Biden Minta Seluruh Warga AS Tinggalkan Ukraina

Situasi di sekitar Ukraina saat ini sedang meningkat

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengeluarkan perintah kepada seluruh warga AS yang ada di Ukraina untuk segera meninggalkan negara tersebut dalam pernyataannya pada Kamis (10/2/2022) waktu setempat. Ia sendiri juga mengatakan tidak akan mengirimkan pasukannya ke Ukraina untuk menyelamatkan warganya jika Rusia menginvasi Ukraina.

Peringatan tersebut datang di tengah kekhawatirannya terjadi serangan yang lebih cepat dan yang tidak diduga-duga di wilayah tersebut. Pihak Rusia sendiri terus membantah berkali-kali tudingan AS yang dinilai akan menginvasi Ukraina dengan menurunkan para pasukannya di perbatasan negara itu.

1. Presiden AS menilai akan terjadi Perang Dunia jika AS dan Rusia saling menembak satu sama lain 

Dilansir dari BBC, Departemen Luar Negeri AS telah mendesak warga AS yang ada di Ukraina untuk segera hengkang.

"Kita sedang berhadapan dengan salah satu tentara terbesar di dunia. Ini adalah situasi
yang sangat berbeda dan segalanya bisa menjadi gila dengan cepat," ungkap pernyataan
dari Presiden AS yang dilansir dari BBC.

Mengenai skenario yang dapat mendorongnya untuk mengirimkan pasukan dalam penyelamatan terhadap warganya yang melarikan diri, Biden mengatakan Perang Dunia terjadi ketika AS dan Rusia mulai saling menembak satu sama lain.

Ia juga menilai AS saat ini tidak berurusan dengan organisasi teroris seperti yang dilakukan sebelumnya.

Pihak Gedung Putih telah menyetujui rencana untuk hampir 2.000 tentara AS di Polandia
untuk membantu warga AS yang mungkin mencoba mengevakuasi diri mereka dari Ukraina jika Rusia menyerang.

Pasukan AS saat ini belum diizinkan untuk memasuki Ukraina sendiri jika perang pecah dan tidak ada rencana bagi mereka untuk melakukan operasi evakuasi non-kombatan mirip dengan operasi AS di Afghanistan pada musim panas lalu.

Sebaliknya, rencana yang ada saat ini adalah bahwa pasukan, yang berasal dari Divisi
Lintas Udara ke-82, akan mulai menyiapkan area pemrosesan dan tempat penampungan
sementara di dalam Polandia dekat perbatasan Ukraina di mana warga AS yang melarikan
diri dari negara itu dapat mencari bantuan saat transit.

2. Rencananya Biden akan berbicara dengan para pemimpin Eropa dan NATO 

Baca Juga: Ukraina Tertekan, Rusia-Belarus Gelar Latihan Militer Besar

Pihak Departemen Luar Negeri AS pada Kamis waktu setempat mengulangi peringatannya
yang mengatakan bahwa warga AS dilarang melakukan perjalanan ke Ukraina karena
meningkatnya ancaman aksi militer Rusia.

Pada akhir Januari 2022 lalu, Departemen Luar Negeri AS juga mengizinkan keberangkatan personel non-darurat dari Kedutaan Besar AS di Ukraina dan memerintahkan anggota keluarga untuk meninggalkan negara itu.

AS memperkirakan bahwa Rusia memiliki lebih dari 100 ribu tentara di dekat perbatasan
Ukraina, dengan ribuan ditambahkan pada pekan ini.

Pada Jumat (11/2/2022) ini waktu setempat, Biden diperkirakan akan berbicara dengan
para pemimpin Eropa dan NATO tentang penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina.

Panggilan bersama dengan para pemimpin Prancis, Inggris, Italia, Jerman, dan di tempat
lain datang ketika negara-negara Barat mencari jalan diplomatik untuk meredakan krisis.

Sebelumnya pada Rabu (9/2/2022) lalu, Biden berbicara dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, tentang upaya diplomatik Macron di Moskow, Rusia, dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

3. Ukraina tuduh Rusia blokir akses ke laut saat Rusia mempersiapkan untuk latihan angkatan laut 

Ukraina menuduh Rusia memblokir aksesnya ke laut di tengah Rusia telah bersiap-siap
untuk latihan angkatan laut pada pekan depan di tengah meningkatnya ketegangan di
wilayah tersebut.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan Laut Azov sepenuhnya diblokir
dan Laut HItam hampir sepenuhnya terputus oleh pasukan Rusia.

Rusia sendiri baru saja memulai latihan militer besar-besaran dengan negara tetangga,
Belarusia. Seperti yang diketahui, Belarusia adalah sekutu dekat Rusia dan memiliki
perbatasan panjang dengan Ukraina.

Prancis menilai latihan itu sebagai gerakan kekerasan serta diyakini sebagai pengerahan
terbesar Rusia ke Belarusia sejak Perang Dingin. Ukraina menilai mereka telah mencapai
tekanan psikologis.

Ketegangan tinggi antara Rusia dan Ukraina di wilayah Laut Hitam dan Laut Azov sejak Rusia mencaplok wilayah Krimea pada tahun 2014 lalu.

Sekitar tahun 2018 lalu, Rusia telah menyita 3 kapal angkatan laut milik Ukraina. Latihan angkatan laut di sisi selatan Ukraina merupakan tambahan dari 10 hari latihan militer yang saat ini sedang berlangsung di Belarusia..

Rusia juga telah mengumpulkan tank, artileri, dan puluhan ribu tentara di dekat perbatasannya sendiri dengan Ukraina, tetapi menyangkal berencana untuk menyerang.

Baca Juga: Ukraina Tertekan, Rusia-Belarus Gelar Latihan Militer Besar

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya