Biden Peringatkan Putin Soal Campur Tangan Pemilu AS

Penangkapan Alexei Navalny juga membuat Biden turut prihatin

Washington, D.C, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah memperingatkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, terkait masalah campur tangan Pemilu Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Biden juga merasa prihatin dengan penangkapan politisi oposisi Rusia, Alexei Navalny. Bagaimana awal ceritanya?

1. Kedua pemimpin negara telah membahas serangan cyber besar-besaran SolarWinds

Biden Peringatkan Putin Soal Campur Tangan Pemilu ASPresiden Rusia, Vladimir Putin. (Instagram.com/leadervladimirputin)

Dilansir dari BBC, Biden menjelaskan bahwa Amerika Serikat akan bertindak tegas dalam membela kepentingan nasionalnya dalam menanggapi tindakan Rusia yang merugikan sekutunya dan Amerika Serikat. Pembicaraan dari Gedung Putih pada hari Selasa, 26 Januari 2021, sore waktu setempat mengatakan bahwa kedua pemimpin negara juga membahas serangan cyber besar-besaran SolarWinds, yang telah ditudingkan pada pemerintah Rusia, serta laporan bahwa pihak Rusia memberikan hadiah kepada tentara Amerika Serikat di Afghanistan serta meracuni politisi oposisi Rusia, Alexei Navalny.

Pernyataan dari Rusia mengatakan Presiden mereka telah mencatat bahwa normalisasi hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia akan memenuhi kepentingan kedua negara dan dengan mempertimbangkan tanggung jawab khusus mereka untuk menjaga keamanan dan stabilitas di dunia dari seluruh komunitas internasional. Mereka juga menambahkan secara keseluruhan, percakapan antara para pemimpin Rusia dan Amerika Serikat bersifat bisnis dan jujur. Kedua pemimpin tersebut tampaknya menyegel kesepakata untuk memperbarui New Start, sebuah kesepakatan di era Barack Obama yang membatasi jumlah hulu ledak, rudal, dan peluncur dalam persenjataan nuklir Amerika Serikat-Rusia.

2. Sebelum berbicara dengan Putin, Biden telah menelepon pimpinan NATO

Biden Peringatkan Putin Soal Campur Tangan Pemilu ASPresiden Amerika Serikat, Joe Biden. (Facebook.com/joebiden)

Sebelum berbicara dengan Putin, Biden telah menelepon terlebih dahulu pimpinan NATO, Jens Stoltenberg, untuk menjanjikan komitmen Amerika Serikat terhadap aliansi yang telah berusia puluhan tahun yang didirikan sebagai benteng melawan agresi Rusia. Pembacaan seruan dari pemerintah Rusia tidak membahas masalah paling kontroversial antar negara, meskipun dikatakan bahwa para pemimpin juga membahas masalah akut lainnya dalam agenda bilateral dan internasional.

Tidak seperti era sebelumnya, di masa pemerintahan Donald Trump, yang terpikat pada Putin dan seringkali melemahkan sikap keras pemerintahannya sendiri terhadap Rusia. Biden tidak memberikan harapan untuk "pengaturan ulang" dalam hubungan dan sebaliknya dia telah mengindikasikan bahwa dia ingin mengelola perbedaan tanpa harus menyelesaikannya atau meningkatkan hubungan. Dengan agenda domestik yang berat dan keputusan yang membayangi yang dibutuhkan di Iran dan Tiongkok, konfrontasi langsung dengan Rusia kemungkinan bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh Biden.

Baca Juga: Kebijakan Deportasi Biden Ditunda Sementara oleh Hakim Federal Texas

3. Di Gedung Putih, Biden telah menandatangani serangkaian perintah eksekutif dengan apa yang disebut sebagai rasisme sistemik

Biden Peringatkan Putin Soal Campur Tangan Pemilu ASPresiden Amerika Serikat, Joe Biden. (Instagram.com/potus)

Berada di Gedung Putih, Biden telah menandatangani serangkaian perintah eksekutif yang ditujukan terhadap apa yang disebutnya sebagai rasisme sistemik. Bagi Biden, ini adalah waktu untuk bertindak karena itulah nilai-nilai inti dari bangsa Amerika Serikat dan ia merasa yakin mayoritas anggota partai Demokrat, partai Republik, maupun independen berbagi nilai-nilai ini. Biden memerintahkan Departemen Kehakiman Amerika Serikat untuk tidak memperbarui kontrak dengan operator penjara swasta, meskipun para advokat mencatat bahwa perintah tersebut tidak mencakup pusat penahanan imigrasi yang dikelola secara pribadi.

Ia juga mengarahkan Departemen Perumahan dan Pembangunan Perkotaan Amerika Serikat untuk mengambil langkah-langkah dalam memberantas rasisme dari kebijakan perumahan. Perintah baru tersebut juga menegaskan kembali komitmen pemerintah Amerika Serikat untuk menghormati kedaulatan suku. Ini tidak terlihat sebagai perubahan signifikan dari kebijakan federal yang ada, tetapi beberapa pejabat penduduk asli Amerika mengatakan keberatan mereka terhadap keputusan tanah publik diabaikan di bawah pemerintahan Trump.

Baca Juga: Putin Tanda Tangani UU Imunitas Mantan Presiden Rusia

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya