COVID-19: Bangladesh Cetak Rekor Jumlah Kematian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dhaka, IDN Times - Bangladesh pada hari Senin, 26 Juli 2021, mencatatkan rekor kematian akibat COVID-19 tertinggi sejak pandemi pertama kali melanda. Sebelumnya, pemerintah setempat justru melonggarkan lockdown saat libur Idul Adha pekan lalu. Bagaimana awal ceritanya?
1. Rekor tersebut sejalan dengan peringatan oleh para ahli kesehatan setempat
Dilansir dari Aljazeera.com, Bangladesh telah mencatat jumlah tertinggi kasus COVID-19 dan kematian dalam seharian di tengah lockdown ketat yang diberlakukan dalam menahan lonjakan kasus. Rekor tersebut datang sejalan dengan peringatan para ahli kesehatan bahwa wabah COVID-19 mungkin semakin memburuk ketika pihak berwenang setempat melonggarkan pembatasan kesehatan selama lebih dari seminggu pada tanggal 13 Juli 2021 lalu untuk memungkinkan orang melakukan perjalanan menjelang perayaan Idul Adha.
Menteri Kesehatan Bangladesh, Zahid Maleque, menyebut situasinya paling sulit karena hampir 90 persen tempat tidur rumah sakit terisi. Dia juga meminta kepada para warganya untuk mengikuti pedoman kesehatan untuk membantu menekan penyebaran virus. Selain itu, dia menambahkan bahwa pemerintah Bangladesh akan merekrut 8.000 petugas kesehatan, termasuk 4.000 dokter, untuk lebih meningkatkan layanan kesehatan serta meningkatkan kampanye vaksinasi COVID-19 secara nasional.
2. Tak hanya warga Bangladesh, pengungsi Rohingya juga mengalami hal serupa
Editor’s picks
Wabah COVID-19 di Bangladesh, yang diketahui adalah varian Delta, telah memakan korban yang melibatkan pengungsi Rohingya di beberapa kamp pengungsian di Distrik Selatan Cox's Bazar. Angka terbaru menjadikan jumlah total kematian pengungsi Rohingya akibat COVID-19 di pemukiman pengungsi terbesar di dunia menjadi 27 orang sementara 12 orang lagi telah mendorong keseluruhan kasus bagi pengungsi Rohingya menjadi 2.355 kasus.
Bangladesh saat ini menjadi rumah bagi lebih dari 1 juta orang Rohingya tanpa kewarganegaraan, yang sebagian besar melarikan diri dari penumpasan brutal militer di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, pada Agustus 2017 lalu. Sementara itu, pihak Kementerian Penanggulangan Bencana dan Bantuan Bangladsh dalam sebuah pernyataan media pada hari Senin, 26 Juli 2021, lalu mengatakan bahwa pemerintah Bangladesh telah memutuskan untuk mengalokasikan hampir 47 juta taka Bangladesh atau setara dengan Rp8,1 triliun dan 9.475 metrik ton beras untuk orang-orang yang terkena dampak COVID-19 di seluruh Bangladesh sebagai bantuan kemanusiaan.
Baca Juga: Libur Idul Adha, Bangladesh Malah Longgarkan Lockdown
3. Jumlah kasus COVID-19 di Bangladesh sampai saat ini
Jumlah kasus COVID-19 di Bangladesh sampai hari Senin, 26 Juli 2021, waktu setempat mencapai angka 1.179.827 kasus dengan rincian 19.521 kasus berakhir meninggal dunia serta 1.009.975 kasus berakhir sembuh. Di hari yang sama, Bangladesh mengalami penambahan kasus baru sebanyak 15.192 kasus baru dengan rincian 247 kasus berakhir meninggal dunia. Saat ini, Bangladesh berada di urutan ke-26 jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia.
Berdasarkan statistik, sekitar 2,6 persen dari 160 juta penduduk Bangladesh sejauh ini telah divaksinasi penuh, sementara 1,09 persen telah divaksinasi dengan satu dosis. Sebelumnya, Bangladesh telah menerima sebanyak 2,5 juta dosis vaksin Moderna di bawah skema pembagian global COVAX beberapa pekan lalu. Bangladesh juga menerima 2 juta dosis vaksin Sinopharm.
Baca Juga: Bangladesh: 52 Tewas dalam Kebakaran Pabrik, Pemilik Ditangkap
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.