Biden Jatuhkan Sanksi ke Kepolisian Kuba dan Pejabat Utama

Pihak AS terus mendukung perjuangan rakyat di Kuba

Washington, D.C, IDN Times - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah memberikan sanksi kepada Kepolisian Kuba serta 2 pejabat utama Kuba pada hari Jumat, 30 Juli 2021, waktu setempat. Pihak Amerika Serikat terus mendukung perjuangan rakyat Kuba sampai saat ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pihak AS sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk menanggapi protes

Biden Jatuhkan Sanksi ke Kepolisian Kuba dan Pejabat UtamaPresiden Amerika Serikat, Joe Biden. (Instagram.com/potus)

Dilansir dari Aljazeera.com, pemerintahan Biden mengumumkan sanksi baru pada hari Jumat, 30 Juli 2021, waktu setempat terhadap Kepolisian Kuba serta 2 pejabat utama Kuba, karena Amerika Serikat berupaya meningkatkan tekanan pada pemerintah komunis tersebut setelah adanya protes besar-besaran bulan Juli 2021 ini. Kepolisian Kuba beserta Direktur Kepolisian Kuba, Oscar Callejas Valcarce, dan Wakil Direktur Kepolisian Kuba, Eddie Sierra Arias, menjadi sasaran dalam sanksi terbaru yang diumumkan oleh Kantor Pengawasan Aset Asing Departemen Keuangan Amerika Serikat. Polisi merupakan bagian dari Kementerian Dalam Negeri Kuba, yang telah menjadi subjek penunjukan menyeluruh oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, pada Januari 2021 lalu.

Biden menjelaskan bahwa pihaknya mendengar teriakan kebebasan datang dari pulau tersebut dan Amerika Serikat mengambil tindakan bersama untuk mendukung perjuangan rakyat Kuba. Pemerintah Amerika Serikat juga sedang mempertimbangkan berbagai opsi tambahan dalam menanggapi protes, termasuk menyediakan akses internet ke Kuba dan telah membentuk kelompok kerja untuk meninjau kebijakan pengiriman uang Amerika
Serikat untuk memastikan bahwa lebih banyak uang yang dikirim ke rumah warga Kuba-Amerika langsung ke tangan keluarga mereka tanpa dipotong oleh pemerintah Kuba. Ia juga menambahkan bahwa lebih banyak sanksi akan segera terjadi.

2. Pemerintah AS menggelar pertemuan di Gedung Putih bersama para warga Kuba dan keturunan Kuba

Biden Jatuhkan Sanksi ke Kepolisian Kuba dan Pejabat UtamaGedung Putih Amerika Serikat. (Pixabay.com/12019)

Pertemuan yang berlangsung di Gedung Putih itu terjadi hampir 3 minggu setelah protes tanggal 11 Juli 2021 lalu di Kuba yang dianggap pemandangan tidak biasa, di mana ribuan orang Kuba turun ke jalan di Havana dan kota-kota lain untuk memprotes kekurangan, pemadaman listrik, dan kebijakan pemerintah. Situasi tersebut merupakan protes pertama sejak terakhir tahun 1990an lalu. Sementara itu, Partai Demokrat juga berada di bawah tekanan untuk mengambil tindakan yang lebih keras terhadap rezim Kuba di tengah terobosan yang dilakukan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada tahun 2020 lalu di antara warga Kuba-Amerika di Florida, Amerika Serikat.

Daftar peserta yang dijadwalkan bertemu dengan Presiden Biden kali ini di Gedung Putih seperti Felice Gorordo (CEO eMerge Americas dan salah satu pendiri Roots of Hope), Yotuel Romero (penyanyi utama grup hip hop Kuba, Orishas dan penulis Patria y Vida, lagu kebangsaan bagi para demonstran), Ana Sofia Pelaez (pendiri Miami Freedom Project), serta Manny Diaz (mantan Walikota Miami). Ketua Senat Hubungan Luar Negeri, Robert Menendez, dari New Jersey dan Ketua Hubungan Luar Negeri DPR Amerika Serikat, Gregory Meeks, juga hadir.

Baca Juga: Protes Besar di Kuba, Presiden Kuba Salahkan Pihak AS

3. Sebanyak 1,5 juta orang Amerika-Kuba di Florida sebelumnya memilih Trump dalam Pemilu Presiden AS 2020 lalu

Biden Jatuhkan Sanksi ke Kepolisian Kuba dan Pejabat UtamaSuasana di sekitar salah satu wilayah di Negara Bagian Florida, Amerika Serikat. (Pixabay.com/yanivmatza)

Sebanyak 1,5 juta orang Amerika-Kuba di Florida memilih Trump dari Partai Republik dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat 2020 lalu. Memenangkan kembali dukungan mereka sangat penting bagi Partai Demokrat, terutama Biden, untuk meraih kemenangan dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat 2024 ini. Direktur Eksekutif Center for a Free Cuba, John Suarez, mengatakan ia berpikir jika Biden memiliki kebijakan Kuba yang berhasil mampu menempatkan rezim pada posisi defensif dan memberikan dukungan nyata kepada Kuba, itu akan menguntungkannya dengan para pemilih di Florida.

Seorang warga setempat bernama Guennady Rodriguez mengatakan dia pindah ke Miami dari Kuba pada tahun 2013 lalu, dengan menilai Biden bergerak terlalu lambat dalam menangani kebijakan Kuba di bulan-bulan sebelum adanya protes tersebut. Pemerintahan Biden telah terlibat dalam tinjauan penting terhadap kebijakan Kuba yang diwarisi dari pemerintahan Trump. Rodriguez mengatakan Biden tidak mungkin menyenangkan kelompok garis keras Kuba-Amerika tanpa bertabrakan dengan pemilih liberal.

Begitu juga dengan seorang warga lainnya bernama Alejandro Ortiz, yang juga pindah ke Miami dari Kuba, mengatakan menurutnya tanggapan Biden terhadap pemerintah Kuba setelah protes terlalu lambat.

Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Baru Kepada Kuba

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya