Bentrok dengan Taliban, Ribuan Pasukan Afghanistan Kabur

Kekerasan Afghanistan dengan Taliban semakin meningkat

Kabul, IDN Times - Sebanyak lebih dari 1.000 pasukan militer Afghanistan kabur ke Tajikistan pada hari Senin, 5 Juli 2021, waktu setempat setelah bentrok dengan kelompok Taliban. Kekerasan antara pasukan Afghanistan dengan Taliban semakin meningkat. Bagaimana awal ceritanya?

1. Para pasukan mundur demi menyelamatkan nyawa mereka sendiri 

Bentrok dengan Taliban, Ribuan Pasukan Afghanistan KaburPara pasukan militer Afghanistan kabur ke Tajikistan setelah bentrok dengan kelompok Taliban. (Twitter.com/FarangisN)

Dilansir dari BBC, lebih dari 1.000 pasukan militer Afghanistan melarikan diri ke negara tetangga, Tajikistan, setelah bentrok dengan kelompok Taliban. Mereka mundur melintasi perbatasan untuk menyelamatkan mereka sendiri, di mana kekerasan telah meningkat di Afghanistan dan Taliban yang telah membuat keuntungan yang signifikan, terutama di bagian utara Afghanistan, dalam beberapa pekan terakhir ini. Lonjakan itu terjadi ketika Amerika Serikat, Inggris, dan sekutunya mundur setelah 20 tahun.

Sebagian besar pasukan asing yang tersisa di Afghanistan telah pergi sebelum batas waktu bulan September 2021 ini. Ada kekhawatiran bahwa militer Afghanistan, yang seharusnya mengambil alih keamanan di negara itu akan runtuh. Di bawah kesepakatan dengan Taliban, Amerika Serikat dan sekutu NATO setuju untuk menarik semua pasukan sebagai imbalan atas komitmen militan untuk tidak mengizinkan kelompok ekstremis beroperasi di daerah yang mereka kuasai.

Tetapi Taliban justru tidak setuju untuk berhenti memerangi pasukan Afghanistan dan saat ini dilaporkan menguasai sekitar sepertiga dari negara itu.

2. Bagi rakyat Afghanistan, ini merupakan saat yang mengkhawatirkan  

Bentrok dengan Taliban, Ribuan Pasukan Afghanistan KaburPasukan militer Afghanistan. (Twitter.com/978KazoFM)

Baca Juga: Afghanistan Rencanakan Serangan Balik terhadap Taliban

Presiden Afghanistan, Ashraf Gani menegaskan bahwa pasukan keamanan Afghanistan
sepenuhnya mampu menahan gerilyawan, tetapi ada juga laporan mengenai lebih banyak tentara yang mencari perlindungan di Pakistan dan Uzbekistan untuk menghindari pertempuran. Negara-negara tetangga bersiap menghadapi kemungkinan masuknya pengungsi jika pertempuran terus meningkat. Juru bicara kelompok Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan bahwa kelompok itu tidak bertanggung jawab atas peningkatan kekerasan baru-baru ini.

Dia bersikeras bahwa banyak distrik telah jatuh ke tangan Taliban melalui mediasi setelah tentara Afghanistan menolak untuk berperang. Bagi rakyat Afghanistan, ini merupakan saat yang mengkhawatirkan dan kelompok Taliban sendiri mendukung penerapan hukuman sesuai syariat mereka, seperti melakukan eksekusi publik terhadap pembunuh yang dihukum, melarang berbagai hiburan (seperti televisi, musik, dan bioskop), serta tidak menyetujui anak perempuan di atas 10 tahun pergi ke sekolah. Ada juga kekhawatiran yang berkembang mengenai bagaimana melindungi misi diplomatik di Afghanistan.

3. Presiden Tajikistan memerintahkan mobilisasi 20 ribu tentara cadangan demi memperkuat perbatasan dengan Afghanistan

Bentrok dengan Taliban, Ribuan Pasukan Afghanistan KaburPresiden Tajikistan, Emomali Rakhmon (tengah). (Instagram.com/emomali.rahmon)

Presiden Tajikistan, Emomali Rakhmon, di hari yang sama memerintahkan mobilisasi 20 ribu tentara cadangan untuk memperkuat perbatasan dengan Afghanistan setelah lebih dari 1.000 pasukan militer Afghanistan melarikan diri melintasi perbatasan. Penyeberangan tersebut menggarisbawahi situasi yang memburuk dengan cepat di Afghanistan, di mana pasukan asing mendekati penarikan penuh setelah 20 tahun perang dan dengan negosiasi damai terhenti. Presiden Tajikistan melakukan panggilan internasional untuk membahas situasi dengan sekutu di kawasan itu, termasuk mitranya yang merupakan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang negaranya memiliki kehadiran militer besar di Tajikistan.

Putin meyakinkan Rakhmon bahwa Rusia akan mendukung bekas Uni Soviet ini untuk
menstabilkan perbatasannya dengan Afghanistan jika diperlukan, baik secara langsung maupun melalui blok keamanan regional. Rusia mengoperasikan pangkalan militer terbesarnya di luar negeri, tepatnya di Tajikistan, di mana ia menempatkan tank, helikopter, dan pesawat serang darat. Tajikistan sedang mempertimbangkan untuk mendirikan kamp-kamp bagi calon pengungsi dari Afghanistan.

Tak sampai di situ, Rakhmon juga memanggil sesama pemimpin Asia Tengah, yakni Shavkat Mirziyoyev dari Uzebikstan dan Kassym-Jomart Tokayev dari Kazakhstan serta mengadakan pertemuan dewan keamanan.

Baca Juga: Rakyat Afghanistan Mulai Senjatai Diri ketika Pasukan Asing Pergi

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya