China Izinkan Komisaris Tinggi PBB Kunjungi Xinjiang

Kunjungan tersebut dilakukan usai Olimpiade Musim Dingin

Beijing, IDN Times - Pemerintah China akhirnya menyetujui izin masuk Komisaris Tinggi PBB untuk HAM (UNHCR), Michelle Bachelet, pada Kamis (27/1/2022) waktu setempat untuk memasuki wilayah Xinjiang, China. Kunjungan tersebut dilakukan usai pergelaran Olimpiade Beijing 2022 Musim Dingin.

1. Izin tersebut dibarengi dengan syarat kunjungan tersebut harus dilakukan secara bersahabat 

Dilansir dari Aljazeera.com, sebuah sumber setempat mengatakan persetujuan untuk kunjungan ke Xinjiang dilakukan setelah berakhirnya Olimpiade Beijing 2022 Musim Dingin, yang berlangsung pada (4/2/2022) hingga (20/2/2022) ini, diberikan dengan syarat perjalanan tersebut harus dilakukan secara bersahabat dan tidak dibingkai sebagai penyelidikan.

Selain itu, dilaporkan juga bahwa China juga dipahami telah mendesak untuk menunda
dalam merilis laporan UNHCR mendatang tentang Xinjiang hingga Olimpiade selesai.

Seperti yang terjadi pada tahun 2008 lalu, ketika Beijing menjadi tuan rumah Olimpiade
Musim Panas saat itu, di mana menjelang Olimpiade kembali menyoroti catatan HAM di
China, yang menurut para kritikus telah memburuk sejak saat itu dengan mendorong adanya boikot diplomatik dari Amerika Serikat dan negara-negara lain.

"Tidak seorang pun, terutama diplomat HAM terkemuka di dunia, harus tertipu oleh upaya
pemerintah China untuk mengalihkan perhatian serta kejahatannya terhadap kemanusiaan yang menargetkan Uyghur dan komunitas Turki lainnya," ungkap pernyataan dari Direktur Human Rights Watch di China, Sophie Richardson, yang dilansir dari Aljazeera.com.

2. Pihak China menuntut AS akhiri campur tangan dalam Olimpiade Beijing 

Di hari yang sama, CHina menuntut AS untuk mengakhiri campur tangan di Olimpiade
Beijing 2022 Musim Dingin dalam referensi yang jelas untuk boikot diplomatik yang
diberlakukan oleh AS dan beberapa sekutunya.

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, membuat permintaan dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, di hari yang sama.

AS sendiri telah mengatakan tidak akan mengirim pejabatnya ke Olimpiade Beijing kali ini sebagai bentuk protes atas tindakan keras China terhadap kaum Uyghur.

Meski demikian, boikot tersebut tidak mencegah para atlet AS untuk ikut tampil di Olimpiade Beijing 2022 Musim Dingin, yang diadakan di bawah aturan anti-pandemi yang
ketat.

China juga telah memprotes apa yang dikatakannya sebagai seruan di dalam Departemen
Luar Negeri setempat untuk menarik staf dan tanggungan mereka dari kedutaan dan
konsulat di seluruh China atas pengetatan pembatasan.

AS bersama para sekutunya, yakni Inggris, Kanada, Australia, Jepang, dan Denmark,
mengatakan mereka tidak akan mengirim delegasi diplomatik resmi ke pertandingan itu
sebagai bentuk protes terhadap catatan HAM di negara itu.

3. Selain masalah Xinjiang, China juga memiliki masalah dengan AS terkait kawasan Asia-Pasifik

China Izinkan Komisaris Tinggi PBB Kunjungi XinjiangSuasana di sekitar wilayah Laut Cina Selatan. (Pixabay.com/user1488365914)

Selain masalah Xinjiang, ketegasan yang dialami China tumbuh diarahkan pada AS yang
semakin meluas sejauh hubungan dengan negara-negara Amerika Tengah dan sedekat klaim maritim China di Laut Cina Selatan dan Timur.

Pada briefing bulanan yang digelar di hari yang sama, juru bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian, menanggapi pertanyaan tentang gerakan militer AS di kawasan Asia-Pasifik dengan mengatakan angkatan bersenjata China sepenuhnya siap untuk menghadapi provokasi asing atau situasi darurat yang muncul selama Olimpiade.

AS mengatakan tidak mengakui sebagian besar klaim China di Laut Cina Selatan yang sangat strategis serta secara rutin berlayar dengan kapal perang dan menerbangkan pesawat di dekat pulau-pulau yang dikuasai China.

Menteri Luar Negeri China juga mengeluh bahwa pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, telah mempertahankan kebijakan politik serta ekonomi yang keras yang diberlakukan sebelumnya meskipun keinginan yang diungkapkan untuk hubungan yang kurang konfrontatif.

"AS terus-menerus mengajukan kata-kata dan tindakan yang salah terhadap China yang
menyebabkan konflik baru dalam hubungan antara kedua negara," ungkap pernyataan dari
Menteri Luar Negeri China yang dilansir dari Apnews.com.

Baca Juga: China Tembaki Kapal Filipina dengan Meriam Air di Laut China Selatan

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya