Gegara Rambut Rontok, Debat Capres Korsel Berlangsung Sengit

Menurutnya, masalah tersebut diselesaikan asuransi nasional

Seoul, IDN Times - Acara debat Calon Presiden Korea Selatan yang digelar Rabu (5/1/2022) waktu setempat berlangsung sengit setelah membahas masalah kerontokan rambut yang diderita sebagian besar warga Korea Selatan. Menurut Calon Presiden Korea Selatan dari partai berkuasa, Lee Jae-myung, mengatakan bahwa masalah tersebut bisa ditanggung melalui program asuransi kesehatan nasional.

1. Usulan tersebut mendapatkan banjir dukungan dari orang-orang yang menderita kerontokan rambut 

Dilansir dari The Guardian, Calon Presiden tersebut telah memicu perdebatan sengit
setelah mengusulkan bahwa asuransi kesehatan publik nasional harus mencakup perawatan rambut rontok.

Usulan yang disampaikan oleh Lee Jae-myung ini telah memicu banjir pesan dukungan di media sosial oleh orang-orang yang menderita kerontokan rambut, tetapi juga memicu
tuduhan bahwa itu adalah upaya bodoh dalam memenangkan perolehan suara.

Lee mengatakan hampir 10 juta orang menderita kerontokan rambut tetapi banyak dari
mereka memesan obat-obatan dari luar negeri atau menggunakan obat prostat sebagai
alternatif karena biaya pengobatan yang tinggi.

"Tolong, beri tahu kami apa yang membuat anda tidak nyaman atas perawatan rambut rontok dan apa yang harus tercermin dalam kebijakan. Saya akan menyajikan kebijakan yang sempurna tentang perawatan rambut rontok," ungkap pernyataan dari Lee Jae-myung yang dilansir dari The Guardian.

Tak hanya itu, partai yang menaungi Lee, Partai Demokrat Korea, mengatur pertemuan pada Rabu malam waktu setempat dengan para pemilih yang mengalami kerontokan rambut.

2. Seorang calon dari kubu oposisi menilai usulan Lee tersebut tidak bertanggung jawab  

Baca Juga: Shin Tae Yong Berperan Salurkan Pemain Timnas ke Liga Korea Selatan

Sayangnya, usulan yang disampaikan Lee menuai kritikan, dengan kubu oposisi menyebutnya sebagai item terbaru dalam agenda populis Lee.

Seorang calon dari oposisi kecil, Ahn Cheol-soo, menggambarkan usulan Lee tersebut tidak bertanggung jawab dan berjanji untuk memotong harga obat generik serta mendanai
pengembangan pengobatan baru jika terpilih.

Begitu juga dengan seorang profesor di sekolah kedokteran Jeju National University, Prof. Lee Sang-ee, yang mengatakan asuransi kesehatan nasional kemungkinan goyah jika menghabiskan ratusan miliar won hanya untuk menutupi kerontokan rambut, padahal
asuransi itu dirancang untuk membantu mereka yang menderita penyakit serius.

Sampai saat ini, belum ada data resmi mengenai berapa banyak warga Korea Selatan yang menderita kerontokan rambut.

Layanan Jaminan Kesehatan Nasional sendiri hanya memberikan penghitungan tahunan orang yang telah menerima perawatan di rumah sakit, yaitu sekitar 230 ribu orang pada tahun 2020 lalu.

Lee sendiri mengatakan bahwa cakupan rambut rontok diperlukan dari aspek kelengkapan
tubuh dan kampanyenya sedang mempelajari potensi dampak kerugiannya.

3. Selain masalah tersebut, Lee juga mendukung teknologi blockchain dalam kampanyenya 

Gegara Rambut Rontok, Debat Capres Korsel Berlangsung SengitIlustrasi uang kripto. (Pixabay.com/QuinceCreative)

Selain masalah kerontokan rambut, Lee paling aktif dalam mendukung teknologi blockhain dalam kampanyenya.

Dia menyatakan bahwa cryptocurrency telah menjadi realitas yang tidak dapat disangkal
dan merupakan bagian integral dari kehidupan warga Korea Selatan, di mana crypto diakui oleh banyak orang sebagai sarana perdagangan dan penyimpanan nilai.

Sebagai bagian dari kampanye kepresidenannya, Lee mendorong penundaan pajak atas
keuntungan crypto.

Ia juga berpikir bahwa mata uang digtal bank sentral (CBDC) dan cryptocurrency swasta
dapat hidup berdampingan, karena cryptocurrency adalah metode yang lebih mulus, lebih
murah, dan menghemat waktu untuk mengirimkan uang ke luar negeri dibandingkan dengan sistem keuangan yang ada.

Beberapa waktu sebelumnya, Lee juga berencana mengumpulkan dana Pemilu pada platform digital berbasis blockhain dan mendistribusikan NFT (non-fungible token) kepada
kontributor crowdfund-nya yang mencakup gambar foto dan kebijakannya.

Tidak seperti donasi, peserta crowfunding meminjamkan uang dan kemudian menerimanya kembali setelah kampanye selesai, komite Lee berencana menjadikan NFT sebagai perjanjian yang mengikat antara peserta dan komite.

Pihak komite kampanye mengklaim Partai Demokrat Korea akan menjadi partai politik
pertama di dunia yang mengeluarkan NFT untuk penggalangan dana dalam Pemilu Presiden Korea Selatan, sementara itu mengantisipasi partisipasi luas pemilih yang paham kripto di usia 20an dan 30an tahun.

Baca Juga: Mengenal Anjing Jindo, Anjing Nasional Korea Selatan

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya