Demonstran Unjuk Rasa di Paris, 107 Orang Ditangkap Polisi

Pihak petugas kepolisian terpaksa bertindak tegas

Paris, IDN Times - Paris kembali diwarnai demo besar-besaran. Pada minggu ketiga, para demonstran kembali berunjuk rasa di ibukota Perancis yang membuat pihak kepolisian terpaksa melakukan tindak tegas. Akibatnya, sebanyak 107 orang ditangkap pihak kepolisian setempat. Bagaimana awal ceritanya?

1. Beberapa pengunjuk rasa melemparkan proyektil ke arah petugas

Demonstran Unjuk Rasa di Paris, 107 Orang Ditangkap Polisitwitter.com/dwnews

Dilansir dari BBC, para pasukan polisi anti huru hara telah bentrok dengan para pengunjuk rasa pada minggu ketiga yang disebabkan oleh kenaikan harga solar. Kelompok demonstran yang disebut dengan "rompi kuning" ini beberapa di antaranya melemparkan proyektil ke arah petugas. Akibatnya, pihak kepolisian menembakkan gas air mata, granat kejut, serta meriam air di Champs Elysees dan telah menangkap sebanyak 107 orang demonstran di sana.

Kemarahan warga Perancis ini memiliki alasan karena harga bahan bakar solar yang naik drastis yang membuatnya kesulitan akibat biaya hidup yang terlampau tinggi. Padahal, beberapa hari lalu pihak demonstran mencoba untuk melakukan protes secara damai dan pihaknya mengatakan telah terbuka mengenai gagasan tentang bagaimana pajak bahan bakar diterapkan.

Presiden Perancis, Emmanuel Macron, menilai kebijakan bahan bakar yang diputuskannya untuk memerangi pemanasan global. Sayangnya, penjelasan dari Macron sendiri membuat sebagian besar demonstran tidak puas dan tidak cukup untuk meredakan kekacauan ini.

Baca Juga: Aksi Protes Kenaikan BBM, Presiden Prancis Kecam Dalang Kericuhan

2. Mereka menilai Macron memperlakukan warga seperti orang bodoh

Demonstran Unjuk Rasa di Paris, 107 Orang Ditangkap Polisitwitter.com/DailySabah

Beberapa tempat umum seperti toko, bank, dan kafe di sekitar lokasi demo telah dipenuhi sebanyak ribuan demonstran dan jalan-jalan di sekitarnya telah diblokir oleh mereka. Di antara mereka, ada yang membentangkan tulisan spanduk yang bertuliskan "Macron, berhenti memperlakukan kami seperti idiot", namun ada juga yang menyembunyikan wajah mereka dengan menggunakan topeng dan kacamata. I

ni adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Macron sejak memimpin Perancis sekitar 18 bulan lalu. Sama seperti yang terjadi sebelumnya, beberapa demonstran menyanyikan lagu kebangsaan Perancis ketika melakukan demo. 

3. Gerakan "rompi kuning" semakin tumbuh melalui media sosial

Demonstran Unjuk Rasa di Paris, 107 Orang Ditangkap Polisitwitter.com/srbija_eu

Perdana Menteri Perancis, Edouard Philippe, mengatakan setidaknya ada 36.000 orang melakukan serupa di seluruh Perancis pada pekan ketiga ini. Gerakan "rompi kuning" semakin hari semakin berkembang melalui media sosial yang mencakup kemarahan warga yang semakin meningkat setelah putusan kontroversial Macron ini. Sebagian besar dari mereka yang semula merupakan pendukung Macron kini berbalik arah setelah kebijakan baru tersebut.

Sebelumnya, Macron menuduh demo besar-besaran ini didalangi oleh pihak oposisi politik. Ternyata, gerakan seperti ini juga terjadi di negara tetangga Perancis, Belgia. Di sana, pihak kepolisian anti huru hara menggunakan meriam air untuk membubarkan para demonstran gerakan "rompi kuning" yang telah melemparkan batu serta membakar 2 buah kendaraan milik kepolisian kota Brussels.

Baca Juga: Rakyat Tak Puas, Popularitas Presiden Prancis Terjun Bebas

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya