Dua Menteri Jepang Kunjungi Kuil Kontroversial di Tokyo

Kunjungan itu dapat meningkatkan ketegangan dengan 3 negara

Tokyo, IDN Times - Menteri Pertahanan Jepang, Nobuo Kishi, dan Menteri Kebijakan Ekonomi dan Fiskal Jepang, Yasutoshi Nishimura, berkunjung ke kuil kontroversial, Kuil Yasukuni, di Tokyo, Jepang, pada hari Jumat, 13 Agustus 2021, waktu setempat. Kunjungan tersebut dapat meningkatkan ketegangan dengan 3 negara sekaligus, yakni Tiongkok, Korea Selatan, dan Korea Utara. Bagaimana awal ceritanya?

1. Kedua menteri tersebut berkunjung menjelang peringatan 76 tahun kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II 

Dua Menteri Jepang Kunjungi Kuil Kontroversial di TokyoMenteri Pertahanan Jepang, Nobuo Kishi, saat berkunjung ke Kuil Yasukuni pada hari Jumat, 13 Agustus 2021, waktu setempat. (Twitter.com/Kyodo_News_EN)

Dilansir dari Aljazeera.com, dua menteri senior dalam Kabinet Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, mengunjungi sebuah kuil kontroversial di Tokyo untuk menghormati korban perang negara itu pada hari Jumat, 13 Agustus 2021, waktu setempat, dalam sebuah langkah yang dapat meningkatkan ketegangan dengan Tiongkok, Korea Selatan, dan Korea Utara. Menteri Pertahanan Jepang, Nobuo Kishi, dan Menteri Kebijakan Ekonomi dan Fiskal Jepang, Yasutoshi Nishimura, mengunjungi Kuil Yasukuni di mana beberapa penjahat perang Jepang yang dihukum dimakamkan.

Memasuki usia 76 tahun setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, kuil itu tetap menjadi simbol kuat dari warisan masa perangnya di Asia Timur dan titik nyala ketegangan dengan Tiongkok dan Korea Utara serta Korea Selatan. Perdana Menteri Jepang dikabarkan tidak akan mengunjungi kuil, tetapi berencana untuk membuat persembahan ritual tamagushi atas biaya pribadinya sendiri. Suga diyakini telah memutuskan untuk melewatkan kunjungan itu karena pertimbangan diplomatik untuk tetangga Jepang.

2. Banyak Perdana Menteri Jepang yang memutuskan untuk mengunjungi kuil tersebut sebelumnya

Dua Menteri Jepang Kunjungi Kuil Kontroversial di TokyoPerdana Menteri Jepang saat itu, Shinzo Abe, ketika mengunjungi Kuil Yasukuni. (Twitter.com/AbeShinzo)

Baca Juga: Nyasar dan Uang Pinjaman yang Berujung Medali Emas Olimpiade Tokyo

Banyak Perdana Menteri Jepang yang mengunjungi Kuil Yasukuni setelah perang, tetapi menahan diri untuk mengatakan itu dalam kapasitas resmi. Perdana Menteri Jepang saat itu, Yasuhiro Nakasone, melakukan kunjungan resmi pada tahun 1985 lalu pada peringatan 40 tahun berakhirnya Perang Dunia II, menuai kritikan keras dari Tiongkok sehingga dia tidak pergi ke sana lagi. Selanjutnya ada nama Junichiro Koizumi yang melakukan kunjungan tahunan saat menjadi Perdana Menteri Jepang dari tahun 2001 hingga 2006 lalu yang mempererat hubungan dengan Tiongkok.

Setelahnya ada nama Shinzo Abe, yang agendanya termasuk menghidupkan kembali kebanggaan di masa lalu Jepang, berkunjung pada Desember 2013 lalu, dengan mengatakan bahwa dia pergi untuk berdoa bagi jiwa-jiwa para korban perang dan memperbarui janji bahwa Jepang tidak boleh mengobarkan perang lagi. Kunjungan tersebut memicu kemarahan di Tiongkok dan Korea Selatan serta ekspresi kekecewaan dari Amerika Serikat. Setelahnya, Abe tidak pergi lagi sebagai Perdana Menteri Jepang, malah mengirimkan persembahan ritual.

Perdana Menteri Jepang saat ini, Yoshihide Suga, belum mengunjungi kuil itu sejak menjabat pada bulan September 2020 lalu. Sekitar bulan Oktober 2020 lalu, ia mengirim persembahan bertepatan dengan festival musim gugur kuil, yang memicu pernyataan penyesalan mendalam dari pemerintah Korea Selatan.

3. Sejarah berdirinya Kuil Yasukuni yang membuatnya menjadi kontroversial 

Dua Menteri Jepang Kunjungi Kuil Kontroversial di TokyoKuil Yasukuni di Tokyo, Jepang. (Twitter.com/Japan_In_Image)

Kuil Yasukuni didirikan pada tahun 1869 lalu di daerah perkotaan yang rindang dan kuil itu didedikasikan untuk 2,5 juta orang Jepang yang tewas dalam perang yang dimulai pada abad ke-19 lalu, termasuk Perang Dunia II. Didanai oleh pemerintah Jepang hingga tahun 1945 lalu, Kuil Yasukuni merupakan pusat agama negara Shintoisme yang memobilisasi penduduk masa perang untuk berperang atas nama seorang kaisar ilahi. Sejak tahun 1978 lalu, mereka yang dihormati termasuk 14 pemimpin Perang Dunia II yang dihukum sebagai penjahat perang "Kelas A" oleh Pengadilan Sekutu pada tahun 1948 lalu, di antaranya Perdana Menteri Jepang di masa perang, Hideki Tojo.

Perdana Menteri Jepang saat itu dan yang lainnya secara diam-diam diangkat ke status dewa di kuil dalam sebuah upacara pada tahun itu, berita yang memicu badai api domestik ketika diumumkan. Banyak orang Jepang memberi penghormatan kepada kerabat di Yasukuni dan kaum konservatif mengatakan para pemimpin harus bisa memperingati korban perang. Namun, orang Tiongkok dan Korea membenci penghargaan yang diberikan kepada para penjahat perang.

Penduduk Korea masih kesal dengan pemerintahan Jepang dari tahun 1910 hingga 1945 lalu, sementara penduduk Tiongkok memiliki kenangan pahit tentang invasi Jepang dan pendudukan brutal di beberapa bagian Tiongkok dari tahun 1931 hingga 1945 lalu. Kritikus di Jepang melihat Yasukuni sebagai simbol masa lalu militer dan mengatakan kunjungan para pemimpin melanggar pemisahan agama dan negara yang diamanatkan oleh konstitusi pasca-perang. Sebuah museum di halaman kuil telah dikritik karena menggambarkan perang sebagai salah satu yang diperjuangkan oleh Jepang untuk membebaskan Asia dari imperialisme Barat, sementara mengabaikan kekejaman oleh pasukan Jepang.

Baca Juga: 7 Kabar Hoaks yang Viral Sepanjang Olimpiade Tokyo 2020

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya