Ilmuwan Afsel Nilai Ada Kekhawatiran Varian Baru COVID-19

Ia beralasan varian baru ini bermutasi dengan lebih banyak

Johannesburg, IDN Times - Para ilmuwan Afrika Selatan menilai ada kekhawatiran terkait varian baru COVID-19 yang telah menyebar di seluruh negaranya terbukti lebih resisten terhadap vaksin COVID-19 saat ini. Mereka beralasan varian baru COVID-19 ini bermutasi dalam jumlah yang lebih banyak. Bagaimana awal ceritanya?

1. Prof. Shabir Madhi menilai varian baru COVID-19 dianggap dapat melemahkan vaksin

Ilmuwan Afsel Nilai Ada Kekhawatiran Varian Baru COVID-19Ilustrasi suntik vaksin COVID-19. (Pixabay.com/fotoblend)

Dilansir dari BBC, para ilmuwan di Afrika Selatan mengatakan ada kekhawatiran yang masuk akal bahwa varian baru COVID-19 yang telah menyebar di seluruh Afrika Selatan kemungkinan terbukti lebih resisten terhadap vaksin yang saat ini sedang diluncurkan di Inggris dan negara-negara lain serta memperingatkan bahwa itu membuat kebutuhan untuk peluncuran vaksin secara global bahkan lebih kritis. Pimpinan uji coba vaksin Oxford-AstraZeneca di Afrika Selatan, Prof. Shabir Madhi, menanggap pernyataan dari pemerintah dan ilmuwan Inggris yang mengatakan jawaban pasti mungkin akan datang dalam beberapa minggu ke depan, dengan pengujian ekstensif yang sudah dilakukan di Afrika Selatan.

Kekhawatiran lainnya muncul dari sebuah fakta bahwa virus COVID-19 telah bermutasi jauh lebih banyak dibandingkan dengan varian baru yang ada di Inggris dan salah satu mutasi itu kemungkinan dapat menghindari serangan antibodi yang biasanya melawan COVID-19. Vaksin mengajarkan tubuh untuk meningkatkan respons kekebalan tubuh serta antibodi adalah protein kecil yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh yang menempel pada permukaan virus, secara efektif melumpuhkannya. Jika kemampuan untuk terhubung itu melemah, maka antibodi yang dibuat setelah pemberian vaksin menjadi tidak efektif.

Bahkan, Prof. Shabir Madhi sendiri mengatakan tidak mungkin bahwa mutasi virus COVID-19 di Afrika Selatan akan membuat vaksin saat ini tidak berguna, melainkan akan melemahkan dampak yang diberikan vaksin.

Baca Juga: COVID-19 Varian Baru, Inggris Lockdown Hingga Pertengahan Februari

2. Seorang profesor dari Cambridge University mengatakan telah meneliti bagaimana mutasi pada virus COVID-19 meningkatkan infektivitas

Ilmuwan Afsel Nilai Ada Kekhawatiran Varian Baru COVID-19Ilustrasi pandemi COVID-19. (Pixabay.com/fernandozhiminaicela)

Seorang profesor mikrobiologi klinis dari Cambridge University dan profesor kehormatan dari University of KwaZulu-Natal, Afrika Selatan, Prof. Ravi Gupta, mengatakan pihaknya telah meneliti bagaimana mutasi pada virus meningkatkan infektivitas. Ia juga menambahkan ada kebutuhan untuk mencapai keseimbangan di mana antara memperingatkan orang tentang sesuatu yang mungkin penting dan menciptakan kepanikan, yang menurutnya itulah yang terjadi. 

Langkah-langkah pengawasan dan pengendalian perlu ditingkatkan, seperti varian dari Afrika Selatan dan Inggris, yang mungkin telah menyebar ke banyak negara yang tidak memiliki sekuensing genetik komprehensif yang tersedia di Afrika Selatan dan Inggris. Prof Ravi Gupta juga menambahkan vaksin sangat penting dalam mencegah penyebaran COVID-19 semakin meluas dan perlu mengeluarkan vaksin tersebut secepat mungkin.

3. Tindakan larangan perjalanan atau liburan di tengah libur Natal dan Tahun Baru menjadi cara untuk mencegah penyebaran varian baru

Ilmuwan Afsel Nilai Ada Kekhawatiran Varian Baru COVID-19Situasi di sekitar wilayah Cape Town, Afrika Selatan. (Pixabay.com/ltennis88)

Saat menjelang liburan panjang Natal dan Tahun Baru, beberapa negara di dunia telah memberlakukan aturan baru dengan membatasi perjalanan jarak jauh atau mencegah para warganya untuk berlibur di tengah pandemi COVID-19, Menurut makalah yang dibuat bersama pada tanggal 23 Desember 2020 lalu oleh kelompok ilmiah independen Inggris, cara paling efektif untuk mengurangi penyebaran varian baru ini adalah membatasi interaksi orang, yang mencakup pembatasan perjalanan. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah berhati-hati dalam menyerukan larangan perjalanan jarak jauh serta telah mengeluarkan pedoman sementara yang merekomendasikan pendekatan berbasis risiko untuk larangan perjalanan, kecuali di saat perjalanan untuk melakukan pekerjaan penting. Profesor Onkologi Molekuler dari University of Warwick, Prof. Lawrence Young, mengatakan Inggris perlu melakukan segala kemungkinan untuk menghentikan penyebaran varian baru COVID-19 dan tindakan karantina serta pembatasan perjalanan menurutnya itu sangat penting.

Akan tetapi dengan adanya varian baru tersebut belum diketahui apakah langkah larangan perjalanan akan cukup mencegah penyebaran varian baru tersebut. Kemungkinan adanya mutasi virus COVID-19 lebih lanjut ke depannya masih ada peluang dan varian baru tersebut bukanlah mutasi yang terakhir. 

Baca Juga: Varian Baru COVID-19 Terdeteksi di Pulau Madeira Portugal

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya