Dianggap Terlalu Kritis, Kepolisian Nikaragua Razia La Prensa

Kantor media tersebut menilai Presiden Nikaragua diktator

Managua, IDN Times - Kepolisian Nikaragua telah menggerebek kantor media surat kabar setempat, La Prensa, pada hari Jumat, 13 Agustus 2021, waktu setempat karena dianggap terlalu kritis terhadap pemerintah Nikaragua. Mereka menyebut Presiden Nikaragua, Daniel Ortega, sebagai seorang diktator. Bagaimana awal ceritanya?

1. Selama penggerebekan, akses internet dan listrik telah terputus

Dilansir dari BBC, kepolisian Nikaragua telah menggerebek kantor media surat kabar utama di Nikaragua itu yang dinilai sangat kritis terhadap pemerintahan Presiden Nikaragua saat ini. Beberapa foto di situs web La Prensa menunjukkan polisi anti huru hara memasuki gedung dan kotak-kotak material dipindahkan. Jurnalis setempat mengatakan bahwa akses internet dan listrik telah terputus selama penggerebekan berlangsung.

Pihak kepolisian setempat mengatakan mereka sedang menyelidiki adanya tuduhan penipuan bea cukai dan pencucian uang oleh manajer surat kabar tersebut. Seorang editor media tersebut bernama Fabian Medina, yang berada di dalam gedung pada saat itu, mengatakan bahwa polisi mencari kertas yang digunakan untuk mencetak harian. Dia mengatakan bahwa kemudian, polisi tersebut mengizinkan wartawan untuk kembali ke kantor mereka tetapi masih di dalam gedung.

La Prensa telah mengatakan akan melanjutkan edisi online, tetapi tidak jelas berapa lama bisa terus melakukannya. Media La Prensa telah menjadi satu-satunya surat kabar di Nikaragua dengan edisi cetak sejak surat kabar oposisi lainnya, El Nuevo Diario, ditutup pada tahun 2019 lalu. Seperti yang diketahui, media La Prensa merupakan milik dari keluarga salah seorang calon Presiden Nikaragua, Christiana Chamorro.

2. Langkah tersebut menandai ketiga kalinya pemerintah Nikaragua menahan tinta dan kertas untuk percetakan surat kabar

Dianggap Terlalu Kritis, Kepolisian Nikaragua Razia La PrensaPenggerebekan kantor media Nikaragua, La Prensa, oleh kepolisian setempat pada hari Jumat, 13 Agustus 2021, waktu setempat. (Twitter.com/laprensa)

Langkah tersebut menandai ketiga kalinya pemerintah Nikaragua menahan kertas atau tinta surat kabar dan media tersebut telah berhenti mencetak selama sekitar 500 hari pada tahun 2018 hingga 2019 lalu di tengah protes luas terhadap rezim. Pusat HAM Nikaragua non-pemerintah memprotes penggerebekan itu dan menuntut penghormatan terhadap karyawan di dalam gedung. Nikaragua sendiri dijadwalkan mengadakan Pemilu pada tanggal 7 November 2021 ini dan Ortega sedang mencari masa jabatan keempat sebagai Presiden Nikaragua secara berturut-turut.

Pada hari Senin, 9 Agustus 2021, lalu aliansi oposisi Koalisi Nasional Nikaragua mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak mengakui proses Pemilu Nikaragua saat ini sebagai jalan keluar dari krisis politik Nikaragua serta mendesak Nikaragua untuk tidak mengakuinya juga. Kemudian di hari yang sama, pihak berwenang setempat mengumumkan penangkapan pemimpin oposisi setempat, Mauricio Diaz Davila, seorang calon anggota Kongres dan mantan Duta Besar untuk Kosta Rika. Dia telah dipanggil ke kantor Jaksa Agung Nikaragua pada hari tersebut sebagai bagian dari penyelidikan atas dugaan tindakan terhadap negara.

Baca Juga: Media La Prensa di Nikaragua Tunda Pencetakan Surat Kabar

3. Salah satu pimpinan oposisi Nikaragua memilih meninggalkan Nikaragua dalam situasi kekacauan politik di negaranya

Dianggap Terlalu Kritis, Kepolisian Nikaragua Razia La PrensaSalah satu pemimpin oposisi Nikaragua dari Partai Aliansi Warga Negara untuk Liberty, Carmella Rogers. (Twitter.com/kittymonterrey7)

Ketua Partai Aliansi Warga Negara untuk Liberty Nikaragua sekaligus salah satu pemimpin oposisi setempat, Carmella Rogers, atau yang biasa dikenal dengan Kitty Monterrey, memilih keluar dari Nikaragua menuju Kosta Rika, karena khawatir dia akan ditambahkan ke daftar politisi saingan yang ditangkap oleh pemerintah Ortega. Menurutnya, ia merasa sudah tidak aman lagi serta tidak masuk akal ketika mereka akan membawanya ke penjara atau mereka mendeportasi dirinya. Pengasingan wanita berusia 71 tahun itu terjadi setelah partai sayap kanannya pada hari Jumat, 6 Agustus 2021, lalu didiskualifikasi dari pencalonan dalam Pemilu Nikaragua, yang didominasi oleh partai berkuasa.

Calon Wakil Presiden Nikaragua, Berenice Quezada, telah ditempatkan di bawah tahanan rumah. Dengan waktu tersisa 3 bulan sebelum diadakan Pemilu Nikaragua, pemerintah Nikaragua setidaknya telah menahan sebanyak 32 politisi oposisi yang mereka tuduh makar. Pemerintahan Nikaragua telah menghadapi sanksi dari Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang menuduhnya melakukan pelanggaran HAM dan penindasan terhadap tokoh-tokoh oposisi, yang dimulai dengan protes anti-pemerintah pada tahun 2018 lalu.

Baca Juga: Swiss Beri Sanksi Nikaragua Soal Pelanggaran HAM

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya