Jaksa Agung Guatemala Copot Jaksa Koruptor Sandoval

Tindakan tersebut picu reaksi keras dari dunia internasional

Guatemala City, IDN Times - Jaksa Agung Guatemala, Consuelo Porras, pada hari Jumat, 23 Juli 2021, malam waktu setempat memecat jaksa penuntut korupsi yang dikenal secara luas di dunia internasional, Juan Francisco Sandoval. Tindakan tersebut memicu reaksi keras dari dunia internasional setelah pengumuman tersebut. Bagaimana awal ceritanya?

1. Ini merupakan kemunduran bagi supremasi hukum di Guatemala 

Jaksa Agung Guatemala Copot Jaksa Koruptor SandovalJuan Francisco Sandoval (memakai jas warna cream) dicopot oleh Jaksa Agung Guatemala karena telah melakukan berbagai pelanggaran pada hari Jumat, 23 Juli 2021, malam waktu setempat. (Twitter.com/Factor4_GT)

Dilansir dari Aljazeera.com, Jaksa Agung Guatemala telah memecat Juan Francisco
Sandoval, jaksa penuntut korupsi yang dikenal secara internasional, dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Kejaksaan Khusus Melawan Impunitas (FECI), memicu kritikan keras bahwa langkah itu merupakan kemunduran bagi supremasi hukum. Pemecatan Sandoval dari jabatan di badan tersebut, yang telah menghadapi tantangan hukum yang berusaha menyatakan badan tersebut tidak konstitusional. Unit ini awalnya dibuat untuk menangani penyelidikan yang dipelopori oleh Komisi Internasional Melawan Impunitas di Guatemala (CIGIG) yang didukung oleh PBB, yang dikeluarkan dari negara itu pada tahun 2019 lalu.

Menurut Jaksa Agung Guatemala, mengingat kurangnya kepercayaan dalam hubungan, ia memutuskan untuk memberhentikan Sandoval serta sebelumnya sempat menuduh Sandoval sering melakukan pelanggaran dan merusak pekerjaannya. Porras sendiri tidak memberikan rincian terhadap pemecatan itu. Sandoval mengatakan langkah yang diambil Jaksa Agung Guatemala dilakukan secara ilegal melalui konferensi pers serta menudingnya meminta lembaganya untuk meminta pendapatnya tentang setiap kasus yang melibatkan pemerintah.

Sementara itu, anggota ombudsman HAM setempat, Jordan Rodas, meminta Porras untuk mundur dari jabatannya.

2. Pada bulan Juni 2021 lalu, Presiden Guatemala mengkritik Sandoval 

Jaksa Agung Guatemala Copot Jaksa Koruptor SandovalJuan Francisco Sandoval (memakai jas warna cream) dicopot oleh Jaksa Agung Guatemala karena telah melakukan berbagai pelanggaran pada hari Jumat, 23 Juli 2021, malam waktu setempat. (Twitter.com/noficciongt)

Baca Juga: Presiden Guatemala Larang Protes Besar Selama 2 Minggu 

Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei, telah mengkritik Sandoval pada bulan Juni 2021 lalu bahwa dia dan seorang hakim terkemuka telah membiarkan keyakinan politik mewarnai pekerjaan mereka. Amerika Serikat merupakan pendukung vokal dari pekerjaan Sandoval, yang mencakup penyelidikan dan litigasi khusus terhadap mantan pejabat, Presiden dan pemimpin bisnis di Guatemala. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mendeklarasikannya sebagai "juara anti korupsi" dalam sebuah penghargaan bulan Februari 2021 lalu.

Pencopotan Sandoval memicu reaksi keras dari pejabat Amerika Serikat, termasuk Pejabat Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Julie Chung, yang menilai langkah itu sebagai kemunduran signifikan terhadap supremasi hukum Guatemala dan mengatakan bahwa FECI harus tetap utuh. Ia juga menambahkan ini berkontribusi pada persepsi upaya sistemik untuk melemahkan mereka yang dikenal memerangi kasus korupsi. Salah satu staf utama Joe Biden (Presiden Amerika Serikat), Juan Gonzalez, mengatakan ia tidak tahu apa yang dimainkan oleh Porras, tetapi semakin hari semakin jelas bahwa itu bukan aturan hukum.

3. Sekitar awal Juni 2021 lalu, Menteri Luar Negeri AS merasa pihatin terhadap Guatemala mengenai upaya penghapusan unit anti korupsi

Jaksa Agung Guatemala Copot Jaksa Koruptor SandovalMenteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken. (Instagram.com/secblinken)

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, pada awal Juni 2021 lalu menyatakan rasa keprihatinan mendalam kepada rekannya dari Guatemala mengenai upaya untuk menghapuskan unit anti korupsi terkemuka di kantor Jaksa Agung Guatemala. Panggilan antara Blinken dan Menteri Luar Negeri Guatemala, Pedro Brolo, dilakukan menjelang kunjungan ke Guatemala oleh Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, beberapa hari setelahnya. Pemerintahan Biden telah menjadikan perang melawan korupsi sebagai papan utama dari strategi kebijakan luar negerinya.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price, mengatakan saat itu bahwa pihaknya mengikuti dengan cermat mengenai tantangan baru-baru ini terhadap upaya anti korupsi di Guatemala. Sebelumnya, Giammattei merasa yakin bahwa Kepala FECI saat itu memiliki agenda sayap kiri yang mempengaruhi pekerjaannya dan pihaknya juga memiliki komitmen untuk mengurangi korupsi serta tidak akan mengganggu kantor Jaksa Agung Guatemala.

Baca Juga: Warga Guatemala Tuntut Pembebasan Investigator Koruptor

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya