Infeksi Mukormikosis Pengaruhi Peningkatan COVID-19 di India

Mukormikosis merupakan infeksi jamur yang sangat langka

New Delhi, IDN Times - Infeksi mukormikosis diketahui telah mempengaruhi peningkatan kasus COVID-19 di India akhir-akhir ini. Seperti yang diketahui, infeksi mukormikosis merupakan infeksi jamur yang sangat langka namun berbahaya dan hal ini disebabkan oleh paparan jamur mukosa. Bagaimana awal ceritanya?

1. Dokter merasa yakin bahwa mukormikosis dipicu penggunaan obat pasien COVID-19

Infeksi Mukormikosis Pengaruhi Peningkatan COVID-19 di IndiaIlustrasi virus COVID-19. (Pixabay.com/geralt)

Dilansir dari BBC, infeksi mukormikosis adalah infeksi yang sangat jarang dan hal ini disebabkan oleh paparan jamur mukosa yang banyak ditemukan di tanah, tanaman, pupuk kandang, serta buah dan sayuran yang membusuk. Menurut ahli bedah mata yang berbasis di Mumbai, Dr. Akshay Nair, mengatakan bahwa infeksi tersebut juga ada di mana-mana, bahkan ada juga di hidung dan lendir orang dalam keadaan sehat. Hal ini mempengaruhi adanya sinus, otak, serta paru-paru dan dapat mengancam jiwa para penderita diabetes atau dengan orang gangguan kekebalan yang parah, seperti kanker atau penderita HIV/AIDS.

Para dokter merasa yakin bahwa mukormikosis, yang memiliki tingkat kematian sebesar 50 persen, kemungkinan dipicu oleh penggunaan steroid, pengobatan yang dapat menyelamatkan jiwa pasien COVID-19 yang sakit parah dan kritis. Steroid mengurangi peradangan di paru-paru untuk pasien COVID-19 dan tampaknya membantu menghentikan beberapa kerusakan yang didapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bekerja terlalu keras untuk melawan virus COVID-19. Tetapi mereka juga mengurangi kekebalan dan meningkatkan kadar gula darah pada penderita diabetes serta penderita COVID-19 non-diabetes.

2. Gejala-gejala yang menyebabkan infeksi mukormikosis

Infeksi Mukormikosis Pengaruhi Peningkatan COVID-19 di IndiaIlustrasi pasien rumah sakit. (Pixabay.com/Parentingupstream)

Pasien yang menderita infeksi mukormikosis biasanya memiliki gejala hidung tersumbat dan berdarah, pembengkakan dan nyeri di mata, kelopak mata terkulai, penglihatan kabur, serta kehilangan penglihatan dan kemungkinan adanya kumpulan kulit hitam yang berada di sekitar hidung. Dokter mengatakan sebagian besar pasien mereka datang terlambat, ketika mereka sudah kehilangan penglihatan dan dokter harus mengangkat mata pasien melalui proses pembedahan untuk menghentikan infeksi mencapai otak mereka. 

Dalam beberapa kasus di India, dokter mengatakan pasien kehilangan penglihatan di kedua matanya dan dalam kasus yang jarang terjadi, dokter harus mengangkat tulang rahang melalui pembedahan untuk menghentikan penyebaran penyakit. Suntikan intravena anti-jamur yang harganya mencapai 3.500 rupee atau setara dengan Rp675,1 ribu setiap dosisnya dan harus diberikan setiap hari hingga 8 minggu adalah satu-satunya obat yang efektif melawan infeksi ini. Menurut ahli diabetes yang berbasis di Mumbai, Dr. Rahul Baxi, salah satu cara untuk menghentikan kemungkinan infeksi ini adalah dengan memastikan bahwa pasien COVID-19, baik dalam pengobatan maupun setelah pemulihan, diberikan dosis dan durasi steroid yang tepat.

Baca Juga: [UPDATE] Dalam 24 Jam, Kasus COVID-19 di India Bertambah 366.499  

3. Jumlah kasus COVID-19 di India sampai saat ini

Infeksi Mukormikosis Pengaruhi Peningkatan COVID-19 di IndiaBangunan Taj Mahal di New Delhi, India. (Pixabay.com/wiganparky0)

Sampai hari Sabtu, 8 Mei 2021, waktu setempat, India memiliki jumlah kasus COVID-19 sebanyak 22.296.414 kasus dengan rincian 242.398 kasus berakhir meninggal dunia dan 18.317.404 kasus berakhir sembuh. Di hari yang sama, India mengalami penambahan kasus sebanyak 409.300 kasus baru dengan rincian 4.133 kasus berakhir meninggal dunia.

Ini merupakan hari ke-4 secara beruntun India mengalami penambahan kasus baru sebanyak lebih dari 400 ribu kasus. Negara bagian yang paling parah terdampak COVID-19 di India berada di negara bagian Maharashtra dengan jumlah kasus sebanyak 5.053.336 kasus dengan rincian 75.227 kasus berakhir meninggal dunia dan 4.347.592 kasus berakhir sembuh. 

Baca Juga: COVID-19 Belum Reda, Tokoh Oposisi Kritik Pemerintah India

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya