Belum Vaksinasi, Ribuan Tenaga Medis Prancis Diskors

Mereka tidak divaksin dengan alasan keamanan atau kemajuran

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Prancis mengambil tindakan skors tanpa bayaran terhadap ribuan tenaga medis yang belum divaksinasi pada Kamis (16/9) waktu setempat. Sebagian besar dari mereka memilih tidak divaksin karena alasan keamanan atau kemanjuran.

1. Beberapa lusin tenaga medis telah menyerahkan surat pengunduran diri ketimbang divaksinasi

Dilansir dari Channelnewsasia.com, Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran, mengumumkan sebanyak ribuan petugas kesehatan di seluruh Prancis telah diskors tanpa bayaran karena gagal memperoleh vaksinasi COVID-19 menjelang tenggat waktu pekan ini.

Dia menambahkan bahwa beberapa lusin tenaga medis lainnya sudah menyerahkan surat pengunduran diri ketimbang mendaftar untuk mengikuti program vaksinasi.

Itu dibandingkan dengan 2,7 juta pekerja kesehatan secara keseluruhan serta Veran menambahkan bahwa kesehatan yang berkelanjutan terjamin.

Sebagian besar dari tenaga medis enggan untuk divaksinasi dengan alasan masalah keamanan atau kemanjuran vaksin, yang menimbulkan risiko bahwa dorongan vaksinasi di Prancis bisa terhenti.

Badan Kesehatan Masyarakat Nasional Prancis memperkirakan pekan lalu sekitar 12 persen staf rumah sakit dan 6 persen dokter di tempat praktik swasta belum divaksinasi.

2. Sebelumnya, Presiden Prancis mengatakan vaksinasi tidak bersifat wajib untuk masyarakat umum

Baca Juga: Adnan al-Sahrawi: Komandan ISIS Greater Sahara yang Dibunuh Prancis

Sehari sebelum terkena skors, pekerja tenaga medis di Prancis menghadapi skorsing jika mereka belum divaksinasi hingga Rabu (15/9) waktu setempat.

Dengan sebanyak 300 ribu pekerja masih belum divaksinasi, beberapa rumah sakit setempat khawatir kekurangan staf yang akan menambah beban mereka.

Saat ini, vaksin wajib untuk perawatan medis, perawatan di rumah, dan pekerja darurat di Prancis dan waktu tenggat tersebut merupakan batas waktu bagi staf untuk memiliki setidaknya satu dosis.

Mandat tersebut disetujui oleh parlemen Prancis selama musim panas untuk melindungi pasien dan masyarakat dari gelombang baru COVID-19.

Juru bicara pemerintah Prancis, Gabriel Attal, pada Rabu waktu setempat mengatakan ini ditujukan untuk satu hal yakni melindungi rumah sakit, melindungi petugas kesehatan, dan melindungi populasi Prancis yang rapuh serta pihaknya tidak menstigamtisasi siapa pun dan membuat semua orang bertanggung jawab.

Mengungkap langkah-langkah besar dalam memerangi lonjakan kasus COVID-19, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan vaksinasi tidak akan diwajibkan untunk masyarakat umum untuk saat ini tetapi menekankan bahwa pembatasan akan fokus pada mereka yang tidak divaksinasi.

Akan tetap perlambatan tingkat vaksinasi dan peningkatan tajam dalam kasus baru karena varian Delta yang sangat menular telah memaksa pemerintah memikirkan kembali untuk para tenaga medis.

Sebagai tanda pertama bahwa serangkaian tindakan baru mungkin lebih meyakinkan untuk divaksinasi, situs web tempat orang memesan vaksin COVID-19, Doctolib, dibanjiri pengunjung internet setelah pidato yang disampaikan Macron beberapa waktu lalu.

Macron mengatakan bahwa izin kesehatan yang diperlukan untuk menghadiri acara berskala besar atau pergi ke klub malam akan digunakan lebih luas, termasuk untuk memasuki restoran, bioskop, dan teater.

Ini juga akan diminta untuk naik kereta api dan pesawat mulai awal Agustus 2021 lalu yang memberikan insentif lebih lanjut bagi orang-orang untuk mendapatkan kesempatan.

3. Lebih dari 90 persen tenaga medis Prancis sudah menerima vaksin COVID-19

Belum Vaksinasi, Ribuan Tenaga Medis Prancis DiskorsIlustrasi pemberian vaksin COVID-19. (Pixabay.com/huntlh)

Juru bicara pemerintah Prancis mengungkapkan lebih dari 90 persen tenaga medis Prancis telah divaksinasi dan jajak pendapat menunjukkan sebagian besar orang mendukung mandat vaksin untuk tenaga medis.

Sementara 83 persen warga Prancis berusia dewasa telah divaksinasi sepenuhnya, sebagian kecil orang yang vokal menentang vaksin COVID-19, termasuk beberapa petugas kesehatan.

Karena beberapa rumah sakit sudah menghadapi tekanan setelah satu setengah tahun berjuang melawan pandemi COVID-19 dan mengejar perawatan lain, beberapa yang menentang persyaratan vaksin khawatir kekurangan staf dapat menyebabkan bencana.

Jika petugas medis sejauh ini hanya memiliki satu dosis, maka mereka harus melakukan tes COVID-19 setiap 3 hari sampai mereka menyelesaikan vaksinasi yang kedua.

Para ilmuwan mencatat bahwa vaksin yang digunakan di Prancis telah diuji secara luas dan data dibagikan secara publik.

Di seluruh dunia, sebanyak 5,7 miliar dosis vaksin COVID-19 telah diberikan sejauh ini, memberikan gambaran yang sangat luas tentang dampak vaksin terhadap kesehatan masyarakat.

Sementara itu, di wilayah Polinesia Prancis menderita wabah terburuk sejauh ini serta wilayah Kaledonia Baru Pasifik Selatan Prancis telah memerintahkan vaksinasi wajib bagi seluruh warga untuk mencoba menghindari nasib serupa.

Baca Juga: Prancis Tolak Akui Kekuasaan Taliban: Mereka Banyak Berbohong!

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya