AS Siap Ungkap Strateginya, Korut Kecam Biden

Mereka juga menganggap AS mempertahankan permusuhan

Pyongyang, IDN Times - Pemerintah Korea Utara mengecam sikap Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, yang bersiap mengungkap strategi Amerika Serikat untuk menghadapi Korea Utara. Mereka juga menuding Amerika Serikat tetap mempertahankan sikap permusuhannya. Bagaimana awal ceritanya?

1. Kementerian Luar Negeri Korea Utara menganggap pernyataan Biden tidak dapat ditoleransi

AS Siap Ungkap Strateginya, Korut Kecam BidenSuasana di salah satu wilayah yang berada di Korea Utara. (Pixabay.com/gfs_mizuta)

Dilansir dari BBC, dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada hari Minggu, 2 Mei 2021, waktu setempat, pihak Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyebut pernyataan Biden mengenai program nuklirnya, dalam pidatonya di depan Kongres, tidak dapat ditoleransi dan kesalahan besar. Mereka juga menambahkan pernyataan Biden jelas mencerminkan niatnya untuk tetap menegakkan kebijakan permusuhan terhadap Korea Utara seperti yang dilakukan oleh tentara Amerika Serikat selama lebih dari setengah abad.

Pernyataan terpisah Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan komentar sebelumnya yang mengkritik situasi HAM di Korea Utara yang menghina martabat pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, serta menunjukkan Amerika Serikat mempersiapkan diri untuk bertarung habis-habisan. Belum diketahui komentar mana mengenai HAM yang dirujuk pernyataan pemerintah Korea Utara, akan tetapi pihak Gedung Putih diperkirakan akan segera merujuk utusan khusus HAM di Korea Utara.

2. Biden menilai program nuklir Korea Utara dengan Iran menghadirkan ancaman serius bagi keamanan AS dan dunia

AS Siap Ungkap Strateginya, Korut Kecam BidenPresiden Amerika Serikat, Joe Biden. (Instagram.com/whitehouse)

Dalam sesi gabungan Kongres yang menandai 100 hari jabatannya, Biden mengatakan bahwa program nuklir Korea Utara bersama Iran telah menghadirkan ancaman serius bagi keamanan Amerika Serikat dan keamanan dunia. Dia juga menambahkan pihaknya akan bekerja sama dengan para sekutu untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh kedua negara ini melalui diplomasi serta pencegahan yang keras. Pemerintah Amerika Serikat telah berusaha melakukan pembicaraan diplomatik dengan Korea Utara sejak pertengahan Februari 2021 lalu.

Selama masa kampanye jelang Pemilu Presiden Amerika Serikat 2020 lalu, Biden menyebut Kim sebagai "seorang preman" serta mengatakan pelucutan senjata nuklir Korea Utara harus terjadi sebelum sanksi ekonomi yang melumpuhkan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan PBB dapat dilonggarkan. Sessat sebelum Biden menjabat, Kim memberikan pidato di mana dia menggambarkan Amerika Serikat sebagai musuh terbesar negaranya serta mengumumkan ambisinya untuk memperluas persenjataan nuklirnya. Namun, dia juga menambahkan bahwa dia tidak mengesampingkan diplomasi.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan kebijakan Amerika Serikat akan melihat pendekatan praktis serta terkalibrasi yang terbuka untuk dan akan mengeksplorasi diplomasi. Psaki juga memberikan sedikit indikasi terkait insiatif diplomatik seperti apa yang dapat ditimbulkannya, tetapi menyarankan bahwa Biden telah belajar dari pengalaman pemerintahan sebelumnya, yang telah berjuang selama beberapa dekade untuk menangani kediktatoran di Korea Utara atau dalam beberapa tahun terakhir, persenjataan nuklirnya yang berkembang.

Baca Juga: Joe Biden Tegaskan AS Tak Cari Gara-gara dengan Tiongkok

3. Tak hanya AS, Korea Utara juga mengkritik langkah Korea Selatan karena gagal menghentikan aktivis pembelot

AS Siap Ungkap Strateginya, Korut Kecam BidenBendera Korea Utara dan Korea Selatan. (Pixabay.com/www_slon_pics)

Tak hanya terhadap Amerika Serikat, seorang pejabat senior Korea Utara sekaligus adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong, memberikan kritikan tajam Korea Selatan karena gagal menghentikan aktivis pembelot meluncurkan selebaran anti-Korea Utara. Sebuah kelompok aktivis di Korea Selatan mengatakan pada hari Jumat, 30 April 2021, lalu bahwa mereka telah melepaskan balon ke Korea Utara yang membawa uang kertas dan selebaran yang mengecam pemerintah Korea Utara serta menentang undang-undang yang baru-baru ini diberlakukan yang melarang pembebasan tersebut setelah dikeluhkan oleh Korea Utara.

Ia menganggap manuver yang dilakukan oleh warga Korea Selatan sebagai provokasi serius terhadap negaranya dan akan mempertimbangkan mengambil tindakan yang sesuai. Pada tahun 2020 lalu, Korea Utara telah meledakkan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong, Korea Utara, setelah Kim Yo-jong memimpin kampanye kritik atas peluncuran selebaran tersebut.

Baca Juga: Korea Utara Kecam Korea Selatan karena Diragukan Bebas COVID-19

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya