Edit Video Donald Trump, Seorang Editor TV Swasta Dipecat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seattle, IDN Times - Seorang editor di salah satu televisi lokal di Seattle, Amerika Serikat, dipecat lantaran telah mengedit tampilan video Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ketika itu, Trump sedang diwawancarai melalui teleconference. Bagaimana awal ceritanya?
1. Belum diketahui apakah editor tersebut secara sengaja dilakukannya atau tidak
Dilansir dari Buzzfeednews.com, seorang editor di salah satu stasiun TV lokal di Seattle, Q13, dilaporkan telah dipecat setelah saluran tersebut menayangkan versi asli dari pidato primetime Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dari Oval Office pada hari Selasa, 8 Januari 2019, lalu. Tidak jelas apakah editor tersebut secara sengaja membuat video seperti itu atau hanya memasukannya ke dalam pemrograman.
Direktur TV Q13, Erica Hill, menilai bahwa karyawan yang melakukannya merupakan satu-satunya orang yang bertanggung jawab. "Kami telah menyelesaikan investigasi kami atas insiden ini dan menentukan bahwa tindakan tersebut adalah hasil dari seorang editor individu yang pekerjaannya telah diberhentikan," ungkap pernyataan dari Erica Hill seperti yang dikutip dari Buzzfeednews.com.
Kedua video tersebut telah dibandingkan antara video asli yang ditayangkan CNN dengan video yang telah dilakukan proses pengeditan.
2. Rekaman tersebut dinilai tidak sesuai standar editorial
Editor’s picks
Versi yang diedit menunjukkan Trump terlalu jenuh dengan mulut yang terlalu besar, menjilat bibirnya, dan membiarkan lidahnya keluar. Itu juga menghilangkan beberapa pernyataan dari Trump saat diedit seperti itu, yakni "Semoga kita bisa naik di atas politik partisan untuk mendukung keamanan nasional".
Direktur dari TV Q13 mengatakan bahwa rekaman tersebut tidak sesuai dengan standar editorial. "Ini tidak memenuhi standar editorial kami dan kami menyesal jika dipandang sebagai menggambarkan presiden secara negatif," ungkap pernyataan tambahan dari Erica Hill seperti yang dikutip dari Nypost.com.
3. Trump berpidato mengenai situasi perbatasan
Kontroversi video editan Trump seperti itu memunculkan argumen antara CNN dan Gedung Putih yang melibatkan sekretaris pers Gedung Putih, Sarah Sanders. Teknologi deepfake menjadi teknologi yang dibicarakan banyak orang karena kemampuan pengeditan video yang terlihat lebih nyata dengan bantuan kecerdasan buatan.
Dengan adanya teknologi ini, bisa jadi sebagian besar orang tidak percaya dengan video, yang pernah dianggap sebagai bukti kuat dari sebuah kejadian. Dalam video pidato tersebut, Trump menyampaikan situasi di perbatasan Amerika Serikat dengan menyatakan krisis keamanan dan kemanusiaan.
Para pemimpin Kongres dari Demokrat menanggapi dengan mengatakan Trump bekerja untuk membuat krisis, memicu ketakutan, dan mengalihkan perhatian dari kekacauan dalam pemerintahannya.
Baca Juga: Hari Ke-20 Shutdown, Donald Trump Kunjungi Perbatasan di Texas
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.