Bentuk Ketegasan, Presiden Malawi Pecat Ketua Satgas COVID-19

Mereka dianggap gagal dalam mengelola dana bantuan 

Lilongwe, IDN Times - Presiden Malawi, Lazarus Chakwera, memecat Ketua Satgas COVID-19 serta Kepala Departemen Manajemen Bencana sebagai bentuk ketegasan mereka selama pandemi COVID-19. Mereka dianggap gagal dalam mengelola dana bantuan yang dialokasikan pada bulan Agustus 2020 lalu. Bagaimana awal ceritanya?

1. Ia menegaskan selama pandemi COVID-19, Malawi membutuhkan sosok kepemimpinan yang kuat dalam memerangi virus ini

Bentuk Ketegasan, Presiden Malawi Pecat Ketua Satgas COVID-19Presiden Malawi, Lazarus Chakwera. (Twitter.com/LAZARUSCHAKWERA)

Dilansir dari The Guardian, orang nomor satu di Malawi telah memecat Kepala Satgas COVID-19 serta Kepala Departemen Manajemen Bencana dan beberapa pejabat lainnya telah ditangguhkan karena gagal menyimpan catatan yang tepat mengenai bagaimana dana bantuan tersebut digunakan. Tak hanya itu saja, mereka juga dinilai menentang arahan dari Presiden Malawi untuk mengirimkan laporan setiap minggu ke kantor Kepresidenan Malawi. Menurut Chakwera, penangguhan beberapa pejabat akan membuka jalan bagi audit forensik penuh, yang telah dimulai oleh kantor audit nasional dan penyelidikan penuh serta independen, yang diminta oleh Direktur Penuntutan Publik untuk dilakukan oleh Kepolisian Malawi sebagai masalah yang mendesak.

Chakwera menambahkan setiap kematian akibat virus COVID-19 adalah tragis dan harus disesali, meskipun Tuhan yang pada akhirnya memiliki kuasa atas hidup dan mati, serta kematian yang dapat dicegah bahkan lebih memilukan.

Karena itu, pihak pemerintah Malawi memiliki kewajiban moral dan kewarganegaraan untuk melakukan segala yang pihaknya bisa lakukan untuk memastikan tidak ada sen yang dimaksudkan untuk menyelamatkan nyawa justru disalahgunakan atau disia-siakan oleh siapapun. Chakwera menilai selama pandemi COVID-19, Malawi membutuhkan sosok kepemimpinan yang tegas dalam memberantas virus COVID-19.

Baca Juga: Dituding Vampir, Sejumlah Warga Malawi Dibunuh

2. Dana yang gagal dikelola diketahui mencapai 6,2 miliar kwacha atau setara dengan Rp4 triliun

Bentuk Ketegasan, Presiden Malawi Pecat Ketua Satgas COVID-19Ilustrasi uang. (Pixabay.com/geralt)

Ketika petugas muncul di hadapan gugus tugas dengan laporan mereka tentang bagaimana mereka menghabiskan 6,2 miliar kwacha atau setara dengan Rp4 triliun, hanya satu pejabat setempat yang mendukung laporan dengan benar. Tekanan semakin meningkat pada Chakwera untuk membuktikan bagaimana jutaan orang menyisihkan untuk perencanaan dan kesadaran publik, memfasilitasi kembalinya orang Malawi dari Afrika Selatan, patroli perbatasan, serta mendukung korban kekerasan berbasis gender. Juru kampanye Keadilan Sosial dan HAM Malawi, Idriss Nassah, termasuk diantara mereka yang menyerukan bukti bahwa uang itu digunakan untuk tujuan yang dimaksudkan.

Chakwera sendiri mengaku marah dengan dugaan penyalahgunaan dana tersebut dan menurut pihak kantor ombudsman Malawi, lebih dari separuh dana bantuan dihabiskan untuk makanan, perjalanan, dan akomodasi bagi anggota berbagai gugus tugas. Koalisi Pembela HAM Malawi (MHDRC) merilis pernyataan yang mengatakan bahwa mereka kecewa atas kegagalan yang jelas untuk mempertanggungjawabkan sumber daya.

Pihak MHDRC menambahkan yang membuatnya terkejut adalah adanya informasi bahwa di wilayah utara Malawi, seperti Songwe, Chitipa, dan beberapa perbatasan lainnya tidak pernah melakukan patroli sejak bulan Juli 2020 lalu dan banyak orang mempertanyakan apa yang dilakukan oleh pihak Departemen Manajemen Bencana dengan dana tersebut yang dihabiskan untuk patroli perbatasan.

3. Malawi dikabarkan akan menerima sebanyak 100 ribu dosis tambahan vaksin COVID-19 yang diproduksi dari perusahaan AstraZeneca

Bentuk Ketegasan, Presiden Malawi Pecat Ketua Satgas COVID-19Ilustrasi vaksin COVID-19. (Pixabay.com/torstensimon)

Minggu ini, Chakwera telah mengumumkan bahwa Malawi akan menerima 100 ribu dosis tambahan vaksin COVID-19 yang diproduksi dari perusahaan asal Inggris, AstraZeneca, yang diamankan melalui Uni Afrika untuk perlindungan petugas kesehatan. Dia mengatakan kiriman ini untuk petugas kesehatan berbeda dari 1,5 juta dosis yang tiba di akhir Februari 2021 ini untuk masyarakat umum. Ia juga mengatakan para petugas yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan nyawa orang lain setiap hari dan mereka berbagi dalam kehancuran yang dirasakan karena kehilangan orang yang dicintai akibat virus COVID-19.

Chakwera juga mendoakan semoga arwah mereka dapat beristirahat dengan tenang. Sampai tanggal 15 Februari 2021 ini, Malawi memiliki jumlah kasus COVID-19 sebanyak 29.181 kasus dengan rincian 958 kasus berakhir meninggal dunia serta 14.195 kasus berakhir sembuh. Di tanggal yang sama, Malawi mengalami penambahan sebanyak 146 kasus baru dengan rincian 6 kasus berakhir meninggal dunia dan saat ini, Malawi berada di urutan ke-110 jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

Baca Juga: Malawi Jadi Negara Afrika Pertama yang Buka Kedutaan di Yerusalem

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya