Disanksi PBB, Korut Bersiap untuk Menjadi Negara Nuklir

Ketiga negara besar sepakat hentikan program Korea Utara

Pyongyang, IDN Times - Meski masih mendapatkan sanksi dari PBB, Korea Utara tampaknya mempersiapkan diri menjadi negara nuklir setelah uji coba yang dilakukan pada akhir Maret 2021 lalu. Ketiga negara besar seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang telah sepakat untuk bekerja sama dalam menjaga tekanan pada Korea Utara agar menghentikan program rudal nuklir dan balistiknya. Bagaimana awal ceritanya?

1. Berawal dari Korea Utara yang mulai mengembangkan sistem pengiriman yang dapat mencapai Amerika Serikat

Disanksi PBB, Korut Bersiap untuk Menjadi Negara NuklirParade militer yang dilakukan oleh pasukan militer Korea Utara pada bulan Januari 2021 lalu. (Twitter.com/ColinZwirko)

Dilansir dari Aljazeera.com, perkembangan program nuklir dan rudal Korea Utara mengikuti pola yang dapat diprediksi. Berawal dari Korea Utara yang mulai mengembangkan sistem pengiriman yang dapat mencapai Amerika Serikat dengan rudal balistik antarbenua (ICBM), kemudian ia menguji dan memodifikasi perangkat nuklir yang dapat ditempatkan pada rudal semacam itu dan dikirim ke targetnya. Korea Utara melewati ambang itu pada tahun 2017 lalu dan kemungkinan bisa lebih awal.

Sementara kemajuan mereka yang lebih baru dan potensi kapabilitas masa depan bukanlah apa yang oleh para ahli disebut revolusioner, Korea Utara masih memiliki beberapa teknologi senjata nuklir untuk dikuasai yang secara serius akan meningkatkan kemampuannya demi mencegah musuh dan mengobarkan perang nuklir. Menurut pengamat dan rekan senior Stanton di Program Kebijakan Nuklir di Carnegie Endowment on International Peace, Ankit Panda, mengatakan uji coba baru-baru ini melibatkan rudal jarak pendek yang ideal untuk hulu ledak nuklir taktis. Rudal taktis ini didasarkan pada Iskander yang dirancang oleh Rusia, didukung oleh bahan bakar padat, serta mampu bermanuver di tengah penerbangan yang membuatnya lebih sulit dikenali di darat dan lebih sulit untuk dicegat di udara.

Menurut Proyek Pertahanan Rudal Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), apakah rudal itu dikembangkan dengan bantuan asing atau tidak, masih diperdebatkan oleh para analis sampai saat ini. Menurut rekan peneliti, disebut KN-23 oleh Korea Utara, itu juga dimaksudkan untuk menargetkan pasukan Amerika Serikat dan Korea Selatan serta lapangan udara di Semenanjung Korea. 

2. Senjata nuklir taktis merupakan salah satu keinginan dari Kim Jong-un

Disanksi PBB, Korut Bersiap untuk Menjadi Negara NuklirPemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un. (Twitter.com/ColinZwirko)

Senjata nuklir taktis adalah salah satu item dalam daftar keinginan Kim yang menimbulkan kekhawatiran, karena Kim Jong-un diasumsikan lebih suka mempertahankan kendali tegas pribadi atas setiap peluncuran senjata nuklir Korea Utara dengan senjata nuklir taktis yang ekspetasinya berubah. Itu berarti senjata nuklir dapat didistribusikan lebih luas di seluruh negeri, kepada lebih banyak pejabat yang mampu meluncurkannya jika terjadi serangan yang dirasakan, sehingga inilah yang menurut para analis menimbulkan kekhawatiran tambahan.

Saat potensi konflik meningkat, Panda menjelaskan Kim akan memberi tahu musuh Korea Utara bahwa ia tidak perlu memerintahkan serangan nuklir pembalasan, tetapi akan dilakukan otomatis, karena wewenang untuk meluncurkan telah didelegasikan kepada komandan lapangan. Tak hanya itu saja, akuisisi Korea Utara dan penimbunan bahan fisil untuk hulu ledak nuklir juga menjadi tantangan bagi Amerika Serikat dan sekutunya. Korea Utara diperkirakan memiliki bahan fisil yang cukup untuk sekitar 90 bom dan menurut Panda, jumlah tersebut dianggap sebagai tebakan kasar.

Saat ini, Korea Utara diperkirakan memperoleh sebagian besar bahan kelas bomnya dengan menggunakan sentrifugal yang memperkaya uranium di kompleks yang relatif mudah disembunyikan. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan program senjata nuklir Korea Utara tetap menjadi penyebab perhatian serius serta pelanggaran yang jelas terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan. Begitu juga dengan pihak saksi independen yang mengatakan bulan Maret 2021 lalu bahwa Korea Utara telah memelihara dan mengembangkan program rudal nuklir dan balistiknya sepanjang tahun 2020 lalu demi membantu mendanai kegiatannya melalui peretasan siber.

Baca Juga: Parlemen Korea Selatan Setujui UU Anti Korea Utara

3. AS, Korea Selatan, dan Jepang sepakat mengenai perlunya implementasi penuh oleh komunitas internasional resolusi Dewan Keamanan PBB

Disanksi PBB, Korut Bersiap untuk Menjadi Negara NuklirPresiden Amerika Serikat, Joe Biden. (Instagram.com/potus)

Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang telah sepakat untuk pembicaraan keamanan tingkat tinggi pada hari Jumat, 2 April 2021, waktu setempat bekerja sama demi menjaga tekanan pada Korea Utara agar menghentikan program rudal nuklir dan balistiknya. Dalam pernyataan bersama, penasihat keamanan Presiden Amerika Serikat, Jake Sullivan, dan mitranya dari Jepang, Shigeru Kitamura, serta mitranya dari Korea Selatan, Suh Hoon, menegaskan kembali komitmen mereka untuk mengatasi masalah tersebut melalui trilateral bersama dan kerja sama menuju denuklirisasi.

Ketiga negara itu juga sepakat tentang perlunya implementasi penuh oleh komunitas internasional resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Korea Utara, mencegah proliferasi, serta bekerja sama untuk memperkuat pencegahan dan menjaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea. Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, sedang dalam penyelesaian peninjauan kebijakan Korea Utara, dengan mengatakan pada pekan lalu bahwa Amerika Serikat tetap terbuka untuk diplomasi dengan Korea Utara meskipun ada uji coba rudal balistik, tetapi memperingatkan akan ada tanggapan jika Korea Utara meningkatkan masalah.

Baca Juga: Korea Utara Putus Hubungan Diplomatik dengan Malaysia

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya