Blokir Permanen Akun Trump, CEO Twitter Nilai Ini Keputusan Tepat

Ia angkat bicara usai mengambil tindakan tegas tersebut

California, IDN Times - CEO Twitter, Jack Dorsey, menilai keputusan untuk memblokir permanen akun milik Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, adalah keputusan yang tepat. Ia baru angkat bicara setelah mengambil tindakan tegas tersebut. Bagaimana awal ceritanya?

1. Cuitan yang dibuat oleh Trump dinilai membuat perpecahan publik

Dilansir dari The Guardian, berbicara untuk pertama kalinya setelah keputusan memblokir permanen akun milik Trump, Dorsey mengatakan pihak Twitter menghadapi keadaan yang luar biasa dan tidak dapat dipertahankan yang memaksa pihaknya untuk memfokuskan semua tindakan yang diambil pada keamanan publik. Ia sendiri mengaku tidak merasa bangga atas keputusan dalam memblokir akun Twitter milik Trump dan menilai pemblokiran tersebut merupakan kegagalan pihak Twitter, yang pada akhirnya mempromosikan percakapan yang sehat.

Cuitan yang dibuat oleh Trump pada saat itu dinilai oleh Dorsey dapat memecahkan percakapan publik. Sebelumnya, pekan lalu Twitter juga memblokir sementara akun milik Trump jelang pemakzulan terhadapnya yang dinilai menghasut para pendukungnya untuk bertindak melakukan kekerasan di luar gedung Capitol. Dorsey menegaskan bahwa internet tidak boleh dikendalikan oleh seorang individu atau perusahaan manapun, serta mencontohkan model Bitcoin sebagai model yang mendemonstrasikan teknologi internet dasar yang tidak dikendalikan atau dipengaruhi oleh individu atau entitas manapun.

2. Usai Pemilu Presiden AS bulan November 2020 lalu, Twitter juga menandai cuitan Trump dengan keterangan "informasi palsu"

Blokir Permanen Akun Trump, CEO Twitter Nilai Ini Keputusan TepatIlustrasi media sosial Twitter. (Pixabay.com/Edar)

Sebelumnya, pihak Twitter juga menandai beberapa cuitan yang dibuat oleh Trump dengan keterangan "informasi palsu", menonaktifkan untuk melakukan retweet (kecuali ketika menambahkan komentar), serta beberapa kasus menghapus cuitan yang dianggap menghasut terjadinya kekerasan. Twitter juga pada bulan-bulan di masa Pemilu Presiden Amerika Serikat beberapa bulan lalu telah menguji sejumlah kebijakan untuk membatasi penyebaran ujaran kebencian dan informasi yang salah. Namun, itu menghadapi kritikan karena gagal mengatasi bahaya yang meningkat akibat yang ditimbulkan oleh akun milik Trump.

Menyusul adanya peristiwa kekerasan di luar gedung Capitol saat itu, Trump membuat cuitan apa yang tampaknya menjadi penjelasan atau pembenaran bagi massa sambil terus mendorong narasi palsu bahwa Pemilu Presiden Amerika Serikat kali ini tidak sah. Dorsey juga menggarisbawahi dalam cuitan kebutuhan akan standar desentralisasi terbuka untuk media sosial dengan menilai penting bagi pihak Twitter untuk menyadari bahwa ini adalah masa ketidakpastian dan perjuangan besar bagi banyak orang di seluruh dunia.

Tak sampai di situ, ia membeberkan tujuannya saat ini adalah melucuti senjata sebanyak yang bisa dikeluarkan pihaknya dan memastikan kita semua membangun menuju pemahaman bersama yang lebih besar serta keberadaan yang lebih damai di dunia ini.

Baca Juga: Sederet Fakta Pemakzulan Trump oleh DPR Amerika Serikat

3. Trump sudah dimakzulkan oleh DPR Amerika Serikat belum lama ini

Blokir Permanen Akun Trump, CEO Twitter Nilai Ini Keputusan TepatSuasana saat Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi, memutuskan pemakzulan terhadap Donald Trump. (Twitter.com/PolitiFact)

Pada hari Rabu, 13 Januari 2021, malam waktu setempat, DPR Amerika Serikat akhirnya memakzulkan Donald Trump karena dinilai menghasut pemberontakan pada kerusuhan di luar gedung Capitol pekan lalu. Sebanyak 10 anggota partai Republik memilih untuk menyetujui pemakzulan terhadap Trump dengan perolehan sebesar 232-197. Tapi persidangannyadi Senat tidak akan terjadi sampai Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden, dilantik sebagai orang nomor satu di Amerika Serikat yang baru dilakukan pada pekan depan.

Trump merupakan Presiden Amerika Serikat pertama dalam sejarah yang telah dimakzulkan sebanyak dua kali. DPR, yang kini dikendalikan oleh partai Demokrat, memberikan suara setelah terjadi perdebatan sengit selama 2 jam ketika pasukan Garda Nasional bersenjata mengawasi di dalam dan luar gedung Capitol. FBI sendiri telah memperingatkan adanya kemungkinan kerusuhan bersenjata lanjutan yang direncanakan di Washington, D.C dan semua 50 ibu kota negara bagian Amerika Serikat menjelang pelantikan Biden.

Setelah itu, surat pemakzulan akan diserahkan ke Senat, yang nantinya akan mengadakan persidangan untuk menentukan kesalahan Presiden. Jika nantinya Trump dinyatakan bersalah oleh Senat, para anggota parlemen dapat mengadakan pemungutan suara lagi untuk memblokir Trump dalam pencalonan kembali sebagai Presiden Amerika Serikat, yang rencananya akan mencalonkan diri pada Pemilu Presiden Amerika Serikat berikutnya.

Baca Juga: Picu Kerusuhan di Capitol, Makin Banyak yang Putus Bisnis dengan Trump

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya