Di Tengah Badai Omicron, Irlandia Cabut Hampir Semua Pembatasan

UE bahkan sempat nilai Irlandia adalah negara yang berisiko

Dublin, IDN Times - Pemerintah Irlandia mencabut hampir semua pembatasan COVID-19 di tengah badai varian Omicron pada Jumat (22/1/2022) waktu setempat. Sebelumnya, Uni Eropa sempat menilai Irlandia merupakan negara paling berhati-hati yang berisiko terkena COVID-19.

Dilansir dari Al Jazeera, Irlandia akan mencabut hampir semua pembatasan COVID-19
yang diumumkan pada Jumat waktu setempat setelah melewati badai varian Omicron yang menyebabkan lonjakan besar dalam jumlah kasus.

Baca Juga: Pelonggaran Prokes, Inggris Serasa Tak Lagi Pandemik

1. Meski demikian, Irlandia adalah salah satu negara yang menggunakan vaksin tambahan tertinggi di Eropa 

Irlandia sendiri memiliki tingkat kasus COVID-19 tertinggi kedua di Eropa pekan lalu. Namun, negara itu juga salah satu yang menggunakan vaksin tambahan tertinggi di Eropa, yang turut membantu menjaga jumlah orang yang mengalami sakit parah jauh di bawah puncak sebelumnya.

Perdana Menteri Irlandia, Michael Martin, mengatakan pihaknya telah melewati badai Omicron di mana dia mengatakan vaksin tambahan telah benar-benar mengubah situasi di negara itu.

"Saya berdiri di sini dan berbicara kepada anda pada hari-hari yang sangat gelap. Tapi hari ini adalah hari yang baik," ungkap pernyataan dari Perdana Menteri Irlandia yang dilansir dari Al Jazeera.

Bahkan Uni Eropa sendiri sempat menilai Irlandia menjadi salah satu negara yang paling
diwaspadai tentang risiko COVID-19, dengan memberlakukan beberapa pembatasan perjalanan dan keramahtamahan terlama.

Tetapi mengikuti saran dari pejabat kesehatan masyarakat setempat, pemerintah memutuskan bahwa bar dan restoran tidak perlu lagi tutup pada jam 8 malam waktu setempat. Pembatasan itu diberlakukan akhir tahun 2021 lalu, ketika gelombang varian Omicron melanda, atau untuk meminta bukti vaksinasi kepada para pelanggan.

Beberapa tindakan, seperti memakai masker di transportasi umum dan di beberapa toko,
akan tetap berlaku hingga akhir Februari 2021 ini. Kapasitas di tempat-tempat indoor dan outdoor juga diatur untuk kembali ke kapasitas penuh, yang membuka jalan bagi kerumunan penuh untuk berbagai pertandingan olahraga.

2. Perdana Menteri Irlandia mendesak orang tua terlibat dengan dokter mengenai vaksin anak-anak 

Martin mendesak orang tua untuk terlibat dengan dokter mereka tentang vaksin yang
mengatakan mereka aman untuk anak-anak. Dia juga mengatakan mereka yang tidak divaksinasi paling menderita dari virus dan dia mendesak orang-orang yang belum mendapatkan dosis vaksin untuk segera
mendapatkannya.

"Pandemi belum berakhir, kita semua masih harus waspada. Perubahan yang kita buat
kemungkinan akan menyebabkan peningkatan infeksi sementara dalam jangka pendek, tetapi kami disarankan bahwa dampak dari kenaikan ini akan dibatasi oleh skala vaksinasi dalam populasi," ungkap penjelasan dari Perdana Menteri Irlandia yang dilansir dari
Irish Times.

Ia pun tidak berjanji bahwa tidak akan ada lonjakan lebih lanjut dalam pandemik
ini yang membutuhkan keputusan berbeda di masa depan. Selain itu, menurutnya solidaritas satu sama lain dan kepercayaan pada sains telah membawa ke tempat saat ini serta akan membawa melewati apa pun yang kemungkinan terjadi oleh virus ini.

Baca Juga: Irlandia Utara akan Terapkan Pembatasan Baru COVID-19

3. Jumlah kasus COVID-19 di Irlandia sampai saat ini 

Di Tengah Badai Omicron, Irlandia Cabut Hampir Semua PembatasanSuasana di sekitar wilayah Dublin, Irlandia. (Pixabay.com/Darby1996)

Sampai hari Jumat waktu setempat, jumlah kasus COVID-19 di Irlandia saat ini sudah
mencapai angka 1.134.548 kasus dengan rincian 6.087 kasus berakhir meninggal dunia
serta 262.338 kasus berakhir meninggal dunia. Di hari yang sama, Irlandia mengalami penambahan kasus baru sebanyak 6.597 kasus baru.

Untuk saat ini, Irlandia berada di urutan ke-44 negara jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia. Pemerintah Irlandia telah diberitahu bahwa puluhan ribu kasus varian Omicron belum tercatat secara resmi sejak awal Desember 2021 lalu. Jumlah kasus sebenarnya di Irlandia kemungkinan jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.

Pada Rabu (19/1/2022) lalu, pejabat setempat diberitahu bahwa jumlah sebenarnya kasus
sejak awal Desember 2021 lalu kemungkinan mencapai angka 380 ribu hingga 500 ribu
kasus, jauh lebih tinggi dari perkiraan resmi sekitar 220 ribu kasus, yang diukur melalui pengujian PCR.

Varian yang sangat menular telah menyebabkan gangguan yang signifikan di beberapa
sektor. Kepala Eksekutif Health Service Executive (HSE) Irlandia, Paul Reid, mengatakan
bahwa 1 dari 8 anggota staf di layanan kesehatan tidak bekerja dan diisolasi setelah dites positif COVID-19 atau melakukan kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi positif COVID-19.

Beberapa sekolah di Irlandia juga melaporkan tingkat ketidakhadiran yang tinggi karena
murid-muridnya kembali ke kelas setelah liburan Natal lalu. Isolasi dan kekhawatiran tertular virus telah menyebabkan penurunan rata-rata sekitar 30 persen kehadiran di sekolah dasar dan menengah, di mana sejumlah besar guru juga
harus mengambil cuti.

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya