FDA Setujui Pelonggaran Pembatasan Penggunaan Pil Aborsi

Alasannya karena tindakan lockdown selama pandemi COVID-19

Jakarta, IDN Times - Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada Kamis (16/12) waktu setempat secara resmi melonggarkan pembatasan penggunaan pil aborsi. Keputusan tersebut didasari karena saat ini berada di situasi lockdown akibat pandemi COVID-19.

1. Langkah tersebut akan ditimpa oleh 19 negara bagian yang sudah melarang penggunaan pil tersebut 

FDA Setujui Pelonggaran Pembatasan Penggunaan Pil Aborsiilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Dilansir dari BBC, keputusan dari FDA AS akan membuka akses aborsi bagi perempuan di tempat-tempat terpencil yang tidak dapat mengunjungi klinik untuk mendapatkan akses mereka secara langsung.

Akan tetapi, langkah tersebut akan ditimpa oleh 19 negara bagian yang sudah memiliki aturan yang melarang pil aborsi pesanan melalui pos.

Hal itu terjadi ketika hakim mempertimbangkan untuk membatalkan putusan yang melegalkan aborsi di AS.

Pada awal tahun 2021 lalu, selama masa pandemi, FDA untuk sementara mencabut persyaratan tatap muka pada mifepristone, obat pertama dari dua obat yang digunakan untuk mengakhiri kehamilan.

Keputusan untuk membuat perubahan ini kemungkinan akan memperdalam perpecahan yang sudah terpolarisasi antara negara-negara konservatif dan liberal mengenai aborsi.

Beberapa negara bagian lain, seperti California dan New York, yang telah mengambil langkah-langkah dalam beberapa tahun terakhir untuk lebih memantapkan akses ke aborsi, diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan metode dan memberikan kesempatan bagi perempuan di negara bagian untuk memperoleh pil aborsi.

2. Kelompok yang menentang aborsi menilai ini memungkinkan praktik aborsi berbahaya di rumah 

FDA Setujui Pelonggaran Pembatasan Penggunaan Pil Aborsiilustrasi obat-obatan (futurity.org)

Baca Juga: Akui Langgar UU Aborsi, Seorang Dokter di Texas Digugat

Kelompok yang melarang aborsi mengeluarkan pernyataan keras terhadap keputusan tersebut.

Menurut kelompok Susan B. Anthony List, pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, telah bergerak untuk melemahkan peraturan keamanan federal yang sudah lama berlaku terhadap obat aborsi pesanan melalui pos yang dirancang untuk melindungi perempuan dari risiko kesehatan yang serius dan potensi penyalahgunaan.

"Kebijakan administrasi Biden memungkinkan aborsi berbahaya di rumah, dilakukan sendiri tanpa pengawasan medis yang diperlukan," ungkap pernyataan dari kelompok Susan B. Anthony List yang dilansir dari Nytimes.com.

FDA sendiri tidak mengeluarkan pernyataan resmi pada Kamis waktu setempat, tetapi memperbarui halaman web untuk mencerminkan keputusan dan mengirim surat mengenai perubahan ke dua perusahaan yang membuat mifepristone dan kelompok medis yang telah menggugat atas persyaratan.

Di sisi lain, FDA tidak mengurangi dua elemen lain dari pembatasannya terhadap mifepristone, yang termasuk dalam program yang disebut Risk Evaluation and Mitigation Strategy.

Satu batasan mengharuskan pasien untuk menandatangani perjanjian yang mengakui bahwa penyedia mereka telah memberi tahu mereka tentang obat tersebut, sedangkan yang lain mengharuskannya untuk diresepkan oleh penyedia kesehatan bersertifikat khusus.

3. Obat mifepristone telah disetujui di AS sejak tahun 2000 lalu 

FDA Setujui Pelonggaran Pembatasan Penggunaan Pil AborsiIlustrasi obat pil. (Pixabay.com/Vacho)

Seperti yang diketahui, obat mifepristone disetujui di AS sejak tahun 2000 lalu. FDA AS telah memberlakukan pembatasan obat, yang menghalangi progestron, hormon yang diperlukan untuk kehamilan yang berkembang.

Aturan memungkinkan pasien untuk mengambil mifepristone di rumah mereka atau di mana pun mereka memilih setelah mereka mendapatkannya dari penyedia bersertifikat, menjadikannya satu-satunya obat yang harus diperoleh secara langsung dari penyedia medis tetapi tidak perlu diambil di rumah.

Obat kedua, misoprostol, yang menyebabkan kontraksi yang mirip dengan keguguran dan diminum hingga 48 jam kemudian, telah lama tersedia dengan resep biasa.

Organisasi medis utama dan kelompok hak aborsi telah lama mendesak pemerintah untuk melonggarkan pembatasan mifepristone, mengutip data yang menunjukkan bahwa mifepristone efektif dan aman, termasuk ketika dibagikan melalui pos.

Misalnya, program penelitian yang diizinkan oleh FDA untuk memberikan konsultasi telemedicine dan mengirim pil melalui pos melaporkan bahwa 95 persen dari 1.157 aborsi yang terjadi melalui program antara Mei 2016 hingga September 2020 lalu diselesaikan tanpa memerlukan prosedur tindak lanjut.

Sebuah studi melaporkan pasien melakukan 70 kunjungan ke ruang gawat darurat atau pusat perawatan darurat, dengan 10 kasus mengalami komplikasi serius.

Baca Juga: Penasihat FDA Dukung Vaksin Pfizer untuk Anak 5-11 Tahun

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya