Intelijen AS Dilaporkan Tak Bisa Tentukan Asal-Usul COVID-19

Beberapa agen mengira COVID-19 muncul dari paparan hewan

Jakarta, IDN Times - Berdasarkan laporan terbaru pada hari Jumat, 27 Agustus 2021, waktu setempat, Komunitas intelijen Amerika Serikat dilaporkan tidak dapat menentukan asal-usul COVID-19. Beberapa agen intelijen mengira COVID-19 muncul dari paparan alami terhadap hewan yang terinfeksi virus.

Bagaimana awal ceritanya?

1. Sebuah badan intelijen mengembangkan keyakinan moderat bahwa kasus manusia pertama disebabkan oleh bocornya laboratorium di Wuhan  

Dilansir dari BBC, laporan yang dikeluarkan baru-baru ini oleh kantor yang mengawasi 18 agen intelijen Amerika Serikat secara meyakinkan menentukan bahwa itu tidak dikembangkan sebagai senjata biologis.

Para ahli memperingatkan bahwa waktu hampir habis untuk mengumpulkan bukti permulaannya. Laporan dari Kantor Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat mengatakan komunitas intelijen tetap terbagi atas kemungkinan besar asal COVID-19.

Menurut laporan tersebut, beberapa agen intelijen yang tidak disebutkan namanya mengira COVID-19 muncul dari paparan alami terhadap hewan yang terinfeksi atau virus nenek moyang yang dekat.

Tetapi mereka hanya memiliki kepercayaan rendah dalam kesimpulan ini. Sebuah badan intelijen mengembangkan keyakinan moderat bahwa kasus manusia pertama kemungkinan disebabkan oleh peristiwa di laboratorium di Wuhan Institute of Virology, yang telah mempelajari virus corona pada kelelawar selama lebih dari satu dekade.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengeluarkan pernyataan setelah publikasi laporan dengan mengkritik Tiongkok karena tidak bekerja sama dalam penyelidikan.

Menurutnya, informasi penting tentang asal mula pandme ini ada di Tiongkok, namun sejak awal, pejabat pemerintah di Tiongkok telah bekerja untuk mencegah penyelidik internasional dan anggota komunitas kesehatan masyarakat global mengaksesnya.

Ia menambahkan dunia layak mendapat jawaban serta ia tidak akan beristirahat sampai mendapatkan jawabannya.

2. Menurut Kedutaan Besar Tiongkok di AS, penelusuran tersebut seharusnya hanya diserahkan kepada ilmuwan, bukan pakar intelijen 

Intelijen AS Dilaporkan Tak Bisa Tentukan Asal-Usul COVID-19Ilustrasi penelitian COVID-19. (Pixabay.com/fernandozhiminaicela)

Kedutaan Besar Tiongkok di Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan yang mengatakan laporan itu salah mengklaim bahwa Tiongkok terus menghalangi penyelidikan dan menambahkan bahwa laporan yang dibuat oleh komunitas intelijen Amerika Serikat tidak kredibel secara ilmiah.

Menurut mereka, penelusuran asal usul COVID-19 merupakan masalah sains, seharusnya hanya bisa diserahkan kepada ilmuwan, bukan pakar intelijen.

Pihak Kedutaan Besar Tiongkok menuduh bahwa laporan tersebut hanya ditujukan untuk mengkambinghitamkan Tiongkok, sebuah pendekatan yang akan mengganggu dan menyabot kerja sama internasional dalam pelacakan asal dan memerangi pandemi.

Pernyataan tersebut juga menuduh bahwa Amerika Serikat telah menghindar dari melacak asal-usul di Amerika Serikat serta menutup pintu pada kemungkinan semacam itu.

Tiongkok telah mengolok-olok teori bahwa COVID-19 lolos dari laboratorium di Wuhan, yang memicu pandemi serta telah mendorong teori pinggiran termasuk bahwa virus itu keluar dari laboratorium di markas Angkatan Darat Amerika Serikat Fort Detrick di Maryland pada tahun 2019 lalu.

Pernyataan kedutaan menyarankan Amerika Serikat harus mengundang pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ke Fort Detrick untuk menyelidiki.

Baca Juga: China-AS Kembali Bersitegang soal Asal-Usul COVID-19

3. Laporan baru tersebut menyimpulkan para analis tidak dapat memberikan penjelasan yang lebih pasti tanpa adanya informasi baru

Intelijen AS Dilaporkan Tak Bisa Tentukan Asal-Usul COVID-19Situasi di sekitar Wuhan Institute of Virology di Wuhan, Tiongkok. (Twitter.com/KenRoth)

Sebuah tim yang dipimpin oleh WHO yang menghabiskan waktu selama 4 minggu di sekitar Wuhan pada Januari 2021 dan Februari 2021 lalu menepis teori itu.

Tetapi laporan bulan Maret 2021 lalu, yang ditulis bersama dengan para ilmuwan Tiongkok, telah disalahkan karena menggunakan bukti yang tidak cukup untuk melakukannya.

Laporan baru dari Amerika Serikat tersebut menyimpulkan bahwa analis tidak akan dapat memberikan penjelasan yang lebih pasti tanpa adanya informasi baru dari Tiongkok, seperti sampel klinis dan data epidemiologi tentang kasus paling awal.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan kelompok itu tidak mengesampingkan hipotesis apa pun.

Organisasi yang berbasis di Jenewa, Swiss, ini akan membentuk sebuah komite baru untuk mengembangkan langkah selanjutnya dalam mempelajari virus SARS-CoV-2.

Tetapi para ahli epidemiologi mengatakan jendela ditutup untuk pengumpulan data yang berguna, terutama dari orang yang terinfeksi virus pada tahun 2019 lalu, ketika virus kemungkinan pertama kali muncul.

Baca Juga: China-AS Kembali Bersitegang soal Asal-Usul COVID-19

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya