Filipina Konfirmasi Kematian Pertama Varian Delta

Varian itu 60 persen lebih menular dibanding varian lainnya

Manila, IDN Times - Filipina telah mengkonfirmasi kasus kematian pertama akibat COVID-19 varian Delta pada hari Jumat, 16 Juli 2021, waktu setempat. Varian Delta sendiri diketahui memiliki tingkat penularan sebesar 60 persen dan lebih menular dibandingkan varian-varian lainnya. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pasien yang meninggal dilarikan ke rumah sakit setempat pada tanggal 28 Juni 2021 lalu 

Filipina Konfirmasi Kematian Pertama Varian DeltaIlustrasi rumah sakit. (Pixabay.com/1662222)

Dilansir dari Aljazeera.com, Filipina telah mengkonfirmai kematian pertamanya dan kasus yang ditularkan secara lokal dari varian COVID-19 Delta yang lebih menular ketika negara itu berusaha untuk meningkatkan upaya vaksinasi dengan hampir sebanyak 400 ribu orang diberikan vaksin. Menurut Wakil Sekretaris Kesehatan Filipina, Maria Rosario Vergeire, mengatakan bahwa Sebanyak 16 kasus baru yang ditemukan merupakan varian Delta, di mana 11 kasus ditandai didapat secara lokal. Salah satu pasien dengan varian tersebut meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit di Manila, ibu kota Filipina pada tanggal 28 Juni 2021 lalu.

Sekitar 5 dari mereka yang dinyatakan positif adalah warga Filipina yang kembali dari Uni Emirat Arab, Qatar, dan Inggris. Dari 11 transmisi lokal, setidaknya 6 terdeteksi di Pulau Mindanao Selatan, 2 transmisi lokal di wilayah Metro Manila, 1 transmisi lokal di Luzon Tengah, dan 2 transmisi lokal di wilayah Visayas Tengah. Sebelumnya, Vergeire telah memperingatkan bahwa varian Delta bisa 60 persen lebih menular daripada varian Alpha serta transmisi varian Alpha dikatakan menginfeksi 4-5 orang, sedangkan pembawa varian Delta dapat menginfeksi hingga 8 orang.

2. Rektor University of the Philippines Manila Campus mengatakan sangat penting untuk meningkatkan vaksinasi di Filipina  

Filipina Konfirmasi Kematian Pertama Varian DeltaIlustrasi vaksin COVID-19. (Pixabay.com/WiR_Pixs)

Baca Juga: Filipina Cabut Larangan Promosi Polisi yang Obesitas

Dengan varian baru yang dikonfirmasi di Filipina, Rektor University of the Philippines Manila Campus, Dr. Carmencita Padilla, mengatakan bahwa sangat penting untuk meningkatkan vaksinasi di Filipina. Menurutnya, vaksinasi meratakan kematian serta pengurangan mobilitas dan mengurangi tingkat penularan. Di hari yang sama, satuan tugas vaksinasi pemerintah Filipina melaporkan rekor tertinggi vaksin yang diberikan dalam sehari setidaknya dua kali minggu ini.

Sekitar 375 ribu orang disuntik pada hari Senin, 12 Juli 2021, lalu serta 391 ribu orang lainnya pada hari Kamis, 15 Juli 2021, lalu. Kepala Pelaksana Vaksinasi, Vince Dizon, mengatakan meskipun pasokan vaksin belum mencukupi, unit pemerintah daerah, pemerintah provinsi, dan sektor swasta menunjukkan bahwa pihaknya dapat memvaksinasi banyak orang dengan cepat. Pemerintah bertujuan untuk mencapai kekebalan kelompok pada tahun 2021 ini dengan memvaksinasi antara 58-70 juta dari 110 juta penduduk Filipina.

Laporan terbaru oleh pelacak vaksinasi setempat, Herd Immunity PH, sejauh ini kurang dari 10 persen telah menerima dosis pertama mereka, sementara 3,67 persen divaksinasi penuh pada hari Kamis, 15 Juli 2021, lalu. Pada kecepatan itu, dibutuhkan 1,5 tahun atau hingga Januari 2023 ini untuk mencapai kekebalan kelompok. Sejauh ini, Filipina telah menerima pengiriman sekitar 22 juta vaksin COVID-19, termasuk 13 juta dosis vaksin Sinovac dari Tiongkok dan Filipina mengharapkan 1,5 juta lebih dosis vaksin Sinovac tiba di hari Sabtu, 17 Juli 2021, ini.

3. Jumlah kasus COVID-19 di Filipina sampai saat ini 

Filipina Konfirmasi Kematian Pertama Varian DeltaSuasana di sekitar wilayah Manila, Filipina. (Pixabay.com/travelphotographer)

Jumlah kasus COVID-19 di Filipina sampai hari Jumat, 16 Juli 2021, waktu setempat mencapai angka 1.496.328 kasus dengan rincian 26.476 kasus berakhir meninggal dunia serta 1.421.372 kasus berakhir sembuh. Di hari yang sama, Filipina mengalami penambahan kasus baru sebanyak 5.676 kasus baru dengan rincian 162 kasus berakhir meninggal dunia. Dengan demikian, Filipina saat ini berada di urutan ke-23 jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

Pada akhir Juni 2021 lalu, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, sempat mengancam kepada warganya untuk dimasukkan ke penjara jika menolak program vaksinasi COVID-19 serta menyuruh mereka meninggalkan Filipina jika tidak mau bekerja sama dalam upayavmengakhiri keadaan darurat tersebut. Duterte juga merasa jengkel kepada orang-orang yang menolak untuk divaksinasi di tengah krisis kesehatan yang kemudian membantu menyebarkan virus COVID-19. Seorang pengacara HAM, Edre Olaila, menyuarakan keprihatinan atas ancaman Duterte, dengan mengatakan Presiden tidak dapat memerintahkan penangkapan siapa pun yang tidak jelas-jelas melakukan kejahatan.

Duterte dan pemerintahannya itu telah menghadapi kritik atas kampanye vaksinasi yang dibebani dengan masalah pasokan dan keraguan publik. Setelah penundaan berulang kali, vaksinasi dimulai pada bulan Maret 2021 lalu, tetapi banyak yang masih memilih untuk menuggu vaksin dari negara-negara Barat, mendorong beberapa kota untuk menawarkan makanan ringan dan diskon toko untuk mendorong orang agar diimunisasi dengan vaksin apa pun.

Baca Juga: Filipina Cabut Larangan Promosi Polisi yang Obesitas

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya