Filipina Minta Tiongkok Tarik Ratusan Kapal dari Laut China Selatan

Menteri Luar Negeri Filipina telah mengajukan protes keras

Manila, IDN Times - Pemerintah Filipina telah mendesak Tiongkok untuk menarik 200 kapal dari Laut China Selatan dan menilai kehadiran mereka sebagai bentuk tindakan provokatif. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, mengatakan bahwa Filipina telah melakukan pengajuan protes secara diplomatik atas kehadiran Tiongkok. Bagaimana awal ceritanya?

1. Sekitar ratusan kapal milik Tiongkok tertambat di terumbu Whitsun, yang diklaim oleh Tiongkok

Filipina Minta Tiongkok Tarik Ratusan Kapal dari Laut China SelatanBeberapa kapal milik Tiongkok berada di wilayah Laut Cina Selatan, yang saat ini masih disengketakan oleh beberapa negara. (Twitter.com/PowellCoop)

Dilansir dari The Guardian, Kepala Pertahanan Filipina telah menuntut untuk menarik lebih dari 200 kapal milik Tiongkok yang kabarnya telah diawaki oleh milisi yang meninggalkan terumbu karang Laut China Selatan yang diklaim oleh Filipina serta mengatakan kehadiran mereka merupakan bentuk tindakan provokatif untuk memiliterisasi daerah tersebut. Pihaknya juga menambahkan tanpa menjelaskan lebih lanjut bahwa Filipina akan menjunjung hak kedaulatannya. Pengawas pemerintah Filipina, yang mengawasi wilayah yang disengketakan, mengatakan sekitar 220 kapal milik Tiongkok terlihat tertambat di terumbu Whitsun pada tanggal 7 Maret 2021 lalu.

Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, mengatakan pada hari Minggu, 21 Maret 2021, malam waktu setempat bahwa Filipina telah mengajukan protes diplomatik atas kehadiran Tiongkok. Terumbu karang yang dikenal dengan nama Julian Felipe merupakan kawasan karang dangkal berbentuk bumerang sekitar 175 mil laut di sebelah barat kota Bataraza di Provinsi Palawan, Filipina Barat. Hal itu baik dalam Zona Ekonomi Eksklusif negara, di mana Filipina menikmati hak eksklusif untuk mengeksploitasi atau melestarikan sumber daya apapun.

Baca Juga: Ekonom Sebut Kebijakan Moneter Tiongkok Tidak Akan Dukung Dunia Lagi

2. Para kritikus telah berulang kali mengkritik Presiden Filipina yang dianggap tidak menentang perilaku agresif Tiongkok

Filipina Minta Tiongkok Tarik Ratusan Kapal dari Laut China SelatanPresiden Filipina, Rodrigo Duterte. (Twitter.com/pcoogov)

Panglima Militer Filipina, Letnan Jenderal Cirilito Sobejana, mengatakan prioritas utama militer tetap menjadi perlindungan warga Filipina di daerah tersebut, terutama para nelayan setempat, melalui peningkatan patroli laut. Para kritikus sendiri sebenarnya telah berulang kali memberikan kritik kepada Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, yang telah membina hubungan persahabatan dengan Tiongkok sejak menjabat tahun 2016 lalu, karena tidak menentang perilaku agresif Tiongkok.

Tak hanya itu saja, mereka juga menilai pemerintahan Filipina tidak segera menuntut kepatuhan Tiongkok dengan putusan arbitrase internasional yang membatalkan klaim bersejarah Tiongkok terhadap seluruh laut. Tiongkok sendiri telah menolak untuk mengakui putusan yang diambil pada tahun 2016 lalu, yang dianggap sebagai putusan palsu dan terus menentangnya. Orang nomor satu di Filipina mengatakan jika ia memutuskan mengirimkan pasukannya untuk mengusir para nelayan dari Tiongkok, ia menjamin tidak ada satupun dari mereka yang pulang dalam kondisi hidup.

3. Klaim Laut Cina Selatan oleh beberapa negara yang mengalami tumpang tindih

Filipina Minta Tiongkok Tarik Ratusan Kapal dari Laut China SelatanSuasana di sekitar Laut Cina Selatan. (Twitter.com/PowellCoop)

Tiongkok telah membangun pulau-pulau di perairan Laut China Selatan yang telah disengketakan dalam beberapa tahun terakhir dengan memasang landasan udara di beberapa pulau tersebut. Beberapa negara seperti Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei semuanya telah mengklaim sebagian laut. Pada bulan Januari 2021 lalu, Filipina memprotes undang-undang baru Tiongkok yang mengizinkan para penjaga pantainya menembaki kapal asing, yang menggambarkannya sebagai ancaman perang.

Amerika Serikat telah berulang kali mengecam apa yang disebutnya upaya Tiongkok untuk menindas negara tetangga dengan kepentingan yang bersaing, sementara Tiongkok telah mengkritik Amerika Serikat atas apa yang disebutnya sebagai campur tangan dalam urusan internalnya. Bahkan, para satuan tugas setempat berjanji untuk terus secara damai dan proaktif dalam menjalankan inisiatifnya pada perlindungan lingkungan, keamanan pangan, dan kebebasan navigasi di Laut China Selatan.

Baca Juga: Amerika Pimpin Koalisi Barat Jatuhkan Sanksi untuk Tiongkok

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya