Beberapa Negara UE Pertimbangkan Buka Misi di Afghanistan

Hal ini tidak berarti membuka pengakuan untuk Taliban

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Sabtu (4/12) waktu setempat mengatakan bahwa beberapa negara Eropa sedang mempertimbangkan untuk membuka misi diplomatik di Afghanistan. Sebelumnya, sebanyak 250 warga Afghanistan telah dievakuasi ke Prancis dengan bantuan dari Qatar.

1. Hal ini tidak berarti membuka pengakuan Taliban

Dilansir dari BBC, menurut Macron, sejumlah masalah harus diselesaikan, terutama keamanan, agar para duta besar dapat kembali tetapi dia berharap misi akan segera dibuka.

Hal itu demikian tidak akan berarti pengakuan politik terhadap Taliban. Para duta besar dari
negara-negara Barat sebelumnya memilih menarik diri dari Afghanistan setelah kelompok Taliban merebut kembali kekuasaan pada Agustus 2021 lalu.

Akibatnya, beberapa menteri dari kelompok Taliban dikenakan sanksi dari Amerika Serikat dan PBB.

"Kami sedang memikirkan sebuah organisasi antara beberapa negara Eropa, lokasi bersama untuk beberapa orang Eropa, yang akan memungkinkan duta besar kami untuk hadir," ungkap pernyataan Macron yang dilansir dari BBC.

Ia juga menambahkan ini adalah pendekatan yang berbeda dari pengakuan politik atau dialog politik dengan kelompok Taliban.

2. Di waktu bersamaan, Macron juga memberikan apresiasi kepada Qatar

Baca Juga: Taliban Janji Perempuan Afghanistan Boleh Kuliah 

Di waktu bersamaan, Macron dalam kunjungan ke negara Teluk menyatakan penghargaan kepada Qatar pada Sabtu waktu setempat karena membantu mengatur proses evakuasi terbaru ke Prancis lebih dari 250 warga Afghanistan yang terancam.

Qatar telah memainkan peran penting baik dalam diplomasi dan evakuasi di akhir perang 20
tahun di Afghanistan oleh negara-negara Barat.

Macron sendiri telah bertemu dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, pada Jumat (3/12) malam waktu setempat.

Sebuah penerbangan yang disewa oleh Prancis menerbangkan sebanyak 258 warga Afghanistan yang sangat terancam karena aktivitas mereka, terutama jurnalis, atau karena hubungan mereka dengan Prancis, termasuk mantan personel sipil yang direkrut secara lokal untuk tentara Prancis.

Dalam penerbangan yang sama juga membawa 11 warga negara Prancis dan sekitar 60 warga Belanda.

Pihak kementerian di Prancis mengatakan sejak (10/9) lalu, sebanyak 110 warga Prancis dan tanggungan mereka serta 396 warga Afghanistan telah dievakuasi dalam 10 penerbangan yang diselenggarakan oleh Qatar.

Sekitar setengah dari 124 ribu warga dari negara-negara Barat dan sekutu Barat Afghanistan diterbangkan keluar dari Afghanistan pada hari-hari akhir keterlibatan militer pimpinan AS di Afghanistan yang transit melalui Qatar.

3. Pada akhir Oktober 2021 lalu, Uni Eropa sebelumnya bermaksud membuka kembali perwakilan diplomatik

Beberapa Negara UE Pertimbangkan Buka Misi di AfghanistanGedung Parlemen Uni Eropa. (Pixabay.com/USA-Reiseblogger)

Pada akhir Oktober 2021 lalu, Uni Eropa bermaksud untuk membuka kembali perwakilan diplomatik di Afghanistan dalam waktu sebulan karena blok tersebut berusaha untuk memperdalam keterlibatan yang terbatas dengan rezim Taliban.

Langkah itu berarti bahwa para diplomat Uni Eropa akan kembali ke Afghanistan karena pihak Uni Eropa berupaya mengoordinasikan upaya bantuan dan evakuasi lanjutan warga Afghanistan.

Pengembalian yang direncanakan datang ketika kekuatan global berusaha mencari cara untuk berurusan dengan para pemimpin baru negara itu.

Uni Eropa mengatakan pihaknya mencari pendekatan yang dikalibrasi untuk para militan,
mengejar keterlibatan dengan pemerintah Afghanistan tetapi berhenti mendapatkan pengakuan.

Blok tersebut percaya bahwa mereka membutuhkan peran di Afghanistan yang dipimpin oleh Taliban untuk melobi perlindungan HAM, untuk menahan para militan pada janji mereka untuk menghentikan Afghanistan menjadi pengekspor terorisme, serta untuk membantu mencegah krisis kemanusiaan.

Pada September 2021 lalu, Uni Eropa telah mengirim misi eksplorasi ke Afghanistan untuk
menilai kelayakan pengiriman darurat kembali ke Afghanistan, menyadari bahwa tanpa kehadiran di lapangan, mereka tidak memiliki akses yang diperlukan untuk secara efektif
mengimplementasikan paket bantuan regional yang dijanjikan sebesar 1 miliar euro atau setara dengan Rp16,4 triliun.

Baca Juga: Warga Miskin Afghanistan Terima Bantuan Langsung Tunai dari PBB

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya