Ini Kesepakatan Militer dan Oposisi Sudan Soal Masa Transisi 3 Tahun

Bakal dibentuk Dewan Kedaulatan baru

Pemimpin militer Sudan dengan pihak kelompok oposisi resmi menyatakan sepakat masa transisi selama 3 tahun. Hal ini juga termasuk dalam membentuk Dewan Kedaulatan yang baru hingga sampai Pemilihan Umum berikutnya.

Pihak militer Sudan menambahkan kesepakatan akhir tentang transisi akan tercapai dalam 1 hari ke depan. Letnan Jenderal Yasser Al Atta mengatakan DFCF akan memiliki dua pertiga kursi Dewan Legislatif selama transisi dan partai-partai yang bukan bagian dari aliansi akan mengambil sisanya.

Lalu apa bagaimana pembagian kekuasan gabungan militer-sipil di Sudan? Lebih jelasnya simak ulasan berikut ini.

1. Pihak militer mengatakan oposisi akan menguasai dua pertiga kursi di Dewan Legislatif

Ini Kesepakatan Militer dan Oposisi Sudan Soal Masa Transisi 3 Tahuntwitter.com/BBCAfrica

Dilansir dari BBC, Dewan Militer Transisi Sudan (TMC) dan pihak oposisi Deklarasi Kebebasan dan Perubahan Pasukan (DFCF) sepakat periode transisi negara akan berlangsung selama 3 tahun. Pihak militer Sudan menambahkan kesepakatan akhir tentang transisi akan tercapai dalam 1 hari ke depan.

Letnan Jenderal Yasser Al Atta mengatakan DFCF akan memiliki dua pertiga kursi Dewan Legislatif selama transisi dan partai-partai yang bukan bagian dari aliansi akan mengambil sisanya.

Salah seorang anggota DFCF, Satea Al Hajj, mengatakan sudut pandangnya dekat dan mudah-mudahan pihaknya akan segera mencapai kesepakatan mengenai komposisi Dewan Kedaulatan baru yang akan memimpin negara hingga Pemilihan Umum mendatang.

Baca Juga: Gabungan Militer-Sipil Bakal Perintah Sudan Selama 3 Tahun

2. Sebelumnya, aliansi oposisi sempat menyalahkan militer Sudan karena kekerasan di jalanan

Ini Kesepakatan Militer dan Oposisi Sudan Soal Masa Transisi 3 Tahuntwitter.com/MiddleEastMnt

Pada Selasa lalu, aliansi oposisi Sudan sempat menyalahkan pihak militer Sudan karena kekerasan jalanan yang memperumit upaya untuk menegosiasikan penyerahan kekuasaan kepada warga sipil setelah penggulingan Presiden Sudan, Omar Al Bashir, pada April 2019 lalu.

Tokoh DFCF lainnya, Madani Abbas Madani, mengatakan bahwa sangat jelas ada kekuatan kontra-revolusioner yang secara alami tidak senang dengan kemajuan dalam negosiasi. Setidaknya sebanyak 4 orang tewas dan belasan orang lainnya mengalami luka-luka dalam protes yang terjadi pada Senin, 13 Mei 2019.

Madani telah berbicara melalui konferensi pers bersama Letnan Jenderal  Yasser Al Atta mengatakan TMC telah membentuk komite untuk menyelidiki penembakan para pengunjuk rasa. Dia juga mengatakan komite bersama dibentuk dengan DFCF untuk menggagalkan upaya memecah belah di Kementerian Pertahanan.

3. Amerika Serikat mendukung sikap aliansi oposisi Sudan

Ini Kesepakatan Militer dan Oposisi Sudan Soal Masa Transisi 3 Tahuntwitter.com/AJENews

Korban tewas ketika itu yakni 1 orang polisi militer dan 3 orang demonstran. Ini adalah korban tewas pertama setelah berbulan-bulan demonstrasi yang menyebabkan tergulingnya Omar Al Bashir.

Amerika Serikat justru mendukung sikap aliansi oposisi Sudan yang menyalahkan pihak militer atas kekacauan yang terjadi pada Senin, 13 Mei 2019, lalu.

"Keputusan oleh pasukan keamanan untuk meningkatkan penggunaan kekuatan, termasuk penggunaan gas air mata yang tidak perlu, mengarah langsung ke kekerasan yang tidak dapat diterima di kemudian hari bahwa TMC tidak dapat mengendalikan," ungkap Kedutaan Besar Amerika Serikat di Sudan seperti dikutip dari Reuters.

Baca Juga: [LINIMASA] Fakta dan Data Arus Mudik Lebaran 2019

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Efendi Ari Wibowo

Berita Terkini Lainnya