tergolong ekstrim dan tidak proporsional

Ancaman Penjara Bagi Kedatangan dari India Tuai KecamanSuasana di sekitar bandara yang ada di Sydney, Australia. (Twitter.com/SydneyAirport)

Dilansir dari BBC, ancaman pemerintah Australia untuk memenjarakan orang yang datang dari India telah memicu kecaman keras, dengan para kritikus menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk rasisme dan pelanggaran HAM. Para kritikus yang merupakan ahli medis dan kelompok hukum berpendapat langkah pemerintah untuk mengkriminalisasi kedatangan orang-orang dari India tergolong ekstrim atau tidak proporsional dengan resiko kesehatan. Senator Federal Partai Hijau Australia, Mehreen Faruqi, mengatakan bahwa tindakan itu benar-benar mengerikan dan rasis.

Komentator media konservatif terkemuka setempat, Andrew Bolt, mengatakan kebijakan itu sangat kejam dan tidak rasional sehingga ia juga harus menyalahkan rasisme. Ia juga tidak percaya pihaknya akan memberlakukan larangan seperti itu pada orang kulit putih Australia yang melarikan diri. Mantan Komisaris Diskriminasi Ras Australia Tim Southphommasane menunjukkan ketidakkonsistenan dalam kebijakan pemerintah, mencatat larangan, dan hukuman pidana tidak dikenakan pada warga Australia yang kembali dari negara lain pada puncak gelombang COVID-19.

Anggota komunitas India-Australia, yang merupakan sekitar 2,6 persen dari populasi, telah menyatakan kemarahan atas larangan yang dibuat mendadak tersebut. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka merasa diperlakukan seperti penjahat dan warga kelas dua karena ingin melarikan diri dari bahaya. Pakar hukum juga menyuarakan keprihatinan bahwa larangan sementara itu telah melanggar hukum internasional.

2. Pemerintah Australia menuduh larangan tersebut merupakan tindakan rasisme

Ancaman Penjara Bagi Kedatangan dari India Tuai KecamanPerdana Menteri Australia, Scott Morrison. (Instagram.com/scottmorrisonmp)

Larangan tersebut mulai diberlakukan pada hari Senin, 3 Mei 2021, waktu setempat dan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, menepis larangan itu merupakan bentuk rasisme. Ia juga menambahkan tuduhan yang sama dibuat terhadap pemerintahan lebih dari setahun yang lalu ketika menutup perbatasan ke daratan Tiongkok. Morrison juga mengatakan tidak ada politik atau ideologi dalam situasi pandemi dan ini hanyalah murni virus.

Diperkirakan ada sekitar 9.000 warga Australia yang menetap di India, dengan 600 orang diantaranya berada dalam golongan rentan. Pemerintah Australia mengatakan tindakan yang telah diumumkan hari Sabtu, 1 Mei 2021, lalu didasarkan pada nasihat medis yang ditujukan untuk melindungi masyarakat. Para pejabat Australia mengatakan peningkatan infeksi COVID-19 terlihat pada kedatangan orang India selama 2 minggu terakhir telah menimbulkan kekhawatiran.

Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, mengatakan kedatangan orang-orang dari India menyumbang sekitar 57 persen dari kasus positif di karantina, naik dari 10 persen pada bulan Maret 2021 lalu. Dia juga mengatakan ini menempatkan beban yang sangat signifikan pada layanan kesehatan dan medis.

Baca Juga: Pulang dari India, Warga Australia Terancam Denda dan Penjara

3. Jumlah kasus COVID-19 di Australia sampai saat ini

Ancaman Penjara Bagi Kedatangan dari India Tuai KecamanSuasana di sekitar wilayah Sydney, Australia. (Pixabay.com/moremilu)

Sampai hari Senin, 3 Mei 2021, waktu setempat, jumlah kasus COVID-19 di Australia telah mencapai 29.838 kasus dengan rincian 910 kasus berakhir meninggal dunia serta 28.655 kasus berakhir sembuh. Di hari yang sama, Australia mengalami penambahan kasus sebanyak 12 kasus baru. Dengan demikian, Australia saat ini berada di urutan ke-120 jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia serta salah satu negara yang dianggap berhasil mengendalikan wabah COVID-19.

Australia telah berhasil menjalankan kebijakan wajib karantina selama 14 hari untuk semua kedatangan internasional dan sebagian besar dari mereka dilakukan di hotel. Akan tetapi, pemerintah Australia mengatakan lonjakan kasus positif dari India saat ini mengancam sistem karantina, yang memiliki kapasitas untuk menangani batas maksimum 2 persen dari kedatangan yang terinfeksi. 

Baca Juga: KPAI: Meledaknya COVID-19 di India Bikin Gelisah Dunia Pendidikan 

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya