Hadiri Pertemuan Para Pemimpin Dunia, Biden Tiba di Inggris

Ini adalah perjalanan pertama Biden sejak pertama menjabat

London, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, tiba di Inggris pada hari Rabu, 9 Juni 2021, waktu setempat dengan menghadiri pertemuan para pemimpin dunia. Ini merupakan perjalanan pertama Biden ke luar negeri sebagai Presiden Amerika Serikat. Bagaimana awal ceritanya?

1. Biden menjelaskan bahwa Amerika Serikat berdiri bersama untuk mengatasi tantangan terberat 

Hadiri Pertemuan Para Pemimpin Dunia, Biden Tiba di InggrisPresiden Amerika Serikat, Joe Biden, tiba di Inggris pada hari Rabu, 9 Juni 2021, malam waktu setempat untuk menghadiri pertemuan para pemimpin dunia. (Twitter.com/USAinUK)

Dilansir dari Nbcnews.com, Biden tiba di Inggris pada hari Rabu, 9 Juni 2021, malam waktu setempat untuk serangkaian pertemuan dengan para pemimpin dunia yang bermaksud menekankan pesan perjalanan luar negeri pertamanya sebagai Presiden "Amerika Serikat telah kembali". Ia mengatakan pihaknya akan memperjelas bahwa Amerika Serikat telah kembali dan demokrasi di dunia berdiri bersama untuk mengatasi tantangan terberat dan masalah yang paling penting bagi masa depan.

Biden juga menambahkan aliansinya tidak dibangun dengan paksaan atau dipertahankan oleh ancaman, melainkan mereka didasarkan pada cita-cita demokrasi dan visi bersama mengenai masa depan di mana setiap suara begitu penting. Pernyataan Biden menggarisbawahi upaya pemerintahannya untuk menggunakan perjalanan ke Eropa dalam membangun kembali tempat Amerika Serikat di meja perundingan internasional menyusul pendekatan isolasionis Presiden Amerika Serikat sebelumnya, Donald Trump, terhadap kebijakan luar negeri yang merusak hubungan dengan sekutu utama Amerika Serikat.

2. Situasi pandemi COVID-19 dan keamanan siber akan dibahas dalam KTT G-7 di London, Inggris 

Hadiri Pertemuan Para Pemimpin Dunia, Biden Tiba di InggrisPresiden Amerika Serikat, Joe Biden, tiba di Inggris pada hari Rabu, 9 Juni 2021, malam waktu setempat untuk menghadiri pertemuan para pemimpin dunia. (Twitter.com/G7)

Pada pertemuan KTT G-7 di London, Inggris, kali ini akan membahas tanggapan pandemi COVID-19 dan keamanan siber. Serangan ransomware baru-baru ini telah mengganggu organisasi di seluruh dunia, termasuk rumah sakit di Irlandia, Jerman, dan Prancis, serta jaringan pipa di Amerika Serikat dan bank di Inggris. Biden mengatakan bahwa pada KTT NATO di Brussels, Belgia, dia akan menjelaskan bahwa komitmen Amerika Serikat terhadap Pasal 5 adalah kokoh serta menyebutnya sebagai kewajiban suci. Pasal 5 yang menjelaskan landasan aliansi NATO mengatakan serangan terhadap satu sekutu harus diperlakukan sebagai serangan terhadap semua anggota.

Setelah KTT G-7 dan NATO, Biden akan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Jenewa, Swiss yang merupakan pertemuan pertama secara langsung mereka sejak Biden menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. Biden mengatakan dia berencana untuk memberi tahu dia apa yang dirinya ingin dia ketahui dan menggarisbawahi apa yang dia lihat sebagai kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan institusi demokratis untuk memberikan hasil, terutama ketika otokrasi meningkat.

Baca Juga: Joe Biden: Israel-Palestina Layak Hidup Damai

3. Tantangan nyata bagi Biden adalah memenuhi tuntutan dari sekutu untuk berbagi vaksin COVID-19

Hadiri Pertemuan Para Pemimpin Dunia, Biden Tiba di InggrisIlustrasi vaksin COVID-19. (Pixabay.com/torstensimon)

Dalam pertemuan G7, Biden telah terbiasa dengan pedoman dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat yang diperbarui yang memungkinkan warganya yang sudah divaksinasi penuh untuk tidak mengenakan masker di sebagian besar pengaturan dan harus kembali ke persyaratan yang ketat. Di Inggris, kekhawatiran akan lonjakan COVID-19 ketiga karena peluncuran vaksin yang masih terhambat. Perdana Menteri India, Narendra Modi, diundang untuk menghadiri G-7, tetapi menolak karena di negaranya sedang krisis COVID-19.

Tantangan nyata bagi Biden adalah memenuhi tuntutan dari sekutu dan mitra untuk berbagi vaksin COVID-19. Amerika Serikat telah berkomitmen untuk berbagi 80 juta dosis di seluruh dunia pada akhir Juni 2021 ini dan telah mengumumkan tujuan untuk 25 juta dosis. Komitmen Amerika Serikat untuk berbagi 80 juta dosis adalah 5 kali lebih besar dibandingkan negara lain sejauh ini, tetapi itu tidak cukup untuk memenuhi permintaan di seluruh dunia.

Selama pertemuan virtual G7 terakhir pada bulan April 2021 lalu, para pemimpin tidak mau berkomitmen untuk berbagi jumlah dosis tertentu mereka juga tidak akan menawarkan garis waktu. Pada hari Senin, 7 Juni 2021, lalu sekelompok think tank dan pakar kesehatan masyarakat menyerukan para pemimpin G7 untuk berkomitmen untuk berbagi sebanyak 1 miliar hingga 2 miliar dosis pada akhir tahun 2021 ini, untuk memfasilitasi vaksinasi global yang meluas pada akhir tahun 2022 ini.

Menurut Wakil Direktur Pusat Geoekonomi Dewan Atlantik, Julia Friedlander, mengatakan semuanya bergantung pada distribusi vaksin dan keberhasilan serta pemulihan yang tahan lama dari negara-negara G7 di negara maju dan bergantung pada distribusi ke negara berkembang, di mana tentu saja pihaknya memperoleh banyak rantai pasokan.

Baca Juga: Joe Biden Tegaskan AS Tak Cari Gara-gara dengan Tiongkok

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya