Demi Olimpiade, Jepang Kerja Keras Turunkan Kasus COVID-19

Kasus harian di Jepang saat ini sudah mulai mereda

Tokyo, IDN Times - Demi menggelar Olimpiade Tokyo, pemerintah Jepang pada hari Kamis, 17 Juni 2021, waktu setempat akan mengumumkan peringanan keadaan darurat COVID-19. Kasus harian di Jepang dikabarkan saat ini sudah mulai mereda. Bagaimana awal ceritanya?

1. Jepang telah berjuang sejak akhir Maret 2021 lalu untuk memperlambat gelombang infeksi 

Demi Olimpiade, Jepang Kerja Keras Turunkan Kasus COVID-19Suasana di sekitar wilayah Tokyo, Jepang. (pixabay.com/cegoh)

Dilansir dari Independent.co.uk, pemerintah Jepang akan mengumumkan keputusan untuk meringankan keadaan darurat COVID-19 di Tokyo serta 6 daerah lainnya pada akhir pekan ini, dengan kasus harian baru turun ketika negara itu mulai membuat persiapan akhir untuk menggelar Olimpiade yang dimulai hanya dalam waktu sebulan. Jepang telah berjuang sejak akhir Maret 2021 lalu untuk memperlambat gelombang infeksi yang didoronh oleh varian yang lebih menular, dengan kasus harian baru melonjak di atas 7.000 pada satu titik dan pasien yang sakit parah membebani rumah sakit di Tokyo, Osaka, dan daerah metropolitan lainnya.

Kasus harian sejak itu telah mereda secara signifikan dan Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, diperkirakan akan menurunkan status darurat ketika berakhir pada hari Minggu, 20 Juni 2021, ini ke tindakan yang kurang ketat. Terlepas dari kekhawatiran para ahli medis dan masyarakat atas potensi risiko penyelenggaran Olimpiade, Suga mengatakan dia bertekad untuk menyelenggarakan Olimpiade yang aman dan terjamin mulai 23 Juli 2021 ini. Menyelenggarakan Olimpiade sebelum Pemilu pada musim gugur merupakan pertaruhan politik bagi Suga, yang peringkat dukungannya telah jatuh karena ketidakpuasan dengan penanganan terhadap pandemi, dorongan vaksinasi yang lambat, serta kurangnya penjelasan bagaimana dia bermaksud memastikan virus tidak menyebar selama Olimpiade berlangsung.

2. Ahli medis mengatakan infeksi telah menurun di banyak daerah 

Demi Olimpiade, Jepang Kerja Keras Turunkan Kasus COVID-19Ilustrasi virus COVID-19. (Pixabay.com/geralt)

Baca Juga: Beda Nasib Jojo dan The Daddies di Simulasi Olimpiade Tokyo 2020

Jepang selama ini tidak memberlakukan lockdown ketat dan keadaan darurat memungkinkan para pemimpin prefektur untuk memerintahkan penutupan atau jam kerja yang lebih pendek untuk bisnis yang tidak penting. Mereka yang mematuhi akan diberikan kompensasi dan pelanggar didenda. Tetap di rumah dan tindakan lain untuk populasi umum hanyalah permintaan dan semakin diabaikan.

Direktur Jenderal Institut Nasional Penyakit Menular yang juga Kepala Dewan Penasihat COVID-19 Jepang, Ryuji Wakita, mengatakan infeksi telah menurun di banyak daerah, tetapi perlambatan telah mencapai titik terendah di wilayah Tokyo, Jepang. Dia memperingatkan bahwa infeksi dapat meningkat dan tanda-tanda pemulihan sudah terlihat di antara orang yang lebih muda. Bahkan ketika lebih banyak orang mendapatkan suntikan dan sebagian besar dari 36 juta warga senior di Jepang diperkirakan akan divaksinasi penuh pada akhir Juli 2021 ini, sebagian besar orang-orang berusia muda tidak divaksinasi dan infeksi diantara mereka dapat cepat membebani rumah sakit.

Para ahli juga mengatakan sangat penting untuk mempercepat peluncuran vaksin agar pergelaran Olimpiade berlangsung aman.

3. Untuk pertama kalinya, para pendukung dari negara luar dilarang memasuki acara pertandingan Olimpiade  

Demi Olimpiade, Jepang Kerja Keras Turunkan Kasus COVID-19Logo Olimpiade. (Pixabay.com/InspiredImages)

Para pendukung dari negara luar telah mendapatkan larangan memasuki acara pertandingan Olimpiade dan ini merupakan yang pertama kalinya, sedangkan keputusan mengenai pendukung lokal diambil dalam beberapa hari ke depan. Sebuah laporan yang diharapkan segera dari beberapa penasihat medis utama untuk pemerintah Jepang akan berpendapat bahwa mengadakan Olimpiade tanpa adanya penonton akan lebih aman serta akan menyerukan aturan tambahan jika para penonton diizinkan masuk. Dengan lebih dari sebulan hingga pergelaran Olimpiade digelar, penyelenggara berusaha membangun kepercayaan bahwa pesta olahraga terbesar sedunia sejak pandemi pertama kali terjadi akan aman bagi peserta dan publik.

Buku aturan virus yang baru diperbarui yang dirilis pada pekan ini memperingatkan para atlet bahwa mereka dapat dikeluarkan dari Olimpiade jika mereka melanggar persyaratan seperti penggunaan masker dan pengujian harian. Penyelenggara mengatakan lebih dari 80 persen atlet akan divaksinasi dan mereka akan dilarang berinteraksi dengan publik Jepang. Jajak pendapat belum lama ini menunjukkan sedikit perubahan dalam publik untuk menggelar Olimpiade, di mana saat ini lebih banyak yang mendukung ketimbang membatalkannya.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Atlet Akan Dilacak dengan GPS

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya