Biden Beri Dukungan di Balik RUU Sistem Imigrasi AS yang Baru

Proposal tersebut telah diuraikan Biden sejak awal menjabat

Washington, D.C, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah memberikan dukungan terhadap RUU Sistem Imigrasi Amerika Serikat yang dibuat ulang demi menciptakan jalan menuju kewarganegaraan bagi jutaan imigran tidak berdokumen di Amerika Serikat. Proposal tersebut sebelumnya telah diuraikan oleh Biden sejak awal menjabat. Bagaimana awal ceritanya?

1. Kebijakan imigrasi akan dijadikan sebagai prioritas utama pada pemerintahan Amerika Serikat ini

Biden Beri Dukungan di Balik RUU Sistem Imigrasi AS yang BaruPara pendukung kebijakan imigrasi di Amerika Serikat. (Unsplash.com/nitishm)

Dilansir dari The Guardian, setelah dua dekade sebelumnya gagal memajukan reformasi imigrasi yang berarti, Biden bersama sekutunya di gedung Capitol menghidupkan kembali upaya tersebut, yang oleh Presiden Amerika Serikat baru telah mengisyaratkan akan menjadi prioritas utama. Dalam proposal tersebut, dibuat berdasarkan prinsip-prinsip yang diuraikan oleh Biden pada hari pertamanya saat menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, akan diperkenalkan di DPR Amerika Serikat oleh anggota Kongres dari California, Linda Sanchez, dan di Senat oleh senator dari New Jersey, Bob Menendez, yang tak lain merupakan berasal dari partai Demokrat dengan pengalaman menegosiasikan undang-undang imigrasi di Kongres.

Menurut pejabat administrasi, imigran yang tidak berdokumen dengan memenuhi syarat dapat mengajukan permohonan status hukum sementara, yang dimaksudkan memberikan izin kerja dan keringanan deportasi. Setelah 5 tahun, mereka dapat mengajukan green card sebagai bagian dari jalur 8 tahun menuju kewarganegaraan Amerika Serikat. Beberapa imigran, termasuk pekerja pertanian, mereka dengan status dilindungi sementara dan imigran tidak berdokumen yang dibawa ke Amerika Serikat sebagai anak-anak, akan memenuhi syarat untuk segera mengajukan green card dan setelah 3 tahun, mereka bisa mengajukan status kewarganegaraan Amerika Serikat.

2. Pihak partai Republik bersiap menentang rencana aturan imigrasi yang diajukan oleh Biden

Biden Beri Dukungan di Balik RUU Sistem Imigrasi AS yang BaruGedung Capitol Hill di Washington, D.C, Amerika Serikat. (Unsplash.com/albrb)

Meski sementara ide-ide mengenai sistem imigrasi yang baru telah mendapatkan berbagai pujian oleh para pendukung imigrasi, undang-undang tersebut kemungkinan menghadapi rintangan panjang di Kongres, di mana Demokrat memiliki mayoritas yang tipis serta kekurangan minimal 10 suara dari Republik. Alih-alih bergegas ke meja perundingan, partai Republik bersiap untuk melakukan kampanye dengan menentang proposal tersebut serta menilai tidak jelas strategi pemerintahan Biden untuk memasukkan RUU tersebut ke mejanya. Bahkan, aktivis pendukung imigrasi juga mempertanyakan berapa banyak modal politik yang akan dikeluarkan Biden untuk masalah ini.

Pihak pejabat pemerintahan Biden tidak akan menjawab pertanyaan tersebut mengenai apakah Presiden dapat mempertimbangkan kembali untuk menghapus ambang batas suara sebanyak 60 suara Senat atau berusaha mendorong rencana tersebut melalui proses rekonsiliasi anggaran yang dapat melewati filibuster. Mereka juga mengatakan belum membahas apakah akan menggunakan proses rekonsiliasi meski tujuannya adalah untuk meletakkan sesuatu di meja Presiden tentang imigrasi.

Baca Juga: Biden Lakukan Telepon Resmi Pertama dengan Netanyahu

3. Terakhir kali, RUU Imigrasi telah ditandatangani menjadi undang-undang pada tahun 1990 lalu

Biden Beri Dukungan di Balik RUU Sistem Imigrasi AS yang BaruIlustrasi buku undang-undang. (Unsplash.com/pavstyuk)

Seperti yang diketahui, terakhir kali RUU Imigrasi ditandatangani menjadi undang-undang pada tahun 1990 lalu ketika Presiden Amerika Serikat saat itu, George H. W. Bush, memperluas imigrasi resmi ke Amerika Serikat menghadapi lonjakan penyeberangan secara ilegal di perbatasan barat daya dalam 20 tahun ke depan. Lonjakan penyeberangan secara ilegal mendorong tuntuan untuk meningkatkan penegakan hukum dari kaum konservatif bahkan ketika tumpukan imigrasi resmi menciptakan krisis yang berkembang bagi bisnis yang mencari pekerja dan keluarga dengan mencari perlindungan di Amerika Serikat.

Selama hampir 3 dekade, mereka yang mendukung imigrasi telah memperdebatkan satu RUU komprehensif dengan elemen yang dapat menyatukan Demokrat dan Republik, serikat buruh dan bisnis besar, kaum konservatif yang memikirkan keamanan, serta pendukung imigrasi liberal. RUU semacam itu, yang telah diperkenalkan pada tahun 2001, 2006, 2007, dan 2013, berpusat pada trade-off, dengan meningkatkan keamanan perbatasan serta penegakan hukum imigrasi sebagai ganti jalan menuju kewarganegaraan bagi orang-orang yang tidak memiliki dokumen.

Ini juga termasuk peningkatan jumlah pekerja sementara yang diizinkan masuk ke Amerika Serikat, lebih banyak sumber daya untuk memproses permohonan suaka, peluang baru bagi pekerja terampil dari negara lain, beberapa batasan imigrasi berdasarkan ikatan keluarga, dan perlindungan bagi imigran yang tidak berdokumen yang dibawa ke Amerika Serikat sebagai anak-anak, namun sayangnya tidak ada satupun yang berhasil. Di era Presiden Amerika Serikat saat itu, George Bush, pada tahun 2006 telah mendukung RUU Imigrasi yang baru, akan tetapi di pihak Senat dan DPR Amerika Serikat justru menghalangi dengan mencapai tujuannya dan setahun setelahnya, undang-undang tersebut juga gagal di Senat..

Pada tahun 2013 lalu, di era Presiden Amerika Serikat saat itu, Barack Obama, mengamankan bagian Senat bipartisan dari perombakan imigrasi. Selama 4 tahun terakhir di era Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, beberapa sisi konservatif dari perbatasan, termasuk keamanan perbatasan, telah diamankan oleh Trump dalam bentuk pembatasan ketat terhadap para pencari suaka dan sebagian konstruksi tembok perbatasan di sekitar Amerika Serikat-Meksiko yang dibuat di pemerintahan Trump.

Baca Juga: Biden Dipastikan Akan Hadiri Pertemuan G7 Secara Virtual

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya